04 - Ruangan Di Larang Berisik!

140 31 8
                                    

Happy reading!
Hayoooo udah pada tekan bintang? Kalau belum, tekan dulu yuk!⭐️

~~*****~~

Bel istirahat pertama baru saja terdengar beberapa detik yang lalu. Koridor kini terlihat ramai oleh anak-anak yang entah itu ingin ke kantin, perpustakaan, atau bahkan taman. Seluruh kelas kini lengang karena waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, tak lain tak bukan adalah karena sementara mereka akan terbebas dari pelajaran.

Farsya melangkahkan kakinya di sepanjang koridor. Kini bukan kantin tujuannya, tetapi perpustakaan. Maya lebih dulu pergi bersama Keenan untuk ke kantin, lelaki yang dikabarkan dekat dengan sahabatnya itu. Tapi yang Farsya tahu, mereka belum berpacaran.

Begitu sampai di depan perpustakaan, tangannya bergerak membuka pintu yang bagian atasnya berkaca sehingga sedikit menampilkan keadaan dalam perpus itu dengan pelan. Kakinya kemudian melangkah menyusuri rak demi rak untuk mencari sebuah buku tentang sejarah yang memang ditugaskan gurunya. Setelah berputar-putar dan akhirnya menemukan buku yang tepat, Farsya melangkahkan kakinya menuju bangku pojok yang menjadi tempat kesukaannya dari dulu.

Namun begitu sampai di dekat sana, Farsya menemukan orang lain sudah menempati tempat incarannya itu. Berdecak, Farsya langsung cemberut. Lelaki itu menenggelamkan wajahnya pada dua lipatan tangan sehingga Farsya tidak bisa melihatnya. Sebuah buku sejarah sama seperti yang diambilnya tadi tergeletak di sebelah kanan lelaki tersebut.

Dari perawakannya, sepertinya Farsya tahu siapa lelaki itu. Begitu dia berjalan lebih dekat dan bahkan sudah di depannya, dugaan Farsya benar. Dia Shalga. Bau parfum lelaki itu sudah Farsya hapal di luar kepala.

Mengangkat bahu, Farsya akhirnya memutuskan duduk di kursi panjang yang juga diisi Shalga tersebut. Tentu gadis itu tetap menjaga jarak. Tidak mau terlalu dekat dengan Si Matematika.

Tangan gadis itu perlahan membuka sebuah buku gambar yang memang sengaja dia bawa tadi, menuju halaman yang kosong karena sebagian telah terisi. Farsya berpangku tangan. Menimbang apakah kira-kira yang akan ia gambar.
Hingga pergerakan di sampingnya membuat ia menoleh. Kini, Shalga membenahi posisinya menjadi menghadap Farsya meski masih menumpukan kepala pada kedua lipatan tangan. Mata lelaki itu terpejam. Wajahnya terlihat tenang.

Farsya memandangi Shalga dalam diam. Lelaki yang sedang tertidur itu seperti bukan Shalga. Karena biasanya bukan wajah tenang dan polos itu yang dia lihat. Melainkan wajah songong dan minta di pukul.

Entah pikiran dari mana, tapi tangan Farsya mulai bergerak menggoreskan pensil pada buku gambarnya. Sambil seringkali menoleh pada Shalga. Ya, lelaki yang sekarang menjadi objek gambar Farsya. Lelaki yang sedang tertidur pulas tanpa terganggu akan kehadirannya. Lelaki yang selalu saja merecoki harinya.

Beberapa menit kemudian, gambaran Farsya hampir selesai. Mungkin kurang sentuhan terakhir untuk memperindah gambarannya. Namun pergerakan Shalga yang tiba-tiba membuat ia tersentak. Buku gambar itu jatuh di bawah meja. Begitu tangan Farsya ingin mengambilnya, seruan Shalga membuat ia mengurungkan niatnya.

"HEH?!!" teriak Shalga.

Farsya berdecak mendengar teriakan Shalga. Ia kemudian menoleh pada Shalga dengan tatapan tajam. Memperingatkan.

Sedangkan Shalga jelas juga terkejut mendapati seseorang ada di sebelahnya ketika bangun tidur. Dan orang itu tak lain tak bukan adalah Farsya!

"NGAPAIN LO DI SINI?!! LO MAU APA-APAIN GUE YA?!" Lagi, Shalga berteriak heboh.

Farsya menutup kedua kupingnya dengan kedua tangan. "Ini perpustakaan bego. Bisa diem nggak?!" Kan kann, Farsya jadi ikut kesal.

"Sssttttt! Jangan berisik!" ujar seseorang yang duduk di kursi yang lumayan jauh dengan mereka.

Hate Math And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang