"Hana! Jangan bohong aku tau kamu nyembunyiin sesuatu"
Tiba-tiba gue nangiss gatau kenapa, rasanya hampir seminggu setelah Jaehyun mohon mohon minta janji buat gak ninggalin dia, rasanya hati gue kayak bakal pisah jauh gitu sama jaehyun.
"E-eh kok nangis" ucap Jaehyun panik
Gue masih nundukin kepala gue sambil nangis
"Mau peluk?" Ucap Jaehyun
Gue langsung meluk jaehyun, erat banget. Jaehyun ngelus kepala gue. "Cerita ya, kenapa hmm?"
"Kamu yang kenapa jae" ucap gue masih nangis di pelukan dia
"Loh? Aku kenapa?"
"Kamu mau pergi?"
Jaehyun tiba-tiba diem
"Jawab jae"
"E-enggak"
Gue ngelapasin pelukan gue terus natap dia
"Jujur jaehyun, kamu mau pergi kemana?"
"Jadi kamu udah tau?"
"jadi beneran?"
"Maaf" ucap jaehyun sambil nunduk
Deg! Hati sama pikiran gue makin gak karuan, gue nangis lagi bener-bener nangis. Jaehyun langsung meluk gue.
Jae
Jae masih nunduk, "Maaf maaf maafin aku"
Gue menghela nafas,
"Ada apa? Cerita aja aku gapapa"
Jaehyun masih diam
"Kamu tau darimana?"
"Aku gak tau dari siapa-siapa, aku cuma ngerasa kamu nyembunyiin sesuatu"
"Maaf"
Lagi-lagi gue menghela nafas kasar
"Hana dengerin, jangan marah, aku harus pergi, aku ngelanjutin kuliah di LA"
"Kenapa gak bilang?"
"Aku takut kamu marah"
"Justru kalo kamu gak bilang aku marah jae"
"Maaf" ucapnya nunduk.
"Kamu mau ninggalin aku sendiri disini?" Ucap gue lirih
"Cuma 4 tahun, tunggu ya, kamu udah janji"
"Tapi—"
"Hana denger, aku disini masih punya waktu sama kamu, 6 bulan lagi"
"6 bulan itu cuma sebentar jae"
"Sebisa mungkin selama 6 bulan ini kita sama-sama"
Gue diem, entahlah rasanya aneh saat gue denger Jaehyun mau pergi jauh. 'Sakit' bisa dibilang, jauh di lubuh hati gue. Hanya saja, sudahlah ini juga keputusannya kan? Gue gak bisa egois buat ngelarang dia.
"Kamu gamau aku pergi?"
Gue menggeleng
"just tell me if you really don't want me to go"
"I can't be selfish"
"You can"
"No jae, aku emang kaget denger kamu mau pergi, but this is your choice for your future, I can't be selfish"
Jaehyun menghela nafasnya lalu tangannya meraih tangan gue untuk di genggam, sebelah tangan Jaehyun ngelus kepala gue
"Hana, dengerin ya, maafin aku karena aku gak bilang dari kamarin kalo aku mau kuliah di LA, aku takut marah, aku gamau. Sumpah demi apapun"
"Aku gak marah kok, emang cuma aku shock aja dengernya, sedih juga kamu bakal jauh dari aku dalam beberapa bulan kedepan"
"Just four year, setelah itu aku bakal balik lagi ke kamu kita ketemu lagi. Pliss kamu mau nunggu kan?"
Gue diem Bukannya apa-apa, tapi gue ragu sams diri gue sendiri, bukannya gue ragu sama jaehyun, tapi gue lebih ragu sama diri gue sendiri, gue takut kalau gue yang bakal ngecewain dia.
"Kok diem" ucap Jaehyun
"Aku gak yakin"
"Gak yakin apanya?"
"Aku gak yakin kalo kita bisa lewatin ini, apalagi ldr beda negara"
"Yakin, percaya, aku, kamu, kita pasti bisa"
Mata gue berkaca-kaca, ya gimana ya, emang sih masih lama dia pergi 6 bulan lagi. Tapi tetep aja, bayangin aja orang yang denger kalau orang yang paling penting di hidupnya bakal pergi jauh gimana? Ada nyesek, gak rela.
Tiba-tiba jaehyun mendekatkan dirinya ke gue, terus meluk. Hangat, aman, nyaman. Jujur kalau gue egois gue pengen bilang dia buat jangan pergi, tapi gue juga gak seegois itu.
Gue pun membalas pelukan Jaehyun, erat.
"Kamu tau gak kenapa aku gak mau kamu ninggalin aku" ucapnya tiba-tiba
Gue geleng
"Because you're Hana. I don't know, but you mean a lot to me. so I'm begging you, we have to go through this together, please stay here okay?"