5

61 2 0
                                    

Aeleasha terus saja meneteskan cairan bening yang tak hentinya mengalir di wajah cantiknya semenjak keluar dari pusat perbelanjaan tersebut, tubuhnya bergetar jantungnya berdetak hebat tak menyangka ia akan bertemu pria penghancur kehidupannya.

Kenapa? Kenapa dia harus datang disaat semuanya baik-baik saja? Kenapa hatinya semudah itu terluka padahal ia bersusah payah mengobati nya.

Benda pipih yang berada di tas Aeleasha berbunyi, Aeleasha cepat-cepat menghapus jejak air matanya kemudian mengangkat telepon ketika sambungannya sudah tersambung. Aeleasha yang suaranya sudah serak langsung menetralkan kembali suaranya yang parau akibat menangis cukup lama.

" Halo Ra, ya kenapa? "

" Eh lo jam berapa ni kesini? Karatan ni lama²! "

" Lagi otw "

" Yaudah cepetan, gpl! "

Tutt!
Telpon dimatikan secara sepihak, Aeleasha menghembuskan nafasnya lelah pasti sahabat-sahabatnya marah karena menunggunya sangat lama.

Aeleasha sedikit memperbaiki polesan di wajahnya karena terlihat sembab sehabis menangis tadi dan juga tatanan rambutnya yang sedikit kusut ia rapikan. Setelah semuanya selesai Aeleasha melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

At Hospital Mareline Jonson

Aeleasha membawa kado cukup besar sampai-sampai separuh wajahnya tertutupi olehnya, kini ia tepat berada di depan pintu kamar yang bertuliskan Ruang Rose 145 dimana semua orang yang berada didalamnya sedang berbahagia tidak seperti dirinya yang menyedihkan.

Ceklek!

Aeleasha membuka perlahan knop pintu agar tidak menggangu malaikat kecil didalamnya. Nuansa khas bayi  sungguh kental didalam ruangan, lihatlah pernak pernik yang memenuhi ruangan sangat indah dan cantik untuk dilihat.

Kedatangan Aeleasha disambut dengan pemandangan seorang perempuan yang tengah menyusui bayi mungil yang berada dipangkuanya.

" Haii onty jomblo sini, lihat aku yang ganteng ini, oh ya kapan nih kasih aku temen? " suara yang dibuat² seperti anak kecil keluar dari mulut ibu si anak yang tak lain dan tak bukan adalah Bellicia, ya Bellicia telah melahirkan anak pertamanya yang diberi nama Shean Maxime.

Semua orang yang berada disana tertawa, membuat malaikat kecil itu menggeliat risih. Aeleasha yang mendengarnya hanya mencebik bibirnya kesal.

" Haii ponaan onty yang ganteng nih onty cantik bawa kado gede buat kamu " ucap Aeleasha sambil meletakkan kadonya di tempat yang disediakan.

" Astaga Asha apaan tuh isinya, liat diantara banyak kado disono kado lo yang kelewatan gede " ucap Syawrin sambil menunjuk ke arah banyaknya kado yang terletak di atas meja.

" Biarin suka-suka gue dong, lo iri karna kado gue lebih gede dari pada kado lo?! "

"Ihh lo bener-bener nyebelin mau gue jamb.. "

Tinggal sejengkal lagi maka rambut Aeleasha akan berada ditangan Syawrin yang berencana akan menjambak rambut Aeleasha. Belum juga niat Syawrin tercapai dengan seenak hati suaminya menahan tangannya dan memberi tatapan peringatan yang membuat nyali Syawrin menciut seketika.

Trust YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang