clip six

1.3K 236 29
                                    

Entah sudah keberapa kali Sarka menghela napas. Matanya dengan kosong menatap ke arah cermin. Sama sekali abai dengan tangan-tangan ahli yang sibuk memoles wajahnya.

Setelah kejadian sore kemarin, Hanan dan Sarka belum berbicara sama sekali. Suasana keduanya begitu dingin. Bahkan, hari ini Mbak Gina selaku kakak Sarka yang mengantarnya ke tempat test make up untuk acara pernikahannya nanti.

Belum ada pesan apapun dari Hanan. Sarka pun enggan menghubungi duluan. Ia lebih memilih memberikan waktu kepada Hanan untuk menjernihkan pikirannya.





"Eh, calon mempelai nggak boleh sedih dong. Bentar lagi mau nikah sama yang tersayang, masa sedih sih?" Celetuk si penata rias begitu ia dengar helaan napas Sarka lagi.

Sarka melirik Mbak Poppy si penata rias dengan senyum canggung, "Eh, iya mbak."

"Lagi ada masalah ya, sama calonnya?"

"Eh, kok tau?"

Poppy tertawa, "Tau lah, saya kan juga pernah nikah," Penata rias berambut pirang itu menyapukan brush ke wajah Sarka. "Wajar, emang kalau udah mau hari H pertengkaran kecil itu pasti ada kok,

"Saya dulu malah sempet ngundur tanggal pernikahan sampai seminggu karena masalahnya belum selesai."





Sarka membulatkan matanya begitu dengar cerita si penata rias. Gimana nanti kalau pernikahannya sampai diundur? Atau malah dibatalkan?





"Nggak usah panik," Poppy terkekeh, "Bicarakan pelan-pelan dengan kepala dingin. Cari jalan keluarnya. Inget, kalian bakalan hidup bersama sampai akhir hayat loh."

Sarka tersenyum kalem, "Iya, nanti dicoba." Doakan saja dia berani menghadapi Hanan yang super duper menyeramkan kalau sudah marah.

Poppy hanya tersenyum manis. Menepuk kepala Sarka lembut, "Udah selesai," Ia berpindah ke belakang Sarka. Ikut menatap pantulan wajah pria itu dalam cermin, "Suka? Atau mau ada yang di tambah atau kurangin?"

Sarka meneliti wajahnya yang terpantul. Ia kemudian menggeleng, "Udah pas kok. Keliatan natural."

"Eh, ada yang kurang," Poppy menyela. Menimbulkan kerutan tipis di kening Sarka, "Senyumnya mana? Kan pengantin itu harus senyum terus, supaya kehidupannya ke depan selalu bahagia." Poppy menarik kedua sudut bibir Sarka perlahan, "Nah, ginikan tambah manis."

Sarka nyengir, "Hehe, makasih loh mbak. Saya jadi malu." Ujarnya, "Yaudah, saya mau ke Mbak Gina dulu ya. Makasih ya, untuk hari ini."

Poppy mengacungkan dua ibu jarinya, "Oke, semoga masalahnya cepat selesai ya..."





Setelah membalas dengan anggukan. Sarka bergegas keluar dari rumah Poppy untuk menghampiri kakaknya yang pasti tertidur di dalam mobil. Tapi, bukannya melihat Honda Jazz milik Gina, Sarka justru dihadapkan dengan Range Rover milik sang terkasih.



Yang kini sedang bersandar santai dengan kedua tangan dalam saku sambil memandangi Sarka.



Ya siapa lagi kalau bukan Hanan?



"Mbak Gigi–"

"Aku suruh pulang," Sela Hanan. Ia lalu membuka pintu mobil, "Masuk."



//



Keheningan menyerang keduanya.

Hanan yang fokus menyetir dan Sarka yang ragu untuk membuka mulutnya.

Hanya beberapa saat, sebelum akhirnya Hanan menepikan mobil di tempat yang sepi. Tau kalau mereka berdua butuh berbicara.



"Jadi," Sarka lebih dulu membuka suara. Si lawan bicara menoleh setelah melepas sabuk pengaman, bersiap mendengarkan apapun yang keluar dari mulut Sarka, "Kasih aku alasan kenapa nggak boleh ngundang Reza?"

ROAD TO MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang