10

12 5 0
                                    

"Kau punya rencana setelah ini?" tanya Joonie saat mereka duduk sebangku di dalam bis kecil itu.
Bastian menjemput Brianna, tapi Luna memutuskan untuk naik bis saja.
"Aku akan bekerja. Shiftku malam hari ini. Kenapa?"
"Bagaimana kalo kita nonton?Aku lihat ada film bagus. Keanu Reeves...Sandra Bullock..."
"Speed?"
"The Lake House. Ku dengar filmnya bagus. Tapi karena kau bekerja....bagaimana kalo Senin sore?"
"Aku libur hari Senin...kuliahku masuk pagi. Baiklah.....jam berapa?"
"Jam tujuh...aku akan menjemputmu."
"Oke."
"Bagus."
Percakapan itu selesai. Luna menyandarkan kepalanya ke jendela dan memandang ke luar. Jalanan basah karena kemarin hujan. Tapi rumput rumput dan pepohonan tampak menghijau. Sekilas dia melihat pantulan wajah pemuda di sebelahnya di kaca jendela. Dia memejamkan matanya. Mungkin tertidur. Dan wajahnya sungguh manis....sempurna....Luna merasa istimewa karena berada di sisinya saat ini.

"Hai,sweety...bagaimana kabarmu hari ini?" Vivian menyambut Luna di ruang ganti pegawai.
"Agak lelah...tapi gembira seperti biasa..bagaimana keadaan ibumu?"
" Baik....kesehatannya semakin membaik. Thanks kau banyak membantuku selama ini..."Vivian memeluk Luna. Membuat bandonya nyaris copot.

"Aku mendoakan kau segera bertemu jodohmu..."bisik Vivian sambil menaruh sepoci kopi di depannya.
Luna tersenyum dan melihat Nam Joon membuka pintu kafe. Dia memang sudah datang....Luna berjalan ke arah kursi tempat pemuda itu duduk.
"Apa yang ingin kau pesan?"

Luna terlambat bangun keesokkan harinya. Padahal dia berencana jogging hari ini. Tapi tak apa. Luna memandang deretan pot berisi tanaman anggrek yang baru dia beli. Mungkin dia harus membuatnya terkena air hujan.
Sebuah mobil tampak berhenti di depan rumah Joonie. Luna melihat Ye Rin turun diikuti beberapa orang laki laki seumurannya. Mereka tampak akrab. Mungkin teman temannya Joonie. Seorang pemuda yang paling terakhir turun memandang Luna sesaat dan melempar senyum sebelum masuk ke dalam rumah itu.

Luna menghabiskan waktu sepanjang siang untuk memasak dan mencuci baju. Entah mengapa dia merasa waktu berjalan lambat.
Tapi tak apa....banyak hal yang bisa dia lakukan. Dia membuka lemarinya dan mengambil beberapa baju. Apa yang dia pakai nanti. Apa yang Joonie sukai? Dia tidak tahu...dia bahkan tak tahu apa pekerjaannya?Apakah dia harus bertanya? Tidak....dia sudah kehilangan kata kata setiap dia melihat Joonie tersenyum. Apa yang ada di otaknya mendadak lenyap begitu saja setiap dia melihatnya...

Alarm itu berbunyi...membuat Luna terbangun dari tidurnya.
Sudah setengah enam sore....waktunya bersiap siap...hei ada apa ini? tanya Luna dalam hati.
Dia mengambil gaun berwarna biru tua yang jarang dia pakai. Hanya ke bioskop....bukan makan malam. Bagaimana kalo jeans dan blus lengan panjang yang cantik ini?
Mungkin sedikit make up. Tidak...tidak...pipinya sudah terlihat memerah...tidak perlu pakai blush on...Luna tersenyum sendiri. Kenapa perasaannya begitu berbunga bunga?

Luna melihat jam tangannya. Jam tujuh lewat sedikit...dia belum datang.
Gadis itu melihat ke seberang rumahnya. Kenapa rumah itu gelap? Mungkin Joonie lupa membayar tagihan listrik atau dia tertidur. Em...tidak. Mobil yang dipakai Ye Rin tadi juga tidak ada. Mungkin dia pergi dengan teman temannya.
Apa aku harus menelponnya? Luna mengambil ponselnya dan menghubungi Joonie. Berdering. Lama. Tak ada jawaban. Sekali lagi.Tetap sama.

Baiklah....Luna bangkit dari duduknya. Mungkin dia berharap terlalu banyak....Kenapa dia harus kecewa?Toh aku bisa pergi sendiri, batin Luna. Dia sudah berdandan...mungkin Joonie lupa. Its ok....lagipula mereka cuma teman.....

Hari ini langit cerah. Udara cukup sejuk karena hujan siang tadi. Cukup banyak orang yang berlalu lalang di jalan meskipun hari ini hari Senin. Luna memandang ke arah lapangan basket di seberang jalan. Tampak beberapa orang sedang bermain basket. Mereka tertawa cukup keras dan tampak gembira. Dan sosok yang dia kenal tampak baru saja memasukkan bola. Kim Nam Joon. Dia tampak senang telah mencetak angka. Rupanya dia ada di sini. Dia terlihat gembira. Apakah Luna harus marah...tidak...
"Luna...hai...Luna."
Luna menoleh dan melihat Ye Rin baru saja keluar dari mini market dengan kantong berisi botol air mineral di tangannya.
"Hai...Ye Rin. Apa yang kau lakukan?"
"Aku berolahraga...ayo bergabung..."
Kalimatnya terhenti. Dia memandang Luna.
"Kau sangat cantik. Aku tak pernah melihatmu seperti ini."
"Thanks...aku pergi dulu. Sampai jumpa."

Show Me The True Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang