11

17 4 0
                                    

"Aku bertemu Luna tadi..."
Ye Rin berkata sambil memberikan air mineral yang dia bawa.
"Luna?"
"Ya...dia ada di depan tadi."
Joonie menenggak minumannya lalu terbatuk saat dia ingat sesuatu.
Luna...yeah...
OMG jam berapa sekarang? Joonie menyambar tas olahraganya dan berlari keluar dari lapangan sambil membuka ponselnya. Dua panggilan dari Luna. Itu sudah lebih dari satu jam yang lalu.....

Jalanan di depan bioskop itu tampak ramai. Apa Luna pergi ke sana?
Dia menelponnya...tapi tak di jawab.
Joonie memandang poster film yang akan dia tonton dan berusaha menemukan tiket bioskop yang tadi dia beli. Tapi rasanya percuma...film itu akan berakhir 15 menit lagi. Lalu dia melihat Luna duduk di salah satu bangku yang ada di ruang tunggu dengan popcorn di tangannya. Joonie memandangnya dengan perasaan bersalah. Bagaimana dia bisa lupa?

"Aku minta maaf,Luna. Aku benar benar lupa...."
Luna memandang pemuda yang berdiri di depannya. Penyesalan tampak jelas di wajahnya. Dia pasti berlari tadi. Luna memandang keringat di wajahnya dan nafasnya yang tidak teratur. Pasti Ye Rin memberitahunya dan dia pergi dengan terburu buru.
"Gak pa pa...kita bisa nonton lain kali."
"Kau tidak marah?"tanyanya. Dia memandang Luna yang tampak cantik. Membuat Joonie semakin merasa bersalah.
Luna menggeleng,"Lupa adalah hal manusiawi...lagipula kau gembira bertemu teman temanmu kan? Kegembiraan adalah hal yang penting dalam hidup. Btw...acara nonton kita batal kalo begitu. Bagaimana kalo kita pulang? Aku ada kuliah pagi besok."
"Aku akan mentraktirmu makan kalo begitu. Sebagai permintaan maaf. Kau mau?"
"Aku ingin makan pizza."

Mereka duduk di bangku taman dengan sekotak pizza.
"Langit cerah hari ini. Lihat..."
"Jarang terjadi...sekarang musim hujan."
"Kemari...udara bertambah dingin."
Joonie memakaikan jaketnya ke tubuh Luna.
" Thanks...kita pulang sekarang ? pizzanya sudah habis."
"Oke."

"Beberapa hari lagi, aku akan kembali ke Korea....liburanku sudah selesai. Sayang sekali...aku berharap bisa lebih lama di sini. Tapi ada banyak yang harus ku kerjakan."
"Apa pekerjaanmu?" tanya Luna.
"Aku membuat musik, aku menulis lagu..."
"Wow...kau hebat."
"Kami baru mulai...dan aku berusaha keras agar berhasil."
"Kau pasti berhasil. Aku yakin."
"Kau yakin?"
"Bukankah kau sudah bekerja keras?"
"Yah...kau benar."
Keduanya melangkah menyusuri jalanan yang mulai sepi. Dan perjalanan itu terasa sangat singkat bagi Luna.

" Kita sudah sampai. Thanks jaketnya."
"Aku sungguh minta maaf."
"Kau sudah minta maaf berulangkali. Sudah cukup. Aku tidak menerimanya lagi. Sampai jumpa."
Luna melambaikan tangan dan menyebrang jalan.

"Kekasih baru, Luna?"
Luna menoleh dan melihat sosok yang paling tidak ingin dia temui di dunia ini, tengah duduk di teras rumahnya.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?Pergi..jangan ganggu hidupku, Larissa."
"Tidak mudah bagiku mendapat alamat ini...kenapa aku harus cepat pergi? Kita masih punya urusan yang belum selesai, Luna."
"Pergi...sudah cukup kau mengacaukan hidupku."
"Kau membuatku di penjara selama dua tahun...dan aku bersumpah...hidupmu takkan mudah setelah ini, Luna."
"Pergi...atau aku telpon polisi."
"Jadi siapa namanya?Kim Nam Joon?"
"Bukan urusanmu."
"Kau menyukainya? Aku melihatnya dengan jelas di matamu.Tapi, sebaiknya kau lupakan dia....karena besok, dia tidak akan mau melihat wajahmu lagi...Reihan bahkan meninggalkanmu..."
"Plakk!!"
Tamparan keras Luna mendarat di pipi Larissa hingga gadis itu hampir jatuh.
"Jangan berani kau menyebut namanya di rumahku..."
"Menyakitkan bukan,Luna? Jangan kuatir,kau akan mengalami ini lagi..."
"Aku bilang pergi..."
Larissa menyeringai dan melangkah keluar menuju mobilnya.
Luna menarik nafas, berusaha mengendalikan diri...Larissa telah kembali....

Show Me The True Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang