3

28 5 0
                                    

"Terimakasih..."Luna menerima kunci dari pemilik kontrakan yang akan dia tempati. Wanita itu adalah saudara Bu Meity.
"Semoga kau betah tinggal di sini..sampai jumpa..."
Brianna memandang sekelilingnya.
"Aku suka tempat ini,Luna. Lihat pepohonan rindang dan sungai kecil di sana." Jalanan di depan rumah itu juga tidak begitu ramai. Mungkin orang orang sedang bekerja atau sekolah saat jam segini..jadi suasana tempat ini terlihat sepi.

Ya....tempat ini memang bagus...dan lebih penting lagi,tak ada yang mengenalnya di sini. Dia hanya ingin hidupnya tenang. Dia ingin kuliah dan bekerja seperti Brianna.

Luna membuka pintu dan masuk ke dalam rumah diikuti Brianna.
Rumah itu mungil dengan hanya satu kamar,satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Luna merasa dia akan betah tinggal di sini. Dia hanya butuh 5 menit jalan kaki ke kafe dan 15 menit jalan kaki ke kampus jika dia mengambil jalan pintas melalui taman dan jembatan di sungai kecil yang tadi dilihat Brianna.
"Aku akan ke sini lagi nanti....shiftku mulai 15 menit lagi. Aku akan membantumu beres beres nanti. Bye."

Luna tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Tolong tutup pintunya ya..."
Luna membuka pintu kamar dan tersenyum.Sudah ada tempat tidur dan lemari. Dia juga sudah membawa seprei dan bantal kesayangannya. Sempurna.
Dia hanya tinggal membeli peralatan dapur yang dia perlukan.Agak panas di sini....mungkin aku perlu membuka jendela,ucap Luna dalam hati. Gadis itu melangkah dan membuka tirai dan daun jendela yang cukup lebar.

Pandangannya tertuju ke rumah yang ada di seberang jalan. Seorang cowok baru saja memarkir sepedanya di depan rumah itu.
Luna menggelengkan kepalanya tak percaya. Dia lagi....apa yang dilakukannya di rumah itu?Apa dia tinggal di sana?Luna bertanya dalam hati. Luna mengamatinya sesaat,dia tampak mengambil sesuatu dari saku celananya. Kunci pintu.
Jadi benar dia tinggal disana....artinya dia bertetangga dengan si lesung pipi itu. Sulit dipercaya. Dunia ternyata begitu sempit.Jangan sampai Brianna melihat ini....
Luna tertawa dalam hati sambil menutup jendela kaca itu dan membiarkan tirainya terbuka. Dia bersenandung kecil sambil memasang seprai saat ponselnya berbunyi. Dari mamanya.
"Hai...Ma.Ada apa?"
"Bik Ati bilang kau meninggalkan rumah tadi pagi. Ada apa?Kau baik baik saja?Terjadi sesuatu?" tanya mamanya dengan khawatir.
Luna menarik nafas dan tersenyum
"Luna nyari tempat yang deket kampus ama kafe. Aku capek tiap hari bolak balik naik bus. Ada Bik Ati yang jagain rumah Luna kok."
"Lagian kamu ngapain kerja part time. Kuliah ya kuliah aja yang bener."
"Ma....bisa kita gak bahas ini lagi?"
"Oke. Apa Brianna teman yang baik...yah ...maksud mama.....kau tahu...mama gak mau kamu salah gaul lagi. Oke?"
"Brianna baik kok....mama gak usah kuatir. Luna bisa jaga diri."
"Ya udah kalo gitu....jaga diri....makan tepat waktu. Bye Lulu."
"Bye,Ma."
Luna meletakkan ponselnya dan mulai menaruh baju bajunya di lemari. Juga peralatan riasnya di meja rias kecil yang ada di samping tempat tidur. Finally....kamar udah selesai. Sekarang giliran dapur.

Hari sudah menjelang sore saat Luna selesai membereskan rumah barunya. Dia akan pergi ke toko perabotan untuk membeli beberapa peralatan dapur...juga bahan makanan. Luna mencatat apa saja yang ingin dia beli lalu bergegas untuk mandi. Sungguh hari yang melelahkan. Dia berharap segalanya akan lebih baik setelah ini.....

Show Me The True Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang