30. Marah😠

223 4 0
                                    

🍁Kalau di tanya marah? Yah aku marah, aku kecewa kamu lebih percaya dia daripada kekasihmu sendiri. Apa ini yang namanya cinta sendiri? Hanya aku saja yang berjuang, tapi kamu diam hanya memandang masa lalumu🍁

Cantika,

Cantika nggak habis pikir dengan perlakuan hafidz, kenapa dia masih saja membela mantan pacarnya daripada dia yang seharusnya kekasihnya sendiri. Rasa kesal, marah, kecewa menjalar dalam diri cantika. Untuk saat ini rasanya dia tidak ingin berbicara lagi pada hafidz supaya cowok itu bisa berfikir dan melihat kenyataan dengan benar.

Dan benar saja malam ini cantika pergi mencari makan malam sendiri daripada harus mengajak hafidz yang akan membuat moodnya semakin buruk. Dia juga ingin memberi pelajaran pada cowok itu.

Saat ingin melewati pintu ruang tamu ada hafidz disitu dan dia langsung berdiri dan bertanya pada cantika.

"Mau kemana yank?" Tanya hafidz pasalnya cantika tidak pernah ngomong kalau mau pergi dan yang di tanya cuek dan diam saja tidak menanggapi obrolan hafidz.

"Kok di tanya diam saja? Aku lagi ngomong sama kamu lho yank" ulang hafidz dengan kata lembut tetapi tetap saja tidak ada jawaban sehingga membuat hafidz berdiri dan menghampirinya langsung.

"Kamu kenapa sih? Marah sama aku? Ya udah maaf kalo mungkin aku ada salah" tanya hafidz begitu tulus

"Stop bicara sama aku, sekarang mood ku sedang buruk jadi nggak usah nambah masalah" jawab cantika langsung ngegas

"Emang kenapa kalo aku ngomong? Kamu lupa aku pacar kamu?sebenarnya apa sih salahku kenapa kamu jadi jutek gini?" Tanya hafidz yang penasaran dari tadi dengan sikap dingin cantika.

"Lebih baik kamu intropeksi diri sebelum bicara denganku lagi" kata cantika dengan berakhir pergi keluar rumah begitu saja.

Hafidz tidak habis fikir dengan sikap cantika kali ini kenapa dia berubah jutek padahal biasanya dia selalu bersikap lembut kepada siapapun.

"Apa aku salah ngomong? Atau gara-gara masalah tadi siang ya?" Hafidz berfikir keras tentang perubahan sikap cantika.

    Setelah cantika keluar barulah hafidz menyusulnya, diam-diam dia berjalan di belakangnya.

"Kamu ngapain sih ngikutin aku? Aku udah bilang sebelum kamu tau salah kamu apa jangan pernah dekati aku dulu" kata cantika diliputi rasa emosi.

"Yank, kamu jangan kaya gini dong. Ya udah maafin aku ya!! Aku janji nggak akan bikin kamu kesel lagi. Dan maaf buat tadi siang, aku nggak bermaksud untuk tidak percaya sama kamu. Tapi kita nggak boleh nuduh juga kalo nggak ada bukti. Please.. kita sama-sama cari buktinya dulu ya" pinta hafidz memelas.

      Cantika yang mendegar kata-kata hafidz yang terasa begitu tulus di telinganya jadi tidak tega untuk memarahinya lagi. Hafidz benar dia nggak boleh negatif thinking sama orang lain. Dia harus membuktikannya sendiri.

"Ya udah.. kali ini aku maafin kamu dan aku juga minta maaf udah marah-marah sama kamu.
Aku setuju denganmu untuk nyari bukti dulu sebelum bertanya kepada wulan langsung" kata cantika di akhiri dengan senyum manis.

"Nahh.. gitu dong, itu baru namanya cewek aku. Aku bangga sama kamu, sekarang mau aku anterin?" Hafidz menawarkan diri.

"Boleh, naik apa?" Tanya cantika yang heran karrna hafidz tidak membawa kendaraan ninja hijaunya.

"Hehehe sekali-sekali jalan ya yank sama aku, nggak papa kan? Biar romantis" kata hafidz nyengir kuda.

"Romantis darimana? Capek tauk" jawab cantika dengan wajah cemberut.

Cinta SegitigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang