43. Belum bisa menerima

321 11 4
                                    

🍁Saya tau saat ini anda masih belum bisa menerima kehadiran saya, tapi suatu hari nanti saya yakin anda akan bisa membuka mata dan hati anda untuk saya🍁

Cantika,

Selesai makan malam dari restoran, hafidz membawa cantika menuju rumahnya. Dengan hati yang gembira serta wajah ceria mereka berjalan dengan bergandengan tangan.

Sampai di depan rumah hafidz membunyikan bel pintu rumah. Mamanya yang mendengar ada tamu datang menyuruh pembantunya membukakan pintu.

"bi iyem, bukain pintu sana!" kata dewi menyuruh pembantunya.

"Iya nyonya"jawab bi iyem patuh lalu berjalan menuju pintu depan dan membukanya.

"eh, den hafidz dan mbak cantik ayo masuk nyonya dan tuan ada di dalam" kata bi iyem ramah.

"makasih bi"jawab hafidz dan cantika hanya bisa tersenyum melihat pembantu hafidz lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

"malam ma" sapa hafidz mencium pipi dewi yang sedang menonton televisi.

"malam juga sayang"Jawab dewi lalu menatap malas pada cantika.

"malam tante"sapa cantika sambil mencium punggung tangan dewi tapi dia enggan menjawab sapaan cantika. Bahkan sebelum cantika sempet mencium tangannya dia sudah menariknya lebih dulu.

"ada apa kamu kesini hafidz?" tanya dewi tanpa basa basi lagi karena kesal melihat anaknya kembali dengan gadis murahan itu lagi. Sia-sia usahanya selama ini memisahkan mereka berdua karena kenyataannya mereka bersama lagi.

"hafidz mau pengen ngomong serius sama mama dan papa. Oh iya, papa dimana ma?" tanya hafidz hanya untuk mencairkan suasana karena melihat sikap mamanya yang kurang baik pada kekasihnya.

"di ruang kerjanya"jawab dewi datar.

"ya udah biar aku samperin dulu ma" kata hafidz dan dewi hanya mengaguk tanpa berbicara.

"sayang kamu tunggu sini dulu ya!" kata hafidz menyuruh cantika menunggunya agar dia lebih leluasa ngobrol dengan mamanya dan siapa tau dia bisa mengambil hati mamanya juga.

"iya" jawab cantika sambil tersenyum lalu hafidz meninggalkannya sendiri dengan mamanya.

     Keadaan seperti inilah yang membuat canggung cantika. Dia berdiri kaku di samping mamanya hafidz yang terlihat cuek sedang menonton televisi tanpa menghiraukan keadaannya. Untuk menghilangkan perasaan itu, cantika mencoba mengajak ngobrol calon mertuanya itu.

"tante apa kabar?" tanya cantika membuka obrolan.

"nggak usah banyak basa basi, sebenarnya apa maksud tujuan kamu datang kesini?" ucap dewi tepat sasaran.

"emm itu, emm anu tante.." belum menyelesaikan perkataannya karena rasa gugup sudah di potong ucapan mamanya hafidz.

"dari tadi am.. em.. Ngomong tu yang jelas" kata dewi tampak kesal.

"eh,iya tante" kata cantika gelagapan karena tersindir.

"cantika dan hafidz mau.. Mau minta restu sama tante dan om, kita... Kita mau tunangan tante" jawaban cantika membuat mata dewi terbelalak karena kaget mendengar berita itu.

"lancang sekali kamu mau tunangan dengan anak saya. Memangnya siapa kamu cantika? Gadis nggak bener dan kotor yang menggoda semua laki-laki, mau jadi pendamping anak saya?? Mimpi kamu!!" jawaban dewi membuat cantika kecewa, hafidz yang kebetulan sudah kembali dari ruang kerja bersama papanya juga kaget mendengar jawaban mamanya.

"mama kok gitu?" tanya hafidz meminta penjelasan atas jawaban mamanya barusan.

"memang ada yang salah dengan ucapan mama?" tanya dewi tanpa dosa.

Cinta SegitigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang