Pagi itu, pagi paling seram menurut Kaluna. Siapa yang tidak takut? ulangan harian matematika dadakan dengan 35 soal essay. Sealim-alimnya Kaluna, ia tidak pernah mengucapkan doa sebanyak ini, dari doa bangun tidur sampai doa mau tidur ia baca.
Kaluna Nathania. Gadis periang itu memasuki area kantin yang ramai pada saat jam istirahat pertama. Ia hendak menjernihkan pikirannya sebab ulangan matematika tadi.
"Duh Nai, kalo kaya tadi gue bisa dapet nilai 40 ada kali ya?" Kaluna mengeluh kesal.
Naira, sahabat Kaluna sejak kecil menganggukan kepalanya. "Iya kali, gue bisa aja dapet nilai 20 karena gue lebih bego dari lo lun."
Mereka berada di kelas 11, kelas pertengahan di SMA. Bisa sekolah di salah satu sekolah terfavorit di Jakarta cukup membuat Kaluna bangga, namun ia tidak tahu bahwa ia akan sebodoh ini jika disamakan dengan anak-anak lain.
Kaluna berjalan menuju dagangan ibu Lilis. "Bu Liliss, jus mangganya satu ya?" ucap Kaluna seraya memberikan uang bernilai lima ribu rupiah.
Tak lama kemudian, pesanannya datang. Kaluna melihat sekeliling kantin dan menemukan dimana Naira duduk. Terdengar suara cukup riuh yang sering ia dengar ketika memasuki area kantin.
Kaluna tidak tahu dan tidak mengerti, apa yang cewe-cewe itu teriakan. Kaluna berjalan ke arah meja Naira dengan sangat semangat sehingga tanpa sadar ia tersandung sebuah batu lumayan besar yang membuatnya terjatuh.
BRUKKK
Eh kenapa ini? gue kan jatoh tapi kenapa empuk gini? apa sekolah sekarang udah ganti keramiknya jadi bantal? batin Kaluna.
Akhirnya Kaluna terbangun dan sadar. Bahwa ia menabrak seorang lelaki sehingga membuatnya terjatuh bersamanya. Baju lelaki itu tersiram oleh jus mangga yang Kaluna pegang.
"M-maaf, gue ga sengaja." ucap Kaluna pelan seraya memberikan satu tangannya kepada lelaki itu bermaksud untuk membantunya berdiri.
Namun apa yang dilakukan lelaki itu? ia dengan santai berjalan keluar kantin tanpa memedulikan sekitarnya. Kejadian itu cukup menjadikan pusat perhatian. Semua memandang Kaluna dengan tatapan aneh, seperti mengatakan bahwa mereka tidak suka Kaluna.
Naira membawa Kaluna pergi dari kantin dan menuju toilet. "Nai, gue harus minta maaf sama orang itu. Gue juga harus cuci bajunya, kalo dia ga bawa baju ganti gimana?" Kaluna merasa panik.
"Lun, dia itu orangnya santai. Apa aja dilewatin sama dia. Cuma bukan sama dia masalahnya, lo bakal kena masalah sama fans-fans nya Aidan, karena lo udah pernah nyentuh Aidan." ucap Naira menjelaskan.
"Aidan? nama dia Aidan? kok gue ga pernah ngeliat dia ya di sekolah ini?" tanya Aluna.
Naira menepuk jidatnya seraya berkata "Astaga lun, lo udah dua tahun sekolah di sini tapi belum pernah tau Aidan? fansnya dia aja udah bejibun. Fix lo terkudet."
"Ya lo kan tau gue ga suka merhatiin orang lain." jawab Kaluna.
"Lupain deh, nama dia Aidan Melviano Julian. Fansnya banyak, dan mulai sekarang lo harus hati-hati sama fansnya."
***
TRINGGG !
Bel yang ditunggu murid-murid pun akhirnya berbunyi. Ya, bel pulang sekolah.
Aidan berjalan santai keluar kelas dengan menenteng tas hitamnya. Ia terpaksa harus memakai hoodie hitamnya yang ia bawa dari rumah karena kejadian ketumpahan jus di kantin. Padahal cuaca sedang sangat panas. Tapi Aidan terpaksa memakai hoodie.

KAMU SEDANG MEMBACA
AIDAN
Fiksi Remaja"She's mine, lo sentuh dia? gue ga segan-segan buat habisin lo" Aidan Melviano Julian. Si cowok dingin yang menjadi most wanted SMA Cakra Pelita. Dengan ketampanannya yang sangat menawan, tidak heran bila banyak siswi-siswi yang kagum padanya. Terta...