Semenjak ryujin mengetahui bahwa chaeryeong lah mantan dari pacarnya, seseorang yang disakiti oleh nya, menjadikan ryujin galau, dia tidak secerah biasanya, bagaikan ada awan mendung yang melintasi hatinya sebelum air hujan jatuh untuk membasahi bumi, namun terdapat pelangi yang membentang di dalam hatinya.
Tak dipungkiri dia bahagia dapat menjadi kekasih dari hwang hyunjin, seorang pria yang dicintainya, mendapatkan kebahagiaan dari cintanya yang ternyata terbalaskan, apalagi hyunjin ini adalah cinta pertamanya, ryujin jatuh pada pesona lelaki itu sejak pandangan pertamanya, menjadikan dia buta dan egois untuk mendapatkan cinta, memanglah semenjak awal dia mengetahui bahwa hyunjin mempunyai kekasih, tapi itu tak dihiraukannya, apalagi saat hyunjinpun mengatakan ketertarikan padanya, dia semakin tak menyerah untuk mendapatkan hati hyunjin.
Tetapi, ternyata bersinar seperti pelangi diatas luka orang lain tetaplah tidak menyenangkan, memanglah saat awal dia biasa-biasa saja karena tidak mengetahui siapa yang telah disakitinya akibat hubungannya dengan hyunjin ini, ya mau tidak mau ryujin pun mengaku salah karena telah merebut pacar orang, tetapi kini dia mengetahuinya, lee chaeryeong, temannya, teman sebangkunya sendirilah yang dia sakiti, "apa yang mesti gw lakuin sekarang?" Batinnya.
Sikap ryujin pada chaeryeong seminggu ini menjadi canggung, lebih canggung dari biasanya, dia tak lagi menerima telepon dari hyunjin jika di dalam kelas, dia tidak lagi chattingan dengan hyunjin jika sedang di kelas, iya ryujin menjadi secanggung itu.
Hal ini pun dirasakan oleh hyunjin, dan teman-temannya ryujin yang lain.
Ryujin sekarang tersadar keindahan diatas luka itu ternyata tetap menyakitkan mungkin lebih?? Karena ya ternyata dia dibayang-bayangi dengan rasa bersalah, apalagi orang yang telah disakiti olehnya tetap bersikap baik padanya, seakan tak terjadi apa-apa, meski ryujin dan chaeryeong tidak dekat, setidaknya chaeryeong tidak melabrak atau melakukan hal buruk padanya karena telah merebut kekasihnya seperti cerita-cerita di sinetron.
Ryujin harus mengambil keputusan, mengambil sebuah keberanian untuk mengungkapkan dan memutuskan, dia tak ingin lagi di bayang-bayangi lagi oleh rasa bersalahnya.
Setelah memantapkan hati selama seminggu ini, akhirnya ryujinpun telah memutuskan untuk mengambil keberanian, keputusan yang terbilang berani dan mematahkan ke egoisannya, meskipun teman-temannya bilang gk ada gunanya, tetapi bagi ryujin tak apa, ada guna atau tidak dia akan tetap mengambil keputusan ini, untuk urusan menyesal atau tidak itu urusan nanti baginya, karena menyesal itu diakhir setelah kita merasakan keputusan yang dibuat, kita tak akan tau kita akan menyesal atau tidak kan? Seperti dia saat ini yang menyesal telah menjadi perebut pacar seseorang, ya, ryujin menyesalinya.
"Chaeryeong" panggil ryujin pada chaeryeong yang saat ini tengah mengemasi buku-bukunya, ya saat ini telah pulang sekolah.
"Ya" tanpa menoleh pada ryujin
"Em,,,,, hari ini lo sibuk gk?"
Chaeryeongpun berhenti mengemasi barangnya, dan menatap ryujin dengan sedikit terheran.
"Pulang sekolah hari ini, lo ada janji gk?"
"Engga, kenapa?" Jawabnya sambil terus mengemasi barangnya ke tas.
"Ada yang mau gw obrollin sama lo, lo mau gk kita ke kafe yang di ujung jalan deket halte itu?"
"Gk bisa di obrollin disini memangnya?"
"Gw mau nya disana"
"Oh, okay"
"Yukkk"
Ryujin dan chaeryeong berjalan beriringan untuk menuju cafe yang dituju, tidak perlu memakai kendaraan, cukup berjalan kaki 10 menit aja udah nyampe, itupun kalau jalannya santai, tetapi tanpa keduanya ketahui di depan gerbang sana sudah ada yang menunggu ryujin.
Seketika ryujin dan chaeryeong mengentikan langkahnya kala mereka berduan menatap seseorang yang sama di depan gerbang sekolah mereka.
"Chaer,,,,kita lewat jalan samping aja yu"ajak ryujin pada chaeryeong, dan tanpa persetujuannya langsung membawa chaeryeong menuju pintu samping sekolah, dan tanpa perlawanan chaeryeongpun hanya mengikuti ryujin.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS
Fanfiction"Ehhh... putus?" "Tapi kenapa jin?" "Maaf, tapi gw udh gk ada rasa sama lo"