3.He is

238 21 3
                                    

"Perkataan lembut mampu melunakan hati yang lebih keras dari batu, sementara perkataan kasar mampu mengeraskan hati yang lebih lembut dari sutra" -imam ghazali-

Pagi itu. Pagi yang sangat cerah. Suasana yang sejuk, udara yang segar, burung yang berkicau, dan sunrise dengan warna khasnya yang mulai menampakan dirinya dibagian timur langit. Sayang sekali rasanya jika tidak menikmati pagi secerah itu.

Perkomplekan indah permata. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing masing. Melakukan kegiatan rutinitasnya. Ada yang berangkat ngampus, berangkat ke pasar, berangkat kerja, hingga ada juga yang berniat berangkat  untuk melamar seseorang. Sedangkan kaila, dia hanya tertidur pulas ditempat tidurnya tidak melakukan aktivitas apapun. Hanya bermimpi dalam tidurnya, kamar yang berantakan, musik yang masih menyetel dari semalaman dan kaila yang tidur killer sampai dia tidak sadar telah membuat pulau di bantalnya.

"Astagfirullahhaladzim. KAILA  bangunnnnnnnn" Bu Laila berteriak menggoyangkan tubuh kaila melihat kelakuan anak semata wayangnya itu tidur killer.

"Mmmm, mam baru juga jam berapa?" Kaila tegeretak mengucek matanya setengah sadar dari tidurnya.

"Ya ampun. Bangun kaila anak perawan ga baik bangun siang"

Bu Laila melakukan segala cara agar anaknya itu bangun tapi kaila masih terdiam erat ditempat tidurnya dan lebih memilih mengabaikan omongan mamihnya itu.

Bu Laila pun keluar dari kamarnya dan masuk kembali dengan membawa gayung yang berisi air. Lalu bu Laila mencipratkan air ke wajahnya. Alhasil nihil, kaila hanya tergeretak dan tidur kembali. Bu Laila bingung harus bagaimana caranya lagi membangunkan kaila akhirnya bu Laila mempunyai ide cemerlang.

"Kaila bangun, ada arman tuh dibawah"

Saat itu juga kaila bangun dari tempat tidurnya dengan rambut yang acak acakan dan menanyakan keberadaan arman. Kaila berlari terkejut bolak-balik mengecek keberadaan cowok yang bernama arman.
Mamihnya hanya terdiam dipintu kamar menggelengkan kepala saat anak semata wayangnya bolak-balik tidak karuan. "Mana? Dimana arman mam? Daritadi? Kenapa baru bilang?"

"Giliran denger nama arman aja cepet banget bangunnya" Ucap bu Laila yang mampu membuat kaila seketika berhenti dari larinya dan menghampiri mamihnya.

"Iiihhh mamih bohong ya? Ahelah" Kaila mendesah kecewa.

"Udah sana anak perawan mandi abis itu jogging lalu sarapan" Bu laila mendorong kaila ke kamar mandi.

"Iya iya" Pasrah kaila menutup pintu kamar mandinya.

Bu Laila hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat kelakuan anaknya itu.

Beberapa menit kemudian kaila sudah bersiap untuk jogging dengan mengenakan sweater cropty, celana training dan sepatu putih dengan topi putih.

Kaila berpamitan dan memulai jogging menyusuri sekitar perkomplekan indah permata dengan ditemani earphone ditelinganya. Ia hanya menghabiskan waktu 30 menit untuk menghirup udara pagi karena perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.

Kaila pulang kerumah dengan keadaan wajahnya penuh keringat. Dia melihat mamih nya dimeja makan yang sedari tadi menunggunya untuk makan bersama. Rasa cape kaila terobati ketika melihat ibu kesayangannya sudah menyiapkan hidangan sarapan.

"Kai, ayo sini kita makan"

Kaila hanya tersenyum mengangguk saat ibunya mengajak makan bersama dan langsung mengambil makanan. Ada perasaan bahagia ketika bisa berkumpul bersama walaupun hanya berdua. Karena berkumpul adalah moment yang  langka bagi kaila. Bisa bersama menikmati pun itu sudah lebih cukup baginya karena kesibukan orangtuanya.
Disela-sela makan kaila teringat akan ayahnya yang sudah lama tak pulang. Lebih bahagia mungkin jika berkumpul kumplit bersama ayahnya itu.

AKU, MASALAH DAN HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang