7. Cinta Dan Nafsu

18 2 0
                                    

30 menit setelah percakapan sengit tadi. Rai termenung duduk dikursi parkiran sambil menikmati segelas teh tarik yang di pesannya dari si ibu kantin. Rai meratapi dalam atas perkataannya tadi bahwa ia siap bersaing mendapatkan kaila. Ada banyak sekali pertanyaan dan beberapa penyesalan atas perkataannya bahwasanya yang harusnya bulan-bulan ini dia sibuk skripsi malah harus terlibat urusan mengenai cewek 17 tahunan itu.

"Ah shit. Kenapa tadi saya mengiyakan perkataan si arman sih! Sekarang jadi bingung kan, harus gimana?" Rai mendesah sedikit menyesal atas keputusannya 30 menit yang lalu.

Begitulah memang manusia kadang selalu terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa ia memikirkan terlebih dahulu baik dan buruknya seperti apa.

***

Parkiran SMA BAHAGIA mampu membuat Rai menjelma seketika menjadi manusia kritis atas segala perlakuan yang harus menjadi tanggung jawabnya. Sambil meneguk segelas teh tarik Rai sedikit demi sedikit berpikir tentang solusi yang baik untuk menghadapi semuanya.

Tiba-tiba suara ponsel Raihan berbunyi menunjukkan ada pesan masuk ke ponselnya, ternyata sebuah pesan singkat dari Bu Laila.

Bu Laila
"Rai, ibu mau minta tolong. Nanti anter kaila ke toko peralatan sholat ya. suruh dia beli mukena untuk sholat dzuhur nanti, karena mukena yang dirumah lagi dicuci"

Pesan singkat dari Bu Laila mampu membuat Rai lebih mudah dalam menjalani tantangan dari Arman bahwa ini bisa jadi strategi awal Rai dalam menjalankan misinya.

Tanpa basa-basi Rai pergi menjalankan mobil menuju toko peralatan sholat. Rai lebih memilih tidak meminta persetujuan Kaila karena akan ada banyak drama-drama yang tidak disetujui kaila dan itu pasti memakan waktu yang banyak. Belum lagi sifat cewe yang suka Memilih-memilah pakaian, itu akan semakin membuat waktu sholat dzuhur berkurang. Jadi, dia memutuskan untuk pergi sendiri membelikan mukena untuk Kaila.

Belum 15 menit menjalankan mobil matanya tertuju kepada toko Aminah sebuah toko peralatan sholat khusus perempuan. Raipun berhenti memarkirkan mobil dan beranjak menuju toko tersebut. Tidak lebih dari 5 menit setelah Rai melihat berbagai macam alat sholat, Rai jatuh hati kepada mukena berwarna putih yang cerah dipaling ujung kanan berdekatan dengan kasir. Tak berpikir panjang Rai membelinya dan segera masuk ke mobil dengan kecepatan maksimal agar Rai bisa sampai tepat waktu berada di parkiran sebelum siswa bubaran.

Tepat setelah Rai parkir didepan gerbang sekolah SMA BAHAGIA kaila keluar dari ruangan rapatnya.

Rai berteriak bermaksud memanggilnya dan mengajak sholat dzuhur disebuah masjid namun urung setelah melihat Kaila memalingkan badannya memutar arah jalan pulang.

"Ah, Lagi-lagi kaya gini" Rai mendesah tak karuan.

Tiba-tiba kaila lari dari arah sebelumnya menuju mobil Raihan dan masuk tanpa basa-basi seperti orang yang dikejar-kejar sesuatu.

"Kenapa? Are you oke?" Tanya Rai yang sedikit kebingungan atas perlakuannya.

"Ah, so Inggris lo. CEPET JALANIN MOBILNYA" Kaila ngos-ngosan sambil melirik ke arah sebelumnya seperti yang ketakutan dikejar seseorang.

Rai sedikit terkejut atas perkataan Kaila yang bernada tinggi. Mengingatkan dia kepada seseorang dimasa lalu. Entahlah ekspresinya terdiam sejenak dan meratapi jalan sambil berpikir kosong seperti orang yang baru pertama kali dibentak.

"Kamu gapapa, kan?" Rai bermaksud bertanya sekali lagi mencoba mencairkan susasana dan berharap jawabannya tidak bernada tinggi.

"Gapapa gimana? orang tadi gua sambil lari-lari gitu. Gapapa dari mana coba? pertanyaan lo tuh ya! Euh absurd banget, HEUH."

Rai hanya terdiam dan menghela nafas panjang atas segala jawaban Kaila. Berkali-kali juga mengelus dada dan menangkan dirinya sambil nyanyi-nyanyi tidak jelas. Ya memang, jawaban siswa 17 tahunan itu sedikit menguras kesabaran. Diusia seumuran seperti dia emosinya masih labil, bisa kapanpun naik dan juga turun.

Tips buat kalian yang sering ngadepin cewek kaya gini. Ajak santuy aja, toh nanti juga akan reda sendiri. Jangan gampang digas karena cewek yang sedang emosi kalo digas bakal balik ng-gas, ujungnya ya perang.

*

Suasana semakin tegang saat Rai tak lagi kembali bertanya. Kaila pun sedikit canggung merasa tidak enak dengan jawabannya tadi. Tak sengaja tiba-tiba mata Kaila tertuju kepada seperangkat alat sholat berwarna putih yang tepat ada didepan Rai.

"Itu apa?" Tanyanya sambil melirik kan matanya ke arah benda tersebut.

"Itu alat sholat" Jawab rai singkat.

"Itu kaya mukena" Kaila mulai penasaran.

"Iya, memang"

Tiba-tiba rai menghentikan mobilnya dan parkir didepan masjid al-ikhlas. "Tadi saya disuruh bu laila ke toko perlengkapan sholat untuk membelikan mukena buat kamu. Karena katanya mukena dirumah lagi dicuci, jadi saya beliin mukena baru"

"Padahal mah ga usah repot-repot aku juga bisa beli sendiri"

"Saya tahu persis sifat cewek yang selalu memilih-milih pakaian dan itu akan menghabiskan waktu yang banyak. Saya meneliti, kalau kamu beli sendiri kemungkinan satu jam beres dengan segala pilihan-pilihan, belum lagi setelah itu tawar menawar. Dan itu akan menghabiskan waktu sholat dzuhur"

"So tahu banget yah jadi orang. Gue gak seperti apa yang lo teliti. Karena gue Nadila Kaila Akbar beda dari cewek yang lain" Katanya yang mulai menunjukkan sikap kearoganannya.

"Ya jelas beda, omongan nya aja selalu ng-gas" Batin Rai bergerutu sambil mengusap mukanya yang diiringi dengan kalimat istighfar.

"Yaudah. Ayo kita sholat sebelum melanjutkan perjalanan" Ajak Rai sambil keluar dari mobil.

"What? Sholatnya nanti aja dirumah. 15 menit lagi nyampe ko" Kaila memasang wajah cemberut. Masih teguh dengan prinsipnya yang masih duduk dijok kursi mobil.

Sedangkan Raihan sudah beranjak keluar namun urung Jawabannya yang membuat Raihan harus menasehati Kaila dijendela pintu mobil. "Kai, Sholat itu ga boleh dinanti-nanti. Kita kan gak akan pernah tahu 15 menit kemudian kita masih hidup atau engga. Misalkan nih ya, sekarang saya nganterin kamu pulang terus tiba-tiba dijalan kita kecelakaan dan kita meninggal dalam keadaan belum sholat. gimana coba? apa kamu mau?"

"Yaudah iya, aku keluar sholat sekarang!"

"Pake hijabnya"

"Iya, PAK RAIHAN"

Dan untuk kesekian kalinya Rai tersenyum manis melihat kelakuan kaila yang masih labil. Entah itu Asmara atau cobaan agar raihan tetap teguh dengan pendirian nya yang tidak mau memiliki pacar.

Baginya perasaan suka itu anugrah dari yang Maha Kuasa kepada makhluk-Nya. Ia telah memberikan kenikmatan berupa perasaan dan telah mengizinkan kita merasakannya. Sedangkan perihal memiliki itu sebuah pilihan. Jika kamu mampu bertahan mengagumi dalam diam, kenapa harus memiliki dengan cara yang belum halal?

Jika menggebu ingin memiliki, milikilah dengan cara yang halal atau kamu tinggalkan daripada kamu memilikinya dengan cara yang tidak terhormat. Karena sejatinya perempuan itu harus dimuliakan, harus dijaga segala kesucianya, bukan dipacari apalagi merusak akhlak dan masa depannya.

Teruntuk perempuan pun harus bisa menjaga diri dari buaya yang berkeliaran diluar sana. Harus benar-benar pintar membedakan mana pria yang ingin memiliki karena hawa nafsu mana pria yang ingin benar-benar memiliki karena cinta. Nafsu itu melemahkan hati, dia akan terus merayu dan menggoda yang akhirnya kamu akan menyesal atas segala rasa itu terutama sedih tak berkesudahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU, MASALAH DAN HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang