Jika aku harus memilih antar kamu dan dia, maka aku takkan pernah tahu jawabannya. Mengapa? Karena aku mencintainya namun hatiku malah menerimamu.
🌼🌼🌼
Bel istirahat telah usai. Aku pun berjalan menuju kelasku. Suasana kelas masih sepi. Teman-temanku yang lain kelihatannya belum masuk ke dalam kelas.
"Lov, nanti pulang sekolah sama siapa?"
Aku menoleh. Mendapati seorang Fadaf yang wajahnya tiba-tiba saja terlihat datar. "Ehm... kenapa ya, Daf?" tanyaku basa-basi.
"Nanti pulang sekolah sama siapa? Lo dari tadi bengong aja. Ada apa sih?"
Aku menggeleng pelan. "Gak ada apa-apa kok. Nanti gue pulang sekolah dijemput abang," ujarku. Ya, memang benar setiap pulang sekolah aku dijemput oleh abangku.
"Sesekali pulang bareng gue lah. Gue kan pacar lo, ya masa lo terus bergantung sama abang lo. Bukan sama gue," katanya.
Aku tertawa kecil. "Ya abisnya udah kebiasaan, Daf." Dia mengangguk. "Mau gak hari ini pulang bareng gue?" tanyanya.
Aku berpikir cukup lama. Apa aku harus menerimanya? Atau aku menolak saja? Tapi aku tidak enak. Ya, benar. Bagaimanapun dia adalah pacarku. Seharusnya aku lebih mengandalkan dia dibandingkan orang lain. Terutama berharap pada sosok yang jelas-jelas tidak memiliki kepastian sama sekali.
Aku pun mengangguk. Dia tersenyum senang. "Oke nanti pulang sekolah gue tunggu di kantin. Gue balik ke kelas dulu. Permisi," ujarnya kemudian berjalan keluar kelasku.
Aku menghembuskan napas panjang. Apa Fadaf mengetahui bahwa aku menerima cintanya hanya karena tak tega menolak? Hanya karena terpaksa. Tapi jika begitu... mengapa tak kita akhiri saja?
🌼🌼🌼
Happy reading all.
Gimana-gimana? Menurut kalian Lova itu kayak gimana sih?
Next?Love 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing
Teen Fiction"Ketika yang terjadi tak sesuai dengan harapan." *** Aku berharap pada seseorang. Namun yang kudapatkan bukan hati orang itu. Melainkan sahabatnya-Tsyalova. Ingin mengungkapkan. Namun aku malah beralibi mencintai sosok lain-Fasya Zeina Ragaditya. St...