8. Beralibi

17 8 2
                                    

Maafkan aku yang mengatakan bahwa tak menyukaimu. Jujur, dari hatiku itu berbanding amat terbalik dari yang terucapkan.

-Fasya Zeina Ragaditya.

🌼🌼🌼

Saat aku berlari, tiba-tiba Niam memanggilku. Namun aku mengabaikannya dan memilih untuk hilang di belokan. Tepat di belakang kelas XI-4. Kelas ini berisik. Namun karena tadi Fasya sedang duduk di belakang, jadi aku dapat mendengar obrolannya dengan gadis yang aku tak tahu siapa!

Hatiku terasa sakit. Apalagi saat melihat senyum yang terbit ketika Fasya berbicara dengan gadis itu. Aku cemburu. Namun aku siapa? Aku hanya teman Fasya. Tidak lebih.

"Niam, katanya Lova mau kesini? Mana?"

Kudengar Fasya bertanya seperti itu. Lalu kudengar lagi Niam berkata ketus, "ya lo pikir aja sendiri! Tadi Lova udah kesini. Tapi gak jadi masuk gegara ngeliat lo asik sama nih jamet!"

"Lho, apa sih maksudnya? Apa urusannya sama Cahaya?" kata Fasya.

Huh... benar-benar tidak peka!!!

Niam mendengus. "Kalo gue bilang Lova cemburu sama lo, gimana?"

"Lah kok cemburu sama gue?!" tukas Fasya. "Emang dia siapa gue? Kan yang pacaran sama dia itu Fadaf bukan gue! Jadi ya mau gue deket sama siapa pun bukan urusan Lova dong ya!" sambungnya.

Tak terdengar lagi perbincangan. Yang ku tahu setelahnya, Fasya menghampiriku. Dia bertanya, "lo kenapa?" Aku hanya menggeleng lemah.

"Kata Niam lo gak jadi ke kelas gara-gara gue?" tanyanya memastikan.

Aku menggeleng lagi. "Gue suka Cahaya," tuturnya sambil membelakangiku.

Jleb.

Hatiku rasanya sangat teriris. "Oh." Hanya itu. Aku tak berani menanggapi. Bahkan sedari tadi aku sudah menggigit bibir bawahku agar aku tak menangis.

Aku benar-benar hancur. Namun aku harus berusaha tegar. Ku hapus bulir air mata yang sudah jatuh agar Fasya tak melihatnya. Kemudian mencoba tersenyum palsu. Walau sulit tapi kan ku coba.

"Bagus dong. Perjuangin. Seriusin ya. Semoga lo bahagia sama Cahaya," ujarku.

Aku pun pamit meninggalkan Fasya. Mengapa rasanya begitu pedih? Aku akhirnya terus terisak di dalam kelas. Nasib baiknya, tak ada yang tahu keculi teman sebangkuku.

Fasya, aku mencintaimu. Tak tahukah kau soal itu? Mengapa dengan teganya kau menyakitiku?

🌼🌼🌼

ConfusingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang