5. Sabar

13 7 10
                                    

Masih kucoba untuk memendam. Bersabar akan hal baik yang tak kunjung datang. Padamu, aku tetap menaruh harapan.

🌼🌼🌼

Lagi-lagi setiap harinya aku disibukkan oleh berbagai macam tugas. Entah itu tugas mandiri maupun kelompok. Deadline mengejar. Segala kesibukan mengunci diriku.

Saat ini aku sedang kerja kelompok di kantin. Sembari mengerjakan tugas, aku juga memakan cemilan yang kubeli.

Bersama anggota kelompok, terkadang kami serius untuk mengerjakan. Namun terkadang juga dihiasi canda tawa, obrolan, gibah yang tidak kunjung usai. Tapi itu semua menyenangkan.

Tak hanya teman-teman sekelompokku, disini juga ada Fadaf, Niam, Fasya, dan beberapa teman lainnya.

"Lov, masih lama?" tanya Fadaf.

Aku mengangkat kedua bahuku. Pertanda tak tahu akan selesai sampai kapan. "Kalo nanti masih belum kelar juga, gue balik duluan ya." Aku mengangguk.

"Gapapa?" tanyanya lagi. "Iya gapapa," jawabku.

Aku kembali fokus untuk mengerjakan tugas. Sembari tanganku mengambil cemilan. Kini aku mengambil asal sebuah cemilan. Rasanya sangat pedas. Membuatku tersedak.

"Huahh... pedes!"

Aku sibuk mencari minum. "Eh minum dong tolong!" Aku mengipas-ngipas lidahku. Rasanya panas dan pedas.

"Nih, Lov. Minum cepetan!" ujar Fasya sambil memberikan minum padaku.

Aku menyeruput habis es teh milik Fasya. Tanpa sadar disitu ada Fadaf yang juga tadi berlari ke kantin untuk memberi minum padaku.

"Makasih ya," ucapku.

Sungguh ini benar-benar makanan terpedas yang pernah aku rasakan. Membuat tubuhku keluar keringat.

"Nih tisu, Lov."

Fasya memberikan sekotak tisu padaku. Aku menerimanya dengan senang hati. Mengapa dia selalu ada. Membuatku bahagia dan lupa jika ada sosok lain yang kupunya.

Kami bertatapan cukup lama. Sembari tersenyum. Saat itu aku tak tahu jika Fadaf memperhatikan kami. Wajahnya berubah masam.

"Gue balik duluan ya!" katanya sembari melengos pergi.

Aku hanya menatapnya heran. Apa dia cemburu? Beberapa saat setelah Fadaf pergi dari kantin, dia mengirimkan sebuah pesan untukku.

Fadaf IX-4:
Apa gue harus tetep sabar ngelihat lo begitu dekat sama dia?

Aku tak menjawab. Hanya membaca. Jadi dia marah? Aku tak tahu.

🌼🌼🌼

Happy reading all.
Votment jan lupa😉
Klo ada typo benerin aja👌

Love 💙

ConfusingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang