Empat:Jessica

1K 40 3
                                    

Setelah selesai bekerja dan mengganti pakaian, aku berjalan keluar kantor, menyusuri trotoar khusus pejalan kaki sepertiku, aku berhenti sebentar untuk mengambil dompet di saku celana ku, kulihat hanya ada beberapa lembar uang itu pun akan ku pakai untuk mencicil utang ku. Aku membatalkan niatku untuk sekedar menaiki bus ataupun kereta. Rumahku dari tempat kerja lumayan jauh, jika berjalan kaki mungkin memakan waktu 40mnt, sedangkan menggunakan kendaraan pribadi hanya memakan waktu 15-20mnt. Aku memasukan kembali dompetku, lalu sebuah mobil berhenti di depanku, Jensen segera keluar dan menyuruhku menaiki mobilnya.

"Tidak Jen" balasku padanya

"Tapi kevin ada didalam"

"Bukan kah kau sudah mengantarnya pulang?"

"Kami makan dulu"

"Kau terlalu memanjakannya" ucapku tak senang, aku dengan terpaksa memasuki mobil Jensen dan duduk di kursi sebelah jensen, terlihat kevin yang sedang tertidur di kursi belakang.

"Lain kali aku tidak akan merepotkan mu Jen" Ucapku pada Jensen, Jensen mengabaikannya seperti biasa.Tak ada percakapan apun lagi, sampai akhirnya kami berhenti pada gedung beberapa lantai yang merupakan tempat tinggalku. Jensen ikut keluar dan menggendong Kevin diperlukannya. Entah perasaan ku atau memang aku sedang diikuti? aku menoleh dengan cepat namun yang kulihat hanyalah sebuah mobil yang melintas cepat, mungkin hanya perasaanku saja?.

"kau akan pulang jam berapa nanti malam?" tanya jensen saat setelah meletakkan Kevin ke tempat tidur

"tidak tahu" jawabku seadanya, aku ke dapur untuk meminum segelas air dan Jensen mengikutiku

"aku akan menjemputmu" tawarnya, aku menggeleng

"tidak bisa kah kau hanya menerimanya Jess" ucap Jensen terdengan kecewa dan marah. Aku menatap Jensen tepat di manik matanya

"apa yang sebenarnya kau inginkan Jen?" tanyaku langsung, Jensen mendekat kearahku hingga tubuhku menekan pintu kulkas dibelakang tubuhku

"aku hanya mengiginkanmu, dari pertama kau sudah tahu itu" jawabnya, Kini tangan Jensen mengelus pipiku dan membuatku tidak nyaman.

"kau.. tidak Jensen" balasku menolak

"aku hanya ingin menginginkan mu, apa kau bisa memahami itu?"

"setelah keinginan mu tercapai, apa kau akan mencampakkan ku?"

"tidak begitu Jess, aku sangat menginginkan mu" balas Jensen, aku hanya diam dan mencoba menggeser tubuhnya namun aku gagal.

"kau boleh pulang, aku akan memasak untuk Kevin" usirku pada Jensen, Jensen segera pergi meninggalkanku sendirian

aku memasak sesuatu yang akan dimakan Kevin untuk nanti malam ketika aku bekerja, aku bekerja sebagai pelayan di salah satu kafe, aku beruntung Kevin mengerti dan tidak rewel, dia anak mandiri.

"mama sudah mau berangkat kerja?"
tanya Kevin yang baru selesai mandi. aaku hanya mengangguk dan menepuk kepalanya pelan. Terlihat kevin cemberut dan aku segera mengecup pipi tembam miliknya.

"ingat apa yang selalu mama sampaikan?"

"Jika Kevin merasakan sakit sedikitpun, hubungi mama, tekan angka 1 dan itu akan segera terhubung dengan ponsel milik mama." jelas Kevin padaku, aku tersenyum hangat karena dia mengingatnya.

"kevin jangan tidur malam malam ya, Good Night sayang" ucapku pada Kevin, bukan aku tidak cemas saat meninggalkan kevin, aku sangat amat cemas tentu saja.

aku berjalan atau mungkin sedikit berlari menuju tempaku bekerja, saat sampai kafe aku mengatur nafasku karena aku memang berlari menuju kesini.

"Jess kau berlari lagi?" kata Tyler salah satu pegawai disini. Aku mengangguk lalu segera menuju loker untuk mengganti pakaian, kafe tempatku bekerja lumayan ramai karena memang suasananya yang nyaman. Dan juga para pekerja yang ramah, mereka tidak berpura-pura ramah, mereka memang ramah.

Cerita Sedang Direvisi!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang