Another Girl in Home

409 32 6
                                    

Rumah yang ramai adalah rumah yang penuh dengan keceriaan. Terkadang, keramaian itu adalah rasa syukur tiada henti untuk keluarga ini.

Mr. Han, Agung, Shilva, Desi, Ary dan Ashoka duduk di ruang makan bersama, menunggu mami Annisa yang sedang mempersiapkan makanan di dapur.

"Yuhuuuu makanan sudah datang gaessss!" Teriak mami Annisa berjalan dari dapur menuju ruang makan.

"Umi, inget umur umi. Istighfar mi." Desi mengelus dadanya, mengingatkan mami Annisa karena milhat tingkahnya yang berlaga sok muda.

"Apa salahnya sih jadi muda! Yaudah nih mami masakin masakan spesial buat kalian. Terutama buat kak Ary dan adikku tersayang Ashoka."

Annisa menaruh piring-piring yang berisi makanan itu di meja makan. Sebelum duduk di kursinya, ia terlebih dahulu membuka tutup piring yang sengaja di tutup agar terlihat surprise katanya.

.
.


"Uwawwwwwwwwww it is amezing!" Alay Ashoka.

"Yaelah mom, Makanan begini mah bukan spesial lagi buat kita bertiga, Emas batangan di campur mentega isi ayam geprek ini kan kita udah sering memakannya! Bener gak adik-adik Abang?" Kata Agung pada kedua adiknya dan berpendapat lain dengan maminya.

"Iya bener ma! Sampe bosen kita mah. Shilva maunya makan jengkol Semur."

"Mohon maap ni ye buat semuanya. Mending kita makan aja yuk, perut gue udah keroncongan begindang ni." Ary memotong topik pembicaraan mereka.

Benar juga kata dia, mending makan aja dulu, baru lanjutkan pertikaian antara anak dan ibu ini.

Akhirnya mereka menyantap makanan yang sudah tersaji di meja dengan khidmat.

Selesai makan, mereka kembali bercerita. Ternyata anak-anak nya tidak mau kalah dengan maminya.

"Mi, kenapa gak cari pembantu aja sih. Sekalian tukang kebon, supir, bodyguard gitu kek." Usul Desi sambil meneguk air yang ada di depannya.

"Mami sama dedy itu sibuk, maafin yaa jadi gabisa antar jemput kalian lagi, kalau masalah bodyguard mah sebenernya udah ada, cuma kalian aja yang gatau." Seru mami Annisa.

"Iya ini Dedy lagi nyari sayang. Banyak yang ga mau sih, Apa Dedy naikin aja gaji nya ya perminggu 5 juta. Kali aja orang-orang pada rebutan." Ucap sang deddy.

"Gasss keun kak!" Sambung Ashoka.

.
.

Selesai makan, mereka berkumpul di ruang keluarga. Kecuali Ary dan Ashoka yang lebih memilih untuk beristirahat di kamar baru nya.

Mungkin karena kelelahan mereka memilih tidur saja sore ini. Mulai hari ini Ashoka dan Ary tinggal bersama keluarga Mr.Han.

Shilva, Desi, dan Agung duduk di sofa panjang dekat Annisa dan Mr.Han.

"Nak, tahun ini kamu kan udah mau lulus sekolah, kamu mau kuliah atau langsung kerja?" Tanya Annisa pada Agung yang sibuk memainkan ponsel nya.

Agung yang di tanya seperti itu langsung menutup ponsel dan memandangi maminya tercinta itu.

"Kerja lah mom, biar lebih berpenghasilan gitu," jawab Agung semangat.

Ia menjeda kalimatnya sebentar, seperti memikirkan sesuatu. Lalu Agung kembali berbicara.

Sebenarnya, Annisa adalah orang dimana yang melihat pendidikan itu harus setinggi-tingginya. Bahkan kalau laki-laki kalau bisa ya sampai jadi proffesor.

"Ded, mom. Belikan Agung mobil Porce trus beli bodykit RWB dong, Yang kaya gini itu loh."

"Buat apa bang? Bukannya kemarin udah di belikan ya?" Tanya Desi penasaran. Shilva hanya mengangguk, setuju dengan pertanyaan Desi.

Keluarga Terlalu Kaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang