Special Eid Fitr 💜

68 3 2
                                    

(special chapter)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(special chapter)

.
.

-Second-

Sore ini, tentu rutinitas seperti biasa. Mami Annisa memasak menu buka puasa untuk para keluarganya.

Sebelum berbuka puasa, biasanya lagi pada sibuk. Entah untuk sok-sokan produktif biar bisa di upload atau hanya sebatas update di snapgram atau snapWhatsApp.

Agung sibuk dengan latihan basket di lapangan basket.

Shilva sibuk melenturkan badannya untuk ballet di ruangan balet.

Desi sibuk mengkhatamkan Al-Quran di ruang sholat.

Lia sibuk dengan tripod kameranya untuk mengambil gambar dirinya.

Sedangkan deddy ada di ruangan gym. Biasalah, bapak dengan 3 anak ini tetap ingin berbadan seperti anak bujangnya.

Untuk kak Ary dan Ashoka sudah kembali ke Korea Selatan sebelum masa pandemi.

Hari ini adalah hari terakhir taraweh, jadi malam ini sehabis buka puasa, satu keluarga taraweh bareng di ruang sholat.

Hari sudah pukul 17.35, sudah dekat dengan waktu buka puasa. Ternyata anak-anak setelah melakukan aktivitasnya pada berenang, termasuk deddy.

Mami Annisa pun meminta bantuan asisten rumah tangga untuk membawa beberapa takjil yang sudah ia buat, dan lanjut berbuka di kolam renang.

.
.

"Mumpung kalian pada berenang, kita buka puasa disini aja yaaa." Seru mami Annisa sambil memandang keluarga kecilnya itu.

Dirasa ada yang mengganjal mami Annisa pun langsung menoleh ke arah Agung,
"Gung, tolong panggil Lia yaa untuk berbuka bareng sama kita.

Agung dengan semangat langsung keluar dari kolam renang dan langsung mengambil handuk.

Sementara itu Shilva yang sedikit bete melihat tingkah laku abangnya,
"Eh Des, lihat deh itu abang lo! Jijik banget ga sih dia?!"

Desi dengan santai menggeleng kepalanya,
"Hah? Jijik kenapa? Kan disuruh mami."

"Dia kegirangan itu karena mami nyuruh nyamperin si pengganggu." Seru Shilva dan langsung melanjutkan renang gerakan batunya.

Mami Annisa hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah laku gadis perawannya.

.
.

Sementara kala itu Lia sedang foto endorsementnya berupa kurma dan air zam-zam.

Keluarga Terlalu Kaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang