"Gentarou-kun," panggilku.
Lelaki berambut coklat agak panjang serta berkimono itu sedang sibuk menulis di meja kerjanya, sama sekali tidak menghiraukanku. Bahkan mungkin dia tidak sadar aku datang kemari. Aku suka sosoknya yang sedang menulis. Aku bisa duduk diam berlama-lama menemaninya menulis dan membaca. Aku tidak keberatan, karena aku tahu aku menyukainya lebih dari dia menyukaiku. Aku tidak keberatan ketika dia setuju untuk menjalin hubungan denganku, dengan syarat jangan mengharapkan pasangan yang melakukan hal-hal romantis.
Tapi, harusnya hari ini kami pergi menonton festival kembang api bersama-sama dan aku sudah jauh-jauh datang dari apartemenku di Chiba, satu jam naik kereta hingga Shibuya. Seharusnya kami sudah berangkat ke festival sejak sejam yang lalu...
Syuuuuuuuuuuuuu duar! Daaarrr!! Blaaar!!
Bunyi kembang api bergema dari kejauhan, Gentarou-kun mengangkat kepala dari naskahnya dengan kaget.
"ADUH, GAWAT!" dia berdiri dan akhirnya melihatku yang duduk menunggunya dengan wajah ditekuk.
"Sudahlah, selesaikan saja naskahmu itu!" ujarku agak lebih ketus dari yang kumaksudkan.
Dia tersenyum meminta maaf sambil mengulurkan tangan. Aku menyambutnya, setengah kesal setengah bingung, karena tidak biasanya dia suka bergandengan tangan. Gentarou-kun menuntunku ke teras samping rumahnya, tempat satu set kembang api sederhana dan ember sudah menunggu.
"Sebenarnya, diriku dari masa depan yang menyiapkan ini untuk kita," katanya.
"Haaah? Apanya? Kau memang tidak niat beranjak sedikitpun dari rumah, kan??" aku menaikkan suaraku karena kesal.
"Jadi, kau tidak mau main kembang api bersamaku?" tanyanya sambil memasang wajah kecewa.
Ukh, dasar cowok ini! Curang! Menyebalkan!
Aku duduk di teras sementara Gentarou-kun sibuk menyalakan kembang api. Suasana hatinya sedang bagus, bertolak belakang denganku. Aku hanya menontonnya bermain kembang api sendirian, tidak memedulikan ajakannya. Akhirnya dia ikut duduk di sampingku sambil memegang sebatang kembang api.
"Kembang api itu bagaikan harta karun terkutuk, ya. Indah dilihat, tidak bisa disentuh, dan menghilang dalam sekejap," dia mulai mengoceh.
Aku menghela nafas dan mengambil sebatang kembang api, ikut menyalakannya bersamanya.
"Gentarou-kun, kau tahu tidak, hari ini hari apa?"
Gentarou-kun menggeleng.
"Hari ini, satu bulan berlalu sejak aku menyatakan perasaan padamu. Aku berharap, hari ini akan sedikit spesial..." kataku.
Gentarou-kun terdiam sejenak sebelum balas bertanya, "Kau tahu alasan aku tidak pernah menulis kisah romantis?"
Aku menggeleng.
Gentarou-kun mengarahkan pandangannya pada kembang api kami. "Itu karena, aku sama sekali tidak punya pengetahuan di topik itu. Kau itu orang pertama yang menjalin hubungan denganku," katanya.
Jantungku sedikit berdegup mendengar pernyataan tiba-tibanya itu. Kulihat kupingnya memerah, dan aku pun merasakan wajahku ikut panas-dan juga kakiku!
"ADUH!" kembang api yang kupegang rupanya terjatuh tepat di atas kakiku, saking tercengangnya aku oleh pernyataan Gentarou-kun tadi.
"Wah, gawat! Sebentar, kuambilkan es!" Gentarou-kun berlari ke dapur dan kembali membawa senampan es batu.
Dia langsung berlutut di hadapanku dan mengambil kakiku, lalu mengompresnya dengan es. Aku memperhatikannya yang dengan telaten merawat luka bakar yang tidak seberapa itu sambil mengoceh tentang kehati-hatian saat menyalakan kembang api. Dasar... padahal kan gara-gara siapa aku kaget sampai melepaskan kembang apiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi no Iro de Sekai o Someru [Yumeno Gentaro X OC]
DragosteKimi no Iro de Sekai o Someru - Mewarnai Dunia dengan Warnamu. Yumeno Gentarou, seorang novelis, menjalin hubungan untuk pertama kalinya dengan Igarashi Fumiyo, pengoreksi naskah di penerbit yang menaungi Gentarou. Fiksi ini adalah kumpulan cerita...