MUB - Tidak Berubah

4.5K 307 37
                                    

Teruntuk Prilly,
Dari Author.

Besok-besok jangan terlalu bego cuma karena cinta ya.
Kasian, mana masih muda :)







Author,



Esok harinya, Prilly bangun dan tidak menemukan Ali disebelahnya. Apa mungkin Prilly halu ya tadi malam?

"Ali..." Panggil Prilly mencoba mencari keberadaan Ali.

"Li." Prilly mengetuk pintu kamar mandi dalam kamarnya, berharap Ali ada disana. Namun, nihil. Tak ada jawaban apapun dari dalam.

"Li." Prilly menuruni tangga dan menuju dapur, siapa tahu ada Ali disana. Namun juga nihil. Kemana perginya Ali?

"Ini bocah ganteng kemana lagi? Ilang-ilangan kayak jin." Gumam Prilly sembari membuka pintu kulkasnya, meraih susu strawberry kesukaannya.

"Ali..." Teriak Prilly sekali lagi.

"Hm." Prilly berjengit kaget saat menemukan Ali berada dilantai atas sambil mengucek matanya lucu. Muka bantal banget.

"Aku cariin daritadi kamu tuh. Darimana?" Tanya Prilly bodoh, jelas-jelas Ali dari kamarnya sendiri.

"Tidur." Prilly mengutuk dirinya dalam hati. Prilly bodoh.

"Kenapa pindah Li?" Pertanyaan bodoh itu keluar lagi dari mulut Prilly.

"Lo nakal." Prilly mengerjab bingung. Nakal kenapa?

"Maksud kamu?" Prilly menatap pergerakan Ali yang sedang berjalan menuruni tangga.

"Lo tendang gue." Jawaban dari Ali membuat Prilly pias. Ia malu setengah mati. Prilly lupa bahwa memang benar adanya, Prilly tidur dengan tingkah yang sangat bar-bar.

"Maaf, Li." Ucap Prilly dengan meringis kala Ali sudah ada didepannya.

Ali tidak menjawab, justru ia mengambil alih susu strawberry yang ada digenggaman Prilly. Lalu, meneguknya sampai tandas. Dan memberikan kotak susu yang sudah kosong itu pada Prilly lagi.

"Ali mau sarapan apa?" Tanya Prilly dengan mata berbinar, seperti biasa.

"Gak." Ali lebih baik makan diluar daripada makan masakan Prilly, kan?

"Kenapa Li? Gak suka masakan aku ya? Masakan aku gak enak ya?" Tanya Prilly bertubi-tubi yang tentu saja diabaikan oleh Ali.

Ali lebih memilih menaiki tangga  kembali ke kamarnya. Meninggalkan Prilly yang menatapnya sendu.

Tak selang berapa lama, Ali keluar dari kamarnya dengan kaos hitam polos serta celana jeans berwarna denim. Membuat aura cowok gantengnya makin keluar.

"Kamu mau kemana?" Tanya Prilly yang berada di ruang televisi, saat melihat Ali menuruni tangga dan memegang kunci motornya.

Ali tidak menjawab, malah dengan muka datarnya berjalan melewati Prilly begitu saja.

"Ali mau kemana?" Suara Prilly kini lebih keras karena ia kira Ali tidak mendengarnya.

"Stop ngurusin hidup gue." Jawab Ali dengan suara dinginnya. Lalu, berbalik berjalan menuju pintu keluar.

Lagi dan lagi, Prilly hanya bisa tersenyum getir.











Prilly terbangun saat jam dinding dikamarnya menunjukkan pukul sebelas malam. Dan tidak ada tanda-tanda Ali sudah pulang. Prilly bangkit dari ranjangnya, lalu keluar dari kamar. Menunggu Ali dengan menonton televisi mungkin lebih baik.

Prilly yang memang dasarnya 'pelor—nempel molor' akhirnya tertidur disofa dengan televisi masih menyala.

Suara deru motor milik Ali pun tak dapat membangunkan tidur Prilly. Prilly nampak nyaman tidur dengan keadaan duduk, dan kepalanya miring ke kenan.

Ali membuka pintu pelan, melangkah dengan hati-hati. Dan dahinya mengernyit saat mendapati Prilly tertidur disofa dengan televisi masih menyala. Apakah Prilly menunggunya?

Ali berjalan menghampiri Prilly, merundukkan badannya agar wajahnya bisa sejajar dengan wajah Prilly. Lalu, mengelus pipi Prilly setelah menyingkirkan rambut yang mengganggu pandangannya. Meskipun mendapat sentuhan diwajahnya, Prilly nampak tenang-tenang saja dalam mimpinya. Melihat itu, sudut bibir Ali terangkat sedikit.

Ali meraih remot yang berada digenggaman Prilly, lalu mematikan televisi itu. Beralih pada tubuh Prilly, Ali menggendong Prilly layaknya anak kecil. Meletakkan kedua lengan Prilly dilehernya, lalu mengaitkan kedua kaki Prilly pada pinggangnya. Lalu, Ali mengangkat tubuh kecil Prilly dengan memeluk erat pinggang Prilly.

Menaiki tangga dengan mudahnya, seperti tidak sedang menggendong Prilly. Ali membuka pintu kamar Prilly yang bernuansa hitam dan putih, dengan dekorasi bermotif sapi yang lebih dominan. Ali berbalik menutup pintu dan menguncinya.

Lalu, meletakkan tubuh Prilly dengan perlahan ke ranjang empuk milik Prilly. Ali mencoba melepaskan lilitan kaki Prilly pada pinggangnya, namun tak berhasil. Prilly justru mengeratkan pelukannya pada leher Ali dan lilitan dipinggang Ali. Ali meringis pelan, dengan posisi Ali yang berada diatas Prilly dan tubuhnya diantara kedua kaki Prilly. Ali dapat melihat wajah Prilly dengan jelas.

Ali terpaku, menatap wajah Prilly yang terlihat tenang saat tidur. Jari Ali terangkat untuk mengelus dahi Prilly yang terlihat berkerut, lalu turun menuju pipi Prilly. Mengelusnya dengan perlahan, berharap Prilly tidak segera bangun.

"Udah lama gak mainin pipi kamu." Gumam Ali sambil terus menatap dan mengelus pipi Prilly. Pandangannya turun kearah bibir tipis Prilly. Jarinya beralih kesana. Menyentuh bibir Prilly pelan.

"Prill, boleh?" Ali kembali bergumam sendiri.

Ali mendekat, matanya terpejam menikmati deru nafas yang teratur milik Prilly.

Ali langsung membuka matanya saat Prilly menggeliat tak nyaman. Prilly pun sudah melepaskan pelukan dilehernya. Dengan segera Ali menyingkir dari atas tubuh Prilly. Mengambil posisi tidur disebelah kiri Prilly. Dan kembali menatap Prilly yang tidur dengan damai.

"Maaf udah buat kamu nunggu." Gumam Ali lagi. Lalu, meraih tubuh Prilly masuk kedalam pelukannya. Dan mengecup Pipi Prilly dalam dan lama.

"Ali..."









To be continue...






Waduh! AKU KAMU? Ali kenapa sih sebenernya? Ketus tapi sayang? Atau benci tapi cinta? HAHAHA!

Itu siapa ya yang manggil Ali? Apa Prilly pura-pura tidur? Apa Prilly ngigo? Apa Ali bakalan ketahuan sama Prilly kalo sebenarnya dia...

Vote dan komen wajib guys 😚

Love, firdash 💔

My Untouched Boyfriend [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang