Author.
"Li, aku capek. Kamu selalu kayak gini, siapa yang mau diginiin terus? Aku mau putus ya?" Prilly berbicara sambil terus meremas kedua tangannya, gugup.
Ali menoleh seketika mendengar ucapan gadis didepannya itu.
Mereka tengah berada dirumah Prilly, lebih tepatnya kamar Prilly. Ali sedang bermain game di PS, sedangkan Prilly memang dasarnya diciptakan untuk dikacangi oleh Ali.
Sedaritadi, Prilly mencoba untuk membuka topik pembicaraan, hampir seperti setiap hari Prilly yang membuka suara hanya untuk mengobrol. Namun, kalian pasti tau apa jawaban Ali. Kalau bukan bentakan, amukan, ya hinaan pedas yang ditujukan untuk Prilly. Begitulah mereka.
"Ulangin." Prilly tergagap menelan ludahnya kasar. Habis riwayatnya.
"Aku mau putus. Aku gak bisa kayak gini terus. Aku punya hati Li."
Ali menyeringai sambil menaikkan sebelah alisnya mengejek.
"Jangan harap!" Ali bangkit dari duduknya, lalu mengambil kunci motor yang ada diatas ranjang Prilly.
"Ali aku belum selesai! Aku mau pokoknya kita putus, aku udah gabisa sama kamu." Ali berbalik.
"Dengerin."
Ali menekan kedua pipi Prilly dengan satu tangannya. Lalu mendekat dan berbisik didepan muka Prilly dengan raut wajah yang dingin dan menyeramkan.
"Jangan ngarep lo bisa pergi dari gue!"
Prilly terduduk lemas diranjangnya. Matanya memanas. Sudah berkali-kali kejadian seperti ini terjadi. Dan Ali sama sekali tidak pernah menyetujui permintaannya yang satu itu.
Oh Hi!
Belum apa-apa udah putus :(
Tapi gajadi hehe, Ali nya gamau ya.Luv, firdash. ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Untouched Boyfriend [PENDING]
Fanfiction"Li, aku capek. Kamu selalu kayak gini, siapa yang mau diginiin terus? Aku mau putus ya?" Prilly berbicara sambil terus meremas kedua tangannya, gugup. Ali menoleh seketika mendengar ucapan gadis didepannya itu. Mereka tengah berada dirumah Prilly...