MUB - Teror?

2.7K 264 25
                                    

Author.












"Dia dateng lagi, Li.."

Ali yang mendengar pernyataan itu langsung mengetatkan pelukannya pada tubuh Prilly. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal. Alisnya bertaut,  dan tatapannya yang tajam berusaha mencari sesuatu dikamar Prilly.

"Udah gak ada. Tidur lagi."

Prilly menggeleng.

"Takut Li." Jawab Prilly sembari mengusap air mata yang ada dipipinya.

"Gak usah manja, cepet tidur lagi."

Prilly menggeleng lagi, namun kali ini ia menjauhkan tubuhnya dari Ali.

Ali nampak tidak suka dengan tindakan Prilly.

Lalu, dengan sekali sentakan tubuh Prilly sudah kembali bersandar pada dada milik Ali.

Prilly nyaris saja menjerit, tapi bibirnya kembali bungkam saat Ali memeluk tubuhnya lagi.

"Tidur. Gue temenin." Prilly hanya diam, namun tetap memejamkan matanya.

Tidak lama setelah itu, Ali meletakkan kepala Prilly pada bantal dan menyelimutinya. Tak lupa kecupan singkat bertengger didahi Prilly.

"Siapapun yang nyakitin kamu bakal berurusan sama aku. Bahkan Papa kamu sekalipun." Bisik Ali sebelum akhirnya meninggalkan Prilly yang sudah terlelap.





🐙




"Ke UKS aja, gue anter."

Ali saat ini tengah membujuk Prilly agar mau beristirahat di UKS saja. Karena kejadian semalam, mungkin membuat Prilly shock dan alhasil Prilly demam sekarang.

"Enggak Li. Aku mau dikelas aja, kamu balik ke kelas sana." Ujar Prilly sambil sedikit mendorong tubuh Ali agar menjauh dari meja nya.

"SEKARANG." Tegas Ali dengan tatapan tajamnya, membuat Prilly seketika berdiri dan menyambut uluran tangan Ali.

Sepanjang koridor menuju UKS, Ali dan Prilly mendadak menjadi pusat perhatian. Karena, wajah Prilly yang begitu pucat. Dan Ali tetap dengan ekspresi lempengnya.

"Rebahan aja."

Sesampainya di UKS Ali langsung mendudukkan Prilly dibrankar, lalu menyelimutinya.

"Temenin aku ya?" Prilly diam sejenak menanti jawaban Ali.

"Iya." Senyumnya langsung merekah saat mendengar itu.

"Li, aku mau nanya deh. Kenapa sih akhir-akhir ini kamu beda dari biasanya? Lebih care sama aku. Kenapa?" Ali hanya diam dengan memandangi wajah Prilly yang pucat.

"Li, dengerin gak sih?" Ali tidak menjawab, malah memilih menyampirkan rambut Prilly ke belakang telinga.

"Ali. Ih!" Prilly merengut.

"Hm..."

"Hm hm aja terus kamu bisanya. Gak punya kosa kata lain selain hm?" Prilly berdecak sebal.

"Jangan bawel. Cepet tidur." Perintah Ali disertai sentilan didahi Prilly.

"Gak mau, sebelum kamu jawab pertanyaan aku."

Ali mendengus.

"Apa?" Tanya Ali mengalah.

"Tuh kan bener kamu gak dengerin aku tadi!" Pekik Prilly membuat Ali memejamkan mata seketika. Kaget.

"Denger."

"Apa coba kalo denger?"

Ali mengangkat bahunya acuh.

"Tuh kaaaaaaaaan! Ali!" Prilly duduk dan memukul lengan Ali. Ali hanya mengelus lengannya tanpa menjawab Prilly.

My Untouched Boyfriend [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang