PART 10

1.1K 78 5
                                    

Author POV

Hari sudah semakin malam, sahabat-sahabatnya di paksa pulang oleh zara karena besok harus masuk kuliah padahal sahabat-sahabatnya mau menginap dirumah sakit menemani zara.

'Raa aku nginep aja yaaa, subuh pulang ko' paksa angel.

'Tidak, sana pulang besok baru kesini lagi' kata zara.

'Iyaa benar kata zara, besok kalian kuliah. Jadi lebih baik istirahat. Zara biar angga yang menemani' kata mami yang dibalas pelototan mata oleh angga.

Mami balas mempelototi angga dan membuat angga mencebikan bibirnya

'Tidak perlu tan, aku sendiri saja' jawab zara.

'Udah sana kalian pulang' lanjut zara kepada sahabat-sahabatnya.

'Yasudah, yasudah. Besok kami kesini lagi yaaa raa' kata abel.

Merekapun pulang dan tersisa mami, papi, Sisil dan angga.

'Mami, sisil dan papi pulang dulu ya nak, kamu disini ditemani oleh angga' kata mami sambil mencium pipi kanan dan kiri zara.

'Tidak perlu tan, aku berani ko sendiri' jawab zara.

'Kali ini saja, biar angga menungguimu. Kamu belum boleh berdiri lama-lama, kalo ada angga kan bisa minta tolong dia kalau kamu butuh sesuatu' kata mami. Zara menundukan kepalanya, ingin menolak tapi dirinya merasa tidak enak dengan mami yang sudah sangat baik padanya.

'Mih angga kan juga mau melanjutkan pekerjaan yang belum selesai, besok aku ada meeting' kata angga dengan nada kesal.

'Meetingmu papi yang handle. Tidurlah disini temani Zara' titah papi yang langsung membuat angga diam.

'raaa istirahat yaa, kalau ada apa apa tlp aku' kata sisil sambil mengelus kepala zara.

zara tersenyum dan mengangguk, tidak menyangka bahwa bosnya akan menjadi adik ipar nya.

'Hati-hati tante, om dan mba sisil Terimakasih banyak' ucap zara

'Kami pamit ya sayang. Angga bersikap baiklah pada zara! Kalo angga macem-macem hubungi mami yaa zaraa' ucap mami kepada zara dan angga.

Angga hanya memutar bola matanya dengan malas.

'Iya Tante' sahut zara.

Dikamar hanya tersisa zara dan angga.

Zara memutuskan untuk memejamkan mata, akan tetapi suara angga mengganggunya.

'Jangan kira aku menerima pernikahan ini karena aku mencintaimu, kita akan berpisah ketika anak itu lahir. Surat perjanjian akan segera ku buatkan dan wajib kau tanda tangani' kata angga sambil membaringkan tubuhnya di sofa.

Zara hanya diam dan berusaha memejamkan matanya.

Dini hari pukul 02:00 am.

Zara terbangun dari tidurnya, dia ingin buang air kecil.

Zara melihat angga tertidur di sofa ruangan nya di dekat TV.

Zara menurunkan kakinya dan menggunakan sendal yang disediakan oleh rumah sakit ini, dia mendorong ring infusannya untuk di bawa ke kamar mandi.

Saat ingin sampai didekat kamar mandi suara angga mengagetkannya.

'Mau ngapain?' katanya dengan suara dingin.

'Pipis' jawab zara.

Angga segera bangun dari tidurnya, sudah cukup dirinya kena damprat oleh mami, papi dan sisil. Dia segera membantu zara menuju toilet.

EDELWEISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang