PART 12

1.4K 86 6
                                    

Angga POV

Cukup terkejut memang mendapatkan kenyataan yang sangat tiba-tiba ini.

Mendapatkan bayi dalam keadaan tidak siap dan masih ingin bebas adalah suatu keharusan yang mau tidak mau harus ku jalani sekarang.

Ketika melihatnya mengerang kesakitan karena pendarahan, sedikit membuatku tersentuh kasihan padanya.

Apalagi kabar yang sangat mengejutkanku adalah dia mengandung anak kembar dan kandungannya lemah.

Ada merasa khawatir takut terjadi sesuatu pada bayi itu, tapi aku pun belum bisa menerima kenyataan ini dan menerima keberadaan bayi itu.

Sudah dua malam aku menemaninya di rumah sakit karena paksaan mami. Ku dengar besok dia sudah boleh pulang dari rumah sakit.

Sekarang dia sedang memakan bubur, aku melihat dia menahan mual dengan cara menutup mulut.

Aku merasa cukup tak tega memaksanya makan bubur padahal dia lagi mau makan mie.

Tapi mie tidak baik untuk kandungannya, aku takut terjadi sesuatu dan aku yang akan di salahkan oleh mami dan lainnya.

'Jangan dipaksa, muntah kan lah' kata ku sambil menyerahkan kantong plastik untuk muntahnya.

Dia langsung mengambil kantong plastik yang ku berikan dan dia langsung memuntahkan bubur itu.

'Huekk, hueekk. Cuh'
'Huekk, hueekk'

Dia terus memuntahkan makanannya

'Sudah, nih minum' kataku sambil menyerahkan air mineral..

Dia langsung meminumnya

'Terimakasih' jawabnya

'Kamu mau makan apa? Biar ku pesankan.' kataku sambil menaruh minumnya di atas meja.

'Aku lagi kepengen rujak serut' jawabnya dengan kepala menunduk

Aku memelototkan mataku dan melihat jam.

'mana ada tukang rujak jam 9 malam' kataku dengan nada kesal.

'Lagian ada-ada aja sih, kamu juga belum makan nasi kan' kata ku.

Aku melihat dia semakin menundukan kepalanya dan tak lama terdengar suara tangisan kecil.

'Huuuhhhh' aku menghela napas

'Aku juga tidak tau kenapa mau rujak, lagi pula ini keinginan anak kamu sendiri ko. yasudah kalo tidak mau belikan nanti aku suruh sahabat-sahabatku kesini' ucapnya sambil meraih ponsel butut nya.

Aku menarik ponselnya, bisa abis aku diserang sama wanita-wanita macan sahabat-sahabat zara itu.

'Oke baik, aku carikan!' kataku sambil meraih kunci mobil yang berada di meja.

Aku masih mengenakan kemeja putih dan celana bahan, pakaian kantor.

Aku tidak pernah bawa baju kerumah sakit, nanti pagi-pagi sekali aku baru pulang untuk mengganti baju.

Aku segera menuju mobil dan menelusuri jalanan kota jakarta dan mencari tukang rujak.

'Pakai maps aja deh' kataku sambil membuka aplikasi maps.

Di maps tertera tukang rujak yang masih buka sekitar 4 km dari rumah sakit, aku segera kesana untuk membelikan wanita menyebalkan itu rujak serut.

Saat sedang mengendarai mobil, ponselku berdering

Drrrtttt.. Drrrttt..

'Mami.' gumamku

'Halo ada apa?' jawabku dengan mada dingin.

EDELWEISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang