Author POV
Kamis pukul 07:00 wib
Zara terbangun dari tidurnya, dia segera melihat Jam yang berada di atas TV ruangannya.
'Jam 7' gumamnya.
Zara segera mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, dia melihat angga masih berada di sofa sambil tertidur.
'Ko belum bangun ya? Apa dia tidak kerja?' gumam zara.
Zara memutuskan untuk membangunkan angga.
'Ngga, Angga' ucap zara sambil menyentuh bahu angga.
'Ngghh' erang angga sambil mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping ke senderan sofa.
'Ngga, sudah jam 7 pagi, kamu tidak bekerja?' tanya zara sambil menepuk bahu angga.
'Hhmm' ucap angga sambil bangun dari tidurnya dan duduk bertumpu tangan untuk mengusap wajahnya
'Mandi, kamu tidak kerja?' tanya zara sambil duduk di samping angga sambil memegang infusannya.
'Izin. Ayo bersiaplah, kita pulang' kata angga sambil bangun dari duduknya dan menuju kamar mandi.
'Kita? Maksudnya?' tanya zara dengan wajah bingung.
'Mami, papi dan sisil berhalangan hadir untuk menjemputmu' sahut angga.
'Jadi aku yang disuruh mami mengantar dan menemanimu dirumah selama mereka tidak ada' lanjutnya sambil masuk ke dalam kamar mandi.
Zara melongo.
'Jadi aku harus tinggal satu rumah dengannya?' gumam zara.
Saat zara sedang memikirkan hal tersebut, tiba-tiba pintu ruangan terbuka.
'Bu, ayo kita lepas infusannya' kata dokter dan suster yang masuk keruangannya.
'Ah iya dok' jawab zara sambil berjalan menuju ranjangnya.
Saat suster dan dokter sedang melepas infusan zara, angga keluar dari kamar mandi.
'Kebetulan ada suaminya, pak bisa saya bicara sebentar?' kata dokter.
Zara dan angga saling berpandangan
'Suami?' gumam zara dalam hati
Angga memutuskan kontak mata dengan zara.
'Ada apa dok?' tanya angga..
'Begini pak, kondisi ibu dan bayinya sudah normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang perlu saya ingatkan adalah, ibu zara sudah mengalami pendarahan sebanyak 3 kali, saya tidak bisa menjamin bahwa satu kali pendarahan lagi apakah bayi dan ibunya bisa selamat atau tidak, maka tolong jaga lah kestabilan emosi dari ibu karena pikiran bisa mempengaruhi kesehatan janin, apalagi masih trimester pertama, masih sangat rawan seperti yang sudah saya katakan, Jadi saya harap ibu zara jangan di biarkan kerja berat-berat terlebih dahulu' kata dokter kepada angga yang berada di samping ranjang zara.
'Tapi dok, saya kan mahasiswi. Apakah tidak papa jika saya berkuliah?' tanya zara.
'Tidak masalah selagi tidak naik turun tangga dan membuat kelelahan bu, dan jangan stress tugas juga ya. Kalau dirasa tidak sanggup lebih baik istirahat dulu, jangan terlalu di forsir'
Kata dokter sambil tersenyum.'Bisa di mengerti pak angga?' tanya dokter kepada angga.
Angga hanya membalas nya dengan senyum dan anggukan kepala.
'baiklah semuanya sudah selesai, kami pamit. Semoga sehat selalu bu Zara' ucap dokter ketika melihat suster sudah selesai menutup bekas infusan zara dengan plaster.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS
Romance(CERITA INI HANYA FIKTIF BUKAN NYATA DAN ADA SENTUHAN 18+) Tidak ada cinta yang saling mengasihani, yang ada hanya cinta yang saling mengasihi.. Faktanya adalah jika pergi baru merasakan kehilangan. 'Bertahan dengan keadaan yang seperti ini, sama sa...