Angin malam berembus menyapa, menyambut tubuh ramping yang menggigil kedinginan. Salju sudah beberapa hari tidak turun, tetapi suhu udara masih rendah.
Musim dingin kali ini terasa jauh lebih dingin untuk seorang Xiao Zhan, selain tak ada rumah yang hangat di mana keluarga menunggunya pulang, juga tak ada sosok spesial yang bisa menghangatkannya, penderitaan untuk orang dewasa yang hidup sendiri di apartemen pinggir kota.
Syal berbahan wol melingkar asal di lehernya, sarung tangan, juga jaket tebal telah dia kenakan. Waktu menunjukan pukul 11.00 malam, kali ini dia bersiap pulang dari kantornya meski tak ada yang menyambutnya di rumah, dia butuh istirahat. Dua hari tidur di kantor cukup membuat kepalanya pusing.
Mobil taxi berhenti di depan bangunan apartemen di kawasan padat penduduk. Supir taxi tersebut membangunkannya. Xiao Zhan terbangun setelah sempat tertidur sesaat, rasa kantuk tiba-tiba menyerangnya, tiga gelas kopi pahit yang telah dia minum, ternyata tidak memberikan efek untuknya tetap terjaga. Bukan salah kopinya, tetapi karena sudah hampir seminggu Xiao Zhan tidur kurang dari 5 jam. Jadi wajar, jika saat ini tubuhnya menuntut untuk beristirahat sejenak.
Di tengah perjalanan pulang perut kosongnya protes. Itulah alasan kenapa taxi itu berhenti di luar gedung apartemen. Sebuah restoran cepat saji tujuannya. Rasa lapar dan kantuk membawanya berjalan sempoyongan menuju restoran yang berada di depan apartemen. Begitulah, Xiao Zhan, seorang workholic yang akan lupa apa pun jika sudah bekerja. Beruntung dia belum memiliki kekasih. Jika tidak, sudah pasti nasib kekasihnya akan sangat menyedihkan karena terabaikan.
Xiao Zhan menyebrang jalan sepi dengan mata yang hampir tertutup menuju restoran itu, tiba-tiba suara ban motor berdecit dengan keras, mengagetkannya.
Xiao Zhan kaget dan mencoba menghindar, tapi sepertinya sudah terlambat. Karena saat ini tubuhnya telah merasakan dinginnya aspal.
.
.
.
Mentari akhirnya bersinar malu-malu pagi ini, didampingi awan kelabu yang setiap saat akan menelannya membawa dunia kembali dalam keteduhan.
Xiao Zhan terbangun di pagi hari dengan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, mencoba bangkit dan berjalan menuju jendela untuk membukanya. Senyum cerah itu terukir saat mentari juga tersenyum ke arahnya, seolah-olah mereka saling menyapa.
"Selamat pagi dunia," ucapnya ringan sambil memegang pinggulnya yang terasa sakit.
"Sepertinya aku bermimpi tertabrak motor semalam, pemuda itu sungguh menyebalkan! Dia pikir lagi di sirkuit apa? Seenaknya ngebut di jalan!" Xiao Zhan ngomel-ngomel sendiri, setelah teringat adegan semalam.
"Jika bukan mimpi, aku pasti sudah menangkapnya!" ucapnya yakin.
Dia berjalan ke meja makan yang berada di tengah ruangan dengan terseok-seok, merasakan kakinya yang sepertinya keram.
"Ah, apa ini?" dia melihat sebuah kantong plastik mencurigakan di atas meja makan dan sebuah surat.
"Aku membelikanmu vitamin dan suplemen makanan. Oh, iya, aku membelikan ini bukan karena aku bertanggung jawab, karena pada faktanya kau jatuh sebelum ban motorku menyentuhmu. Aku membelikanmu obat-obatan ini karena aku begitu miris melihat seorang polisi bertubuh kurus dan kekurangan gizi. Btw, bagaimana kau bisa menangkap penjahat, jika tubuhmu saja seperti itu? - 85"
Sebuah surat yang membuat otak Xiao Zhan meledak seketika, tak ada seorang pun yang berani menghina polisi terbaik tahun ini, tetapi bocah ini!! Hampir saja dia terpancing emosi.
"85 ... 85!" Xiao Zhan tersenyum, bocah tengik sengaja meninggalkan petunjuk? Tetapi maaf, aku tidak ada waktu untuk meladenimu." Xiao Zhan pergi begitu saja setelah meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah bersamaan dengan bungkusan obat itu.
____
Xiao Zhan bergegas menuju kantornya kembali, kerjaan yang belum selesai membuatnya harus segera pergi. Sesampainya di kantor polisi tempat dia bertugas, dia panik. Kartu anggota yang sekaligus akses masuk menuju ruangannya hilang.
Dia hanya bisa menatap berkas bertumpuk dari luar pintu kaca yang tidak bisa dibuka itu dengan tatapan tajam. Lalu bergegas pergi dan kembali dari belakang membawa sebuah palu.
Prang...!!!
Serpihan kaca berhamburan. Lantai penuh dengan kemilau kaca yang terkena sorot lampu. Xiao Zhan berjalan santai, menimbulkan suara remuk redam kaca terinjak menjadikan serpihan lebih halus di bawah sepatu pantopel kerjanya. Masuk dan duduk di ruangannya. Lalu menelpon seseorang untuk segera mengurusnya.
Tim kebersihan sigap datang dan membersihkan dengan cepat.
Tak lama seorang kepala divisi datang ke ruangan Xiao Zhan setelah pagi-pagi pergi untuk kunjungan ke tempat lain, dia mencoba mengetuk pintu kaca yang ternyata sudah tidak ada.
"Ah?" Kepala divisi itu sepertinya kaget. Pintu yang tadi pagi baik-baik saja sekarang sudah hilang---menyisakan kerangka baja saja. Xiao Zhan bangkit dan membuka pintu yang sudah bolong itu. Mempersilahkan atasannya untuk duduk dengan sopan. Kepala Divisi Kriminal itu hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak akan membahas masalah pintu itu.
"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang siapa yang menggantikan posisi bos mafia yang telah tewas itu?" tanya lelaki paruh baya itu tanpa basa-basi.
Semua orang tahu jika pembunuhan sadis itu pasti berhubungan dengan perebutan kursi kekuasaan di organisasi yakuza itu sendiri, jadi kemungkinan besar pembunuhnya adalah orang yang menggantikan posisi pimpinan organisasi itu saat ini.
Xiao Zhan mengeluarkan sebuah berkas, di sana terdapat sebuah foto tampak belakang dan samping dari seorang lelaki berpakaian serba hitam, menggunakan masker dan topi, hanya matanya yang terlihat. Namun, mata itu begitu tajam dan menusuk, seolah-olah memberi tahu semua orang bahwa orang itu benar-benar berbahaya.
Nama : -
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 22--25 tahun
Tb/bb : 181cm/77kg
Gol.dar : -
Kulit : putih bersihLelaki itu benar-benar misterius, karena dia akan keluar sesekali saja lalu menghilang begitu saja. Dari begitu banyak anggota yang keluar masuk di gedung milik kelompok yakuza itu, entah kenapa hanya dirinya yang begitu membuat Xiao Zhan sangat penasaran. Akhirnya setelah bertahun-tahun mengumpulkan informasi dan bukti, dia menyimpulkan jika sepertinya lelaki itu adalah the next king di organisasi yakuza itu.
Sebenarnya Xiao Zhan memiliki banyak bukti dan telah mengetahui identitas lelaki itu, tetapi dia tidak akan pernah menginformasikan kepada atasannya tentang orang itu, karena dia adalah miliknya seorang.
"Bagus ... lanjutkan!" ucap si bos setelah melihat berkas tersebut, sebelum akhirnya keluar meninggalkan Xiao Zhan di kantornya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Devil (Final Destiny)
FanficXiaozhan, seorang polisi muda dengan karir yang begitu cemerlang. Di usianya yang baru menginjak 28 tahun, dia sudah mendapatkan gelar sebagai polisi terbaik di angkatannya. Tetapi itu semua bukanlah yang dia inginkan. Menjadi kuat untuk membalas d...