8. My Hero

4.3K 490 57
                                    

Acheng merasa seluruh tubuhnya memanas, berada berdua di kamar terkunci dengan Haikuan membuat perasaannya tak menentu, saat ini Haikuan tengah memejamkan matanya sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya yang terluka.

Tampak rembesan darah mengotori balutan kain yang tadi Zhan berikan sebagai  pertolongan pertama,  keringat dingin tampak di dahi Haikuan, sepertinya dia mengalami demam tinggi, Acheng tahu jika dia harus segera mengganti balutan luka itu, tetapi setelah memaksakan berjalan dengan tubuh lemah, dia tidak dapat menemukan bahan untuk dijadikan kain kasa untuk penggantinya.

Breeettt ...

Haikuan membuka matanya saat dia mendengar suara bahan tersobek dengan sengaja, tampak Acheng topless dan dengan cekatan dia membalut luka Haikuan dengan tangan lembutnya, jarak mereka begitu dekat karena Acheng membalutnya dari arah depan sekarang, mengikat melingkar dari punggung dan menyimpul berbentuk pita di dada Haikuan untuk ikatannya.

Napas panas Acheng terdengar mengebu di telinga Kuan, dengan suara berat Haikuan mencoba  bersuara. "Acheng ...."

"Jangan bicara kau istirahat saja!" Putus Acheng yang menjadi salah tingkah karena mendengar suara Haikuan yang terasa sangat sensual  kali ini.

Detak jantung Acheng tak bisa dia kontrol dan yang lebih parah tubuhnya pun tak bisa dia kendalikan, lihatlah tangan Acheng yang saat ini tengah menggerayangi dada dan perut Haikuan yang terdapat roti sobek itu, wajar Haikuan jika melenguh sebagai respon tindakan yang Acheng lakukan padanya.

Haikuan menatap mata bulat Acheng dengan tatapan sayu, jelas dia pasien saat ini, tetapi sepertinya Acheng tidak memperdulikan, setelah luka itu di balut dengan sempurna, tanpa dosa Acheng duduk di pangkuan Haikuan. Bergerak menggesek perlahan secara bersamaan  sesuatu yang sejak tadi sebenarnya sudah masuk mode siap tempur, mengacaukan pikiran dan pertahanan seorang Haikuan.

"Acheng ...?" Mata Haikuan membulat antara senang dan bingung. Acheng membisikan sesuatu di telinga Haikuan yang seketika membuat wajah Haikuan memerah seperti tomat dan selanjutnya, Haikuan yang terluka parah mendadak menjadi sehat wal' afiat.

Apa kalian ingin tahu apa yang Acheng bisikan? Hmm ...

"Kuan Ge, kau diam saja biar aku yang bekerja sekarang." 😂😍

.

.

.

Suara alat komunikasi terdengar jelas di telinga Wangyi yang mengabarkan jika seluruh bangunan telah di sterilkan tinggal beberapa unit apartemen yang Wangyi curigai yang merupakan sarang inti kelompok tersebut.

Kabar jika ketua Black Monster telah melarikan diri membuat sedikit hati Wangyi tenang, jujur dia tidak menaruh dendam kepada Yubin sang ketua yang notabene Wangyi tahu dia hanya dijadikan ketua boneka oleh kelompok Wen itu. Tujuan Wangyi adalah benar-benar menghabisi para bajingan Wen yang selama ini terus merongrong kubu Dragon Knight yang sebenarnya sudah lama vakum dari dunia gelap dan lebih fokus ke perusahaan resmi yang ayah Wangyi tinggalkan.

Wen Chao saat ini tengah menyeret Zhan menuju lorong rahasia, dia sepertinya sudah mempersiapkan itu semua sebagai langkah akhir jika dia terkepung. Anak buah Wen Chao mengabarinya jika sebagian tetua Black Monster berhasil di taklukan oleh Dragon Knight yang tiba-tiba menyerang, Wen Chao murka. Dia teringat akan Haikuan sebagai ketua Dragon Knight yang pasti telah mengutus anak buahnya untuk menghancurkan Black Monster, padahal kenyataanya baru dirinya dan Acheng yang mengetahui tentang tatoo naga emas itu, bahkan Zhan yang membalut luka itu saja tidak menyadari, berpikir itu hanya tatoo biasa, juga karena hampir seluruh punggung itu tertutup oleh darah saat Zhan obati.

Dengan langkah terburu-buru Wen Chao menyeret Zhan yang berada di genggamannya. Buatnya,  mendapatkan Zhan sebagai reward adalah hal yang dia tidak sesali walaupun kelompoknya kini telah hancur. Tanpa henti  tangan nakal itu  sudah berkali-kali melecehkan Zhan, menyentuhnya di berbagai tempat membuat Zhan kesal, tetapi dengan sabar dia terima sambil mengulur waktu berharap Wangyi telah menemukan dan  menyelamatkan Haikuan yang sekarat dan adiknya Acheng itu.

Wangyi berhasil menemukan keberadaan Acheng di salah satu unit apartemen itu,  tetapi setelahnya pintu kamar itu kembali Wangyi  tutup dengan keras, sepertinya Wangyi kaget ( hmm ... 😒 Kamu lihat apa bang?) lalu segera dia perintahkan anak buahnya untuk menyisir ketempat lain mencari keberadaan Wen Chao.

Hampir seluruh ketua Black Monster berhasil Wangyi tangkap dan amankan, dalam keadaan hidup dan mati. Hanya tertinggal Wen Chao sang otak licik di balik kelompok itu yang masih buron.

Wen Chao sepertinya mulai menggila dia sudah tidak bisa lagi mengendalikan dirinya, di dalam lorong gelap seperti labirin panjang dia mulai menekan Zhan ke tembok lorong, memaksakan ciuman yang menjijikan kepada Zhan, Zhan terus berontak hingga dia berhasil kabur dan berlari terus ke depan tanpa tahu akan berujung ke mana lorong itu.

Sebuah pintu terbuka di depannya tanpa berpikir panjang dia langsung menuju pintu itu dan mendapati Wangyi berdiri di sana. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia begitu bahagia bertemu dengan orang yang awalnya sangat dia benci itu, Wangyi merentangkan tangannya membuat gesture agar Zhan masuk ke dalam  pelukannya, tanpa membuang waktu Zhan langsung menubruknya. Wangyi memeluknya erat, memutar tubuhnya dan setelahnya terdengar suara tembakan beruntun.

Wen Chao roboh bersimbah darah dengan pistol yang ikut jatuh bersama dengan tubuh penuh luka tembak itu. Tampak dari arah belakang orang dari kubu Wangyi yang melepaskan tembakan ke tubuh Wen Chao. Namun, setelah itu seseorang menarik tubuh Zhan dari pelukan Wangyi dengan kasar lalu segera  membawa Wangyi pergi dari sana, membuat Zhan bingung.

Tangan Zhan mendadak dingin saat angin menerobos masuk melalui jendela di ruangan itu. Tanpa sadar dia mengangkat tangannya dan mendapati tangan itu telah berlumuran darah, Zhan jatuh terduduk lemas sambil menatap darah itu yang masih begitu segar, dia mengingat lagi adegan beberapa waktu yang lalu saat Wangyi memeluknya dan memutar tubuhnya menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng peluru untuk Zhan.

Zhan menangis histeris saat menyadari jika letusan peluru itu bukan hanya untuk ditujukan kepada Wen Chao, tetapi juga untuk Wangyi-nya.

Zhan mulai berlari mengejar rombongan Wangyi yang telah berlalu di depannya dan bertemu dengan Haikuan yang tengah memberi perintah kepada anak buahnya, Acheng juga berada di sana dengan beberapa polisi tampak mulai berdatangan untuk mengevaluasi warga dan korban.

Zhan tidak menghiraukan mereka, dia tetap berlari dan mendapati mobil hitam melaju di depannya dengan kecepatan tinggi.

"Wangyiiii ...!!" Zhan berteriak frustasi.

Dan setelahnya Acheng menenangkannya dan memeluk kakaknya yang terlihat sangat kacau itu.

"Ayo kita pulang Zhan Ge, ayah menunggu kita berdua!"

Tampak Haikuan sedang memberikan perintah kepada anggotanya untuk  membereskan masalah yang terjadi, sebelum akhirnya dia mendapatkan perawatan akan lukanya yang serius, Sedangkan Zhan dan Acheng telah lebih dulu menghilang.

Di lain tempat sebuah operasi darurat tengah dilaksanakan untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung seorang pemuda yang tengah koma, alat bantu pernapasan dan kabel-kabel telah terpasang di tubuh yang kini  tengah berjuang dalam hidup dan matinya.

TBC ...

Zhan Akira
22/01/20

My Lovely Devil (Final Destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang