Chapter 3 : Drama Singkat

458 42 10
                                    

"Pertama, aku akan memperlihatkan sikap yang selalu kau tujukan padaku. Yuuma!" Len mendekati Yuuma lalu menepuk kedua sisi pundaknya.

"Mohon maaf Pangeran, saya tidak bermaksud lancang. Bolehkah maid di sebelah sana saja yang membantu Pangeran? Bila yang melakukannya perempuan, saya yakin akan lebih mempunyai efek pada pemulihan ingatan Rin-sama." Yuuma membungkukkan tubuhnya seraya menunjuk dua orang maid yang berdiri di dekat pintu.

"Yuuma, kau tahu posisiku kan. Aku Len Keared, Putra Mahkota Kerajaaan Voca yang artinya penerus sah gelar Raja Kerajaan ini. Tentu selalu banyak mata dan telinga yang mengarah kepadaku. Menurutmu, apa yang akan terjadi bila gosip tentangku dan maid itu muncul dan tersebar?" Senyuman Len yang seperti boomerang kembali menghiasi wajahnya. Bedanya, kali ini kedua matanya juga ikut tersenyum seperti boomerang.

Sepertinya raut wajah ini bukanlah ekspresi marahnya melainkan ekspresi intimidasinya. Aku sedikit merasa prihatin melihat tubuh Yuuma yang mulai membeku.

"Gosip tentangku dan kau bisa saja muncul tapi akan lebih gampang untuk diatasi. Lagipula kau ini butler pribadi Rin yang sudah sangat lama bersama dan selalu ada di sisinya. Kau pasti ingat kebiasaan dan tingkah laku Rin lebih dari siapapun. Selain itu, ingatlah Yuuma, semua yang berhubungan dengan Rin bukanlah permintaan tapi perintah dari Putra Mahkota." Aku tak dapat melihat ekspresi Yuuma tapi aku tahu bahwa ekspresi yang terpampang di wajahku sama dengannya. Ekspresi Len yang semakin menyeramkan seperti karakter yandere membuat tubuhku ikut membeku.

"Saya mengerti Pangeran, sesuai dengan keinginan Anda." Yuuma mengangkat tubuhnya dan sedikit memalingkan wajahnya ke arahku.

Aku tak tahu apa yang mau kalian lakukan tapi good luck Yuuma, semoga kau selamat!

"Bagus." Len tersenyum senang. Ekspresinya berubah dengan sangat cepat. Bisa jadi dia beneran punya sifat psikopat....

"Maika." Len melihat ke arah maid yang tadi memanggil 'Papa angkat Rin'. Maika pun berjalan mendekati Len.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?" Maika menutup kedua matanya serta membungkukkan tubuhnya.

"Kau akan bertindak sebagai sutradara. Cukup katakan satu dua tiga mulai agar aku dan Yuuma bisa memainkan peran secara bersamaan." Len menjentikkan jari saat berkata mulai. Mereka mau main teater rupanya.

"Nah Rin, sekarang aku dan Yuuma akan bermain peran secara singkat. Aku menjadi diriku dan Yuuma berperan sebagai dirimu." Len terlihat sangat bersemangat sedangkan Yuuma... sibuk dengan pikirannya sendiri, meratapi nasibnya.

Len menarik tirai, menutupi sebagian besar jendela. Kemudian, dia menarik lengan Yuuma ke dekat sofa yang ada di sebelah kiriku. Aku penasaran, adengan apa yang ingin mereka tampilkan.

Len berjalan menuju pintu kamar dan berdiri disana. "Maika."

"Satu dua tiga mulai." Maika sedikit berteriak dan menjentikkan jarinya.

"Len!" Yuuma berlari ke arah Len lalu memeluknya. Tak kusangka Yuuma dapat menirukan suara perempuan semirip aslinya.

"Rin!" Len membalas pelukan Yuuma. Senyuman yang terukir di wajah Len tampak tulus, entah senyuman itu ditujukan pada 'Rin' atau Yuuma.

"Sudah lama sekali aku tidak menghabiskan waktu berdua denganmu." Yuuma melepas pelukannya, mengajak Len duduk di sofa.

"Ouh Rin kangen padaku?" Len mencubit pipi kanan Yuuma. Sekilas aku dapat melihat ekspresi Len yang berusaha menahan tawa dan ekspresi takut Yuuma yang ingin kabur dari Len.

"Tentu saja." Yuuma mengembungkan pipinya yang sedikit memerah, entah karena dia merasa malu atau karena 'Rin' biasanya merespons seperti itu.

"Aku juga kangen Rin." Len menyentuh pipi kanan Yuuma sembari tertawa kecil.
Oke aku mulai geli melihat tingkah mereka.

Sang Antagonis dan PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang