Heyho, sobat seperjuangan melawan Covid-19!
Ane baru sadar weh, alur ceritanya lambat serta bertele-tele (|||_ _). Ane udah coba meminimalisir scene / mempersingkat cerita tapi buat ane semuanya itu penting + nyambung ama chapter-chapter ke depan (tenang, jumlah word chapter 7 ke atas lebih sedikit kok, harusnya XD). Selain itu, memang Rin suka menjabarkan hal secara detail, ntar chapter POV-nya Len atau POV-nya Yuuma gak bakal sedetail Rin kok huehehehe (kalau ada :p).
Semoga kata-kata atau diksinya tidak terlalu monoton. Dan juga, semoga perkembangan ceritanya enggak begitu membosankan + memusingkan bagi kalian yang tertarik ya ;D
#peringatanpenting ane jauh lebih menekankan unsur fantasi daripada romance di fic ini (penjelasan bertema fantasinya banyak dan panjang, romansanya pun gak lovey dovey). Ane sarankan untuk berhenti baca ficnya dari chapter ini jika kalian mencari romance bergula berlebihan wkwkwkwk.
Weleh. Ane malah curcol panjang kali lebar, hahaha. Stay safe dan makasih kawan-kawan yang udah mampir dan baca ficnya ampe ke author's note~
P.S : Kalau ada yang gaje dan dipaksakan, tolong kasih tau ane yak, biar ane bisa renungin terus perbaikin :d. Ane terbuka banget ama kritik termasuk flame, jadi jangan sungkan-sungkan buat kasih ane bata, cendol juga boleh wakwakwakaka #dikirakaskus :v
Sampai jumpa entah kapan chapter selanjutnya menyapa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Antagonis dan Pangeran
FantasySungguh sial. Masa aku terdampar di dunia game!? Terjebak dalam tubuh orang lain pula. Lebih parahnya lagi, gamenya bergenre otome, genre yang paling kubenci! Huaaahh!! Aku bisa balik ke dunia nyata gak ya... Pasti bisa, Rin! Aku harus dan pasti me...