"Pulang sama siapa, Lea?" Ucap Dado dengan senyum manisnya, dia datang tiba tiba dari arah belakang Lea dengan menaiki sepeda merah,
Lea membalikkan tubuhnya menghadap Dado dan balas tersenyum,
"Aku lagi nungguin si Dicky. Dia lagi di parkiran ngambil motor"
"Yeay bisa ngobrol sama cogan" batin Lea senang
"Ohh nunggu Dicky...eh Le btw gue mau nanya, boleh?" Tanya Dado,
"Boleh laa, nanya apaan emang, Do?"
"Lu ada perasaan ngga sih ke Kak Stephan? Sialnya dia curhat ke gue mulu tentang lu. Risih gue" Ucap Dado sambil mendecak sebal
"Lahh memang Kak Stephan siapa nya lu? Ko bisa curhat ke lu?" -Lea
"Kak Stephan kan kaka gue" ucap Dado to the point.
"Ko gue baru tau sih, pantesan gue kaya ngga asing ngeliat Kak Stephan itu. Ehh ternyata dia kaka lu." Kata Lea masih dengan raut wajah tidak percaya
"Balik ke topik, lu ada perasaan gak sama Kak Stephan?" Desak Dado
Karena sudah mengetahui hubungan antara Dado dan Stephan, Lea jadi enggan untuk menceritakan segala ketidaksukaannya terhadap Kak Stephan kepada Dado.
"Soal itu...Gue-..."
Tinn! Tinnn!
Suara klakson motor Dicky memotong pembicaraan antara Dado dan Lea,
Di seberang jalan, Dicky sedang menaiki motor metiknya menggunakan helm dan jaket hitamnya, lengkap dengan sarung tangannya.
"LEE! Cepetan sini woy gendut! Keburu gue tinggalin nih" teriak Dicky tidak sabaran, meskipun begitu, raut wajahnya masih berseri seri menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi.
***
Dado membuka pintu rumahnya, dengan langsung disambut dengan wajah penasaran Stephan yang sedang merokok di sofa ruang tamu.
"Gimana Do? Lea suka sama gue ngga?" Ucap Stephan beranjak dari sofa, tetapi masih memegang rokok.
"Gue baru pulang anjir. Bikinin susu dulu lah, baru gue cerita tentang Lea" Dado tercengir sambil mengedipkan matanya (wink)
"Kapan dewasanya sih lu? Anak anak seumuran lu tuh udah pada ngoko. Lah lu masih aja minum susu" -Stephan
"Biarin. Yang penting gue lebih tinggi dari lu." Kata Dado dengan senyum liciknya dan intonasi sombong.
"Meski gitu juga wajah gue kan ngga kalah tampan!" Ucap Stephan tidak mau kalah
"Udehh jangan banyak bawel cepet buatin susu, biar gue cerita soal si Lea cepet." Potong Dado dengan memukul pundak Stephan pelan, bermaksud menyuruh Stephan agar cepat ke dapur untuk membuatkannya segelas susu hangat
Tanpa disuruh dua kali, Stephan dengan cepatnya langsung membuatkan susu hangat untuk adiknya.
Beberapa menit kemudian, Stephan sudah membuatkan segelas susu hangat untuk Dado dan kemudian ia meletakkanya di meja, lalu seperti biasa, Stephan mulai menyalakan kembali rokok yang tadi sempat dianggurkan.
"Jadi? jawaban Lea? Gimana?"
Dado mengambil susu hangat yang dibuatkan kakaknya, lalu dia menyesapnya pelan.
Lalu detik berikutnya dia mulai menceritakan tentang apa yang ingin Stephan tau tentang Lea.
Setelah usai menceritakannya, Dado tersenyum puas, begitupun Stephan.
Ya. Dado...mengarang cerita tentang Lea.
***
Stephan menurut Lea
Dia emang ganteng, mostwanted, dan wow lah pokoknya... tapi ya gitu...
***
Lea menurut Stephan
She's the only One.