"Argh..."
Lea baru saja siuman, dia sudah berada di Kamar rumahnya dibawa oleh Dicky menggunakan taksi.
"Eh Le, jangan dulu banyak gerak, masih sakit kan?" Dicky segera berdiri dari karpet dan bergegas mengambilkan Lea segelas air beserta obatnya.
"Di, Dado mana?" Tanya Lea,
"Dia disekolah." jawab Dicky tanpa melirik Lea,
Lea hanya ber "O"
SaatDicky hendak membawakan Lea air dan obat, tiba tiba pintu kamarnya terbuka pelan, kemudian
"Ehh adik abang udah siuman. Mau abang beliin apa de?" Tanya Vikri, kakaknya Lea,
Lea menggeleng pelan,
"Do, lu mau gue beliin apa?" Tanya Vikri
Karena Dicky sudah menjadi sahabat Lea sejak SMP dan karena Dicku sering main kerumah Lea, Vikri jadi sudah mengenal Dicky,
Dicky juga kadang kala sering bermain ps bersama dengan Vikri dirumah Lea.
"Engga bang gausah, Dicky belum laper" jawab Dicky
"Ohh yaudah deh...tapi kalau lu berdua laper, tinggal panggil gue aja ya dikamar gue ya" kata Vikri sambil menutup kembali pintu kamar Lea.
"Bang Vikri ko ga mirip lu, Le?," Dicky masih menatap pintu yang barusan ditutup oleh Vikri,
"Gatau ah lagi males mikir" kata Lea sambil bangkit dari kasurnya lalu ia membuka laci meja dan mengambil sesuatu,
"Maen ps kuy" ajak Lea sambil menyodorkan stik PS 4 miliknya dan Vikri
Dicky menerima stik PS itu dan tersenyum,
"Kuy laa! Yang kalah ada hukumannya ya!"
"Oke! Siapa takutt! TOD ya!"
***
"Ah! Shit!..." Lea memukul karpet yang ia duduki
Dicky tertawa puas melihat layar TV nya yang menunjukkan skor game miliknya sangat tinggi dibandingkan Lea,
"Oke sesuai perjanjian, Truth or Dare?" Ucap Dicky
"Eumm...Truth aja deh..." Jawab Lea dengan lesu,
"Oke, to the point aja,
Aib apa yang selama ini lu sembunyiin dan belum ada satupun orang yang tau?" -Dicky
"Ih jangaan itu ahh! Pertanyaan yang lain lah plisss" -Lea
"Oh oke yang lain, pertanyaan simple,
Lu lagi suka sama siapa?"
.
.
."...." Lea masih diam tak berkutik
Dicky masih menunggu jawaban Lea,
Bagaimana jika Dicky tau bahwa sebenarnya orang yang disukai Lea selama ini adalah... sahabatnya sendiri?
Apakah persahabatannya akan hancur,
Atau...akankah Dicky membalas perasaannya yang setelah sekian lama ia pendam?
***