Suasana yang hening, kamar yang terang kekuningan, serta darah merah pekat yang berceceran bersama kepala para lelaki berhidung belang itu sudah cukup menjadi pemandangan yang indah bagi Jaeger. Tak heran orang-orang memanggilnya The Devil Shinigami. Begitu selesai menikmati pandangan tersebut, Jaeger langsung melepaskan ikatan dan penutup yang ada di mulut Stacy.
"Dasar, kau ini selalu merepotkan ku ya..." Ucap Jaeger pada Stacy yang membuat Stacy terkejut.
Stacy langsung memeluk Jaeger dengan hangat dan sangat erat. Sampai-sampai Jaeger kesulitan bernafas.
"Oi, habis menyulitkanku kau mau membunuhku ya?" Kata Jaeger pada Stacy.
Stacy pun langsung melepaskan pelukannya yang terlalu erat itu. Terdengar akhirnya suara hembusan nafas Jaeger yang terburu-buru itu.
"Kenapa baru mengingatnya sekarang?" Kata Stacy pada Jaeger dengan terisak-isak.
"Oh, jadi kau gak ingin aku mengingatnya lagi, kenangan kita yang indah itu?" Tanya Jaeger pada Stacy yang malah membuatnya menangis.
"Hueee... Maafkan aku. Maksudku bukan begitu." Ucap Stacy sambil menangis.
"Pfft, hahahaha. Bercanda kok sweetheart, gak mungkin aku ngeraguin hal yang ga penting kayak gitu." Balas Jaeger sambil tertawa terbahak-bahak.
"Buaaak!" Terdengar suara pukulan yang sangat keras. Tenang, ini bukan suatu bencana. Melainkan, Stacy yang kesal dengan Jaeger.
