Rose yang terlelap menghentakkan lengan sebelah kanannya ke kasur, sisa kewarasannya sadar begitu saja saat ia terduduk sambil mengerang memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Tidak ingin berlarut dengan rasa sakit yang berada di kepalanya, cewek itu membuka mata dan memandang sekitar kamar yang terasa asing baginya. Kemudian, ia berjalan mumbuka pintu yang berada di dekat lemari baju yang ternyata adalah kamar mandi.
Ia membasuh mukanya, menatap pantulan wajahnya yang terlihat buruk. Saat Rose keluar dari kamar, ia menemukan Jennie dan Minsik yang sedang tidur dengan posisi berpelukan berbalut selimut tebal di sofa berukuran sedang.
Dari lantai atas Rose bisa melihat kondisi rumah megah ini, dan ia sangat yakin semalam suasananya sangat kacau. Rose yang masih bertumpu dagu di pagar pembatas lantai dua, kaget ngeliat kehadiran cowok cuman pake boxer tiba-tiba keluar dari salah satu kamar yang berada di lantai bawah.
Dan cowok tersebut juga sama kagetnya, tiba-tiba melihat sesosok prempuan berambut panjang tergerai sedang termenung di pagar pembatas lantai dua. Hampir saja cowok itu kira kuntilanak di siang hari, kalo aja rambutnya gak berwarna coklat terang.
Spontan Rose melempar senyum, lalu menuruni tangga untuk menghampiri cowok tadi yang sedang berjalan ke arah dapur setelah melirik Rose tanpa kata.
Tangan cowok itu meraih gelas mug, lalu menaruhnya di bawah mesin coffee otomatis dan menekan tombolnya, membuat cairan berwarna coklat pekat keluar perlahan dari mesin tersebut.
"Mau coffee?" Tawar Christian sambil melirik Rose yang ternyata sedang memandangnya juga.
Rose tersenyum ramah, "Boleh, btw gue Rose"
"Christian" gumamnya singkat, kemudian mengganti gelas yang penuh dan menyodorkan segelas coffee yang baru selesai jadi itu pada Rose.
"Makasih" Rose meminum coffee panas itu perlahan, pahit namun cukup dapat memusnahkan rasa hausnya.
"Gua gak pernah liat lo" tanya Christian yang kemudian menyesap coffeenya. "Lo dateng sama siapa?"
"Sama Jennie" jawabnya gugup dan di jawab anggukan oleh Christian.
Rose bergeming, "Chris boleh pinjem baju gak? Badan gue lengket banget"
Chris mengangguk pelan. "Selesain dulu minum lo, nanti gua pinjemin"
Coffee punya Christian habis lebih dulu, lalu di susul oleh Rose. Setelah menikmatin coffee mereka menuju kamar yang berada di lantai dua, kamar yang di pakai Rose semalam.
Christian mengambil setelan baju untuk dirinya sendiri, kemudian berlalu begitu saja menuju kamar mandi lantai satu membiarkan Rose memilih sendiri apa yang akan di pakainya.
Setelah membersihkan dirinya dan membawa barang-barangnya, Rose kembali menuju ruangan utama. Ia yang melihat Jennie masih tertidur pulas pun memutuskan untuk pulang duluan.
Berniat pamit Rose mengetuk pintu kamar yang berada di lantai satu itu, namun tak ada jawaban. Akhirnya ia nekat menekan gagang pintu dan membukanya, tapi alangkah terkejutnya ia mendapati dua cowok tertidur di kasur tanpa menggunakan baju, dan hanya menggunakan celana jeans.
Sosok Christian dengan tiba-tiba menghampiri Rose yang berdiri di ambang pintu kamar. Kemudian, ia menatap Rose dari atas sampai bawah, lalu matanya sedikit melotot saat mendeteksi hoodie ungu tua miliknya yang merupakan hadiah dari cewek yang di sukai nya tersebut di pakai oleh Rose.
Christian mau marah tapi gak enak, maka dari itu, "Cepet ya, balikin bajunya" gumamnya penuh penekanan.
Rose senyum kikuk terus pamit. Udah masuk mobil grab langsung misuh-misuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Drunk in the moonlight ♡Rosseane Park ✔
Historia Corta「Cause you look good in the moonlight」 ♡ Second book. - written by Carramelsalt.