Hug

1.4K 120 6
                                    

Sekolah sudah dimulai, semua kembali seperti semula. Kecuali..

" Sensei kemana saja "
" Sensei kami merindukanmu "
" Sensei.. sensei...sensei... "

Sasuke masih jadi pusat perhatian di sekolah terutama para gadis.

" Aku ada urusan sebentar " senyum Sasuke.

Dari kejauhan tampak Hinata berjalan santay sendiri. Sasuke terus melirik Hinata, saat jaraknya sudah semakin dekat.

" Gomen minna.. aku tidak bisa lagi meladeni kalian "
" Heee.. nande? "
" Karna aku sudah bertunangan "

Deg

Hinata membatu seketika saat mendengarnya.

" Se-sensei..ada yang ingin kutanyakan, bisa bicara sebentar? " ucap Hinata memaksakan senyum menahan kesalnya.

" Minna aku permisi dulu ya "
" Heeee "

Hinata lalu berjalan diikuti Sasuke dibelakangnya. Terus berjalan menghindari keramaian. Saat sudah semakin sepi, Hinata berbalik dan langsung menarik jas Sasuke.

" Apa yang kau lakukan hah? "
" Aku? "
" Iya, kau ingin memberitahu semua orang tentang pertunangan ini? "
" Memangnya kenapa? "
" Kau.. "

Urat-urat itu mulai keluar perlahan karna menahan marah.

" Pokoknya jangan sampai orang-orang di sekolah tau tentang pertunangan ini "
" Wakata..wakata... "
" Awas saja "
" Tapi ada syaratnya "
" Hah?! "
" Jangan melotot begitu, syaratnya mudah kok "

Hinata menyipitkan mata seolah mengancam.

" Hanya satu pelukan "
" Kau.. "
" 5 menit..ijinkan aku memelukmu 5 menit "
" Iie "
" 3 menit "
" Iie "
" Oh ayolah..2 menit "
" 5 detik "
" 10 detik "
" Tidak usah "
" Oke..oke.. 5 detik "

Sasuke tersenyum sesaat.

" Itadakimasu "

Pluk

" Oke cukup "
" Belum 5 detik "
" Sudah "
" Belum "

Sasuke jelas enggan melepas peluknya meski Hinata tidak membalas.

Duk

" Itai "

Tendangan di kaki itu spontan melepas peluk Sasuke.

" Awas saja kalau sampai ada yang tau " ancam Hinata lalu pergi meninggalkannya.

Sasuke hanya diam menatap tangannya.

Aku ingin lebih lama lagi, batinnya.

Namun sayangnya dia harus bersabar lebih lama lagi.

Saat jam pelajaran kimia semua menuju lab tuk melakukan praktek.

" Masukkan cairan ini.. lalu ini dan ini.. "

Satu-persatu cairan berwarna-warni masuk.

" Dan jadi begini "

Sebagai guru, Sasuke menjelaskan dengan sangat baik dan mudah dimengerti meski masih ada saja yang pura-pura bodoh demi mendapat perhatiannya.

" Kyaa.. sensei.. "
" Ha-i "

Dan yang lain pun ikut-ikutan.

" Dasar mesum " gumam Hinata.
" Wah dia populer sekali ya " iri Ino.
" Kau mau ikut-ikutan? "
" Tadinya sih mau tapi punyaku sudah selesai "
" Bagus " ucap Hinata mengacungkan jempol.

Melihat Hinata yang tidak terpengaruh, Sasuke lantas menghampirinya.

" Kamu berhasil ya.. pintar "

Pluk

Lavender itu membulat dibuatnya. Bagaimana tidak Sasuke memeluk Hinata di depan semua orang.

" Sensei aku juga mau dipeluk " seru yang lain.

Sasuke lantas melepas pelukan 5 detiknya.

" Sayangnya kalian tidak berhasil seperti Hyuga-san "
" Heee "
" Hi..Hinata..kau baik-baik saja? "

Duk

" Itai "
" Ada apa sensei? " tanya yang lain.
" Tidak apa-apa "

Duk

" Itai "
" Sensei? "
" Sepertinya ada serangga menggigit kaki ku "
" Benarkah? Serangga apa? "

Sasuke melirik Hinata disampingnya yang tersenyum puas.

" Awas pembalasanku " bisik Sasuke sebelum pergi.

Hinata hanya diam membuang muka.

Kring..kring...

Waktu istirahat. Semua berhamburan keluar kelas. Meski ada beberapa yang tetap tinggal untuk menggoda Sasuke.

Hinata dan Ino langsung pergi meninggalkan kelas.

" Hinata kau duluan ya aku ada pertemuan klub sebentar nanti aku menyusul "
" Aku di atap ya "
" Oke "

Kedua berpisah di koridor, Ino menuju ruang klub sedang Hinata langsung ke atap membawa bekal buatan ibunya.

Sepi, hanya ada dia seorang. Dia membuka kotak bekalnya dan mulai melahap perlahan.

" Boleh ikut gabung? "

Tanpa menoleh pun Hinata sudah tau suara siapa itu.

" Hm " jawab Hinata.

Sasuke lantas duduk di dekat Hinata.

" Suasananya enak ya disini "
" Kau tidak bisa mencari tempat lain? "
" Kenapa? Enak kok disini "
" Tapi tidak di belakangku juga "

Duk

Siku Hinata mendarat tepat di perut Sasuke.

" Anggap saja ini sebagai balasan atas apa yang kau lakukan di kelas ku tadi "

Sasuke menggulung sedikit bagian bawah celananya.

" Lihat kaki ku sampai memar begini karna tendangan mu "

Hinata melihat kaki Sasuke yang sedikit memar itu.

" Tenang saja aku tidak akan meminta ganti rugi "
" Maksudmu? "
" Aku kan bisa saja melaporkanmu atas tuduhan penganiayaan "
" Haaa?? "
" Kau bisa di skors lho dari sekolah "

Hinata diam mencoba mengalah daripada nanti kena skors sungguhan.

" Sebagai gantinya aku hanya ingin memelukmu "
" Kau sudah melakukannya dua kali hari ini "
" Tapi kan kali ini meluknya dari belakang beda dengan yang tadi pagi "
" Kau.. "
" Eh.. skors ya.. "

Perut Hinata mendadak kenyang dan tidak nafsu makan.

" Hari ini kau galak sekali "
" Karna kau slalu membuatku kesal "
" Aku kan hanya ingin berdua denganmu "
" Jangan karna sudah bertunangan kau bisa seenaknya saja denganku "
" Aku tidak berpikir begitu "
" Lalu yang kau lakukan daritadi apa? "
" Aku hanya berpikir kapan aku bisa benar-benar memilikimu "

Deg

" Ha-i cukup "
" Baru 5 menit "
" Cukup "
" 5 menit lagi ya "
" Iie "
" Ayolah "
" Iie "
" Aduh..duh..duh... Kaki ku "

Melihat itu Hinata kendur lagi dan membiarkan dia memeluknya lagi.

Saat Hinata akan mengamambil minuman tiba-tiba tangannya menyenggol tangan Sasuke hingga air di tangannya tumpah dan mengenai kaki Sasuke yang memar.

" Gomen..gomen.. aku tidak.. "

Betapa terkejutnya Hinata saat dia mengusap kaki Sasuke perlahan noda memar itu hilang.

" Hee "

Melihat Hinata yang mulai sadar bahwa dibohongi, Sasuke langsung bersiap bangkit.

" Kau menipuku ya "
" A-aku? Tidak.. kaki ku memang sakit.. Aduh . "
" Kau berani menipuku ya "
" Hinata ini.. "
" Dasar pria mesum menyebalkan "
" Gomeeeennnn "

Sasuke berlari tunggang langgang meninggalkan Hinata dengan amarahnya yang memuncak.

~Skip~

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang