2. Suka?

2.3K 186 8
                                    

"Aku pulangg"

Jaera berteriak seperti biasa saat memasuki rumah. Setelah menaruh sepatu di rak, dia segera menyisir rumah mencari kehadiran Sang bunda . Ternyata bundanya sedang duduk di ruang keluarga , Jaera segera menghampirinya lalu mencium pipi bundanya .

"Bunda udah makan?" tanya Jaera disambut anggukan pelan bundanya . Jaera heran , biasanya bundanya selalu makan bersamanya . "Oh bagus deh , Ra ke atas dulu ya bun"

Bundanya terlihat tak peduli , tetapi Jaera berfikir bahwa mungkin bundanya lagi serius nonton film suara hati seorang istri .

Di kamarnya , Jaera segera mandi lalu berganti baju . Kemudian dia kembali ke bawah untuk makan . "Bun , bang Je mana ya ?" tanya Jaera .

"Pergi sama temennya." jawab bunda , entah kenapa Jaera merasa nada suara bunda yang tak seperti biasanya.

"Oh oke,"

Setelah itu dia makan masakan bundanya yang menurut dirinya adalah masakan terenak sedunia . Abistu si Jaera memutuskan untuk pergi keluar mencari udara segar .

Jaera pergi keluar hanya dengan memakai kaus longgar juga celana hitam panjang , serta rambut yang di ikat dengan tak terlalu rapih .

Mengambil nafas dalam-dalam , ia tersenyum senang menatap langit yang berwarna biru bercampur putih juga awan-awan yang seperti sedang membentuk bentuk hewan .

"DORRR!"

Di tengah keheningannya itu , ada seseorang yang merusak suasana , ternyata dia , Jeno .

"PABJI !!" Jaera berteriak kaget , untung saja dia tidak jatuh ke dalam got yang pas sekali berada di sampingnya .

"Lah lu kalo kaget masa ngomong nya papji , biasanya juga babi ,"

"Anyink emang ya lo Jen , bukannya minta maaf malah komplen sama latahan gue," setelah mengatakan itu Jaera pergi meninggalkan Jeno .

Jeno yang melihat kepergian Jaera segera naik ke Anjayani dan mengejar cewek tersebut . "Raa sini dulu , jan ngambek !"

Jaera yang mendengar itu menoleh tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide yang cemerlang . "Apa?" Jaera melipat ke dua dadanya dengan muka judes.

Jeno meringis , "maaf Ra , jangan marah ya? Ayo naik , kita jalan-jalan."

Jaera yang mendengar itu tersenyum sekilas lalu kembali judes, "naik apa?"

"Naik haji , ya naek Anjayani lah. Lemot bener jadi cewek"

"Lu ngomong apa tadi hah!?"

"Entu , tadi gue ngeliat megaladon lahiran,"

"Pa banget dih, ini gue pake begini aja gapapa? Kucel banget anjir."

Jeno terdiam , menatap Jaera dari atas hingga bawah lalu tersenyum. "Udah cantik gitu doang, ayo"

Si Jaera yang mendengar itu buru-buru naik ke atas Anjayani dengan wajah yang memanas. Sial , begitu aja udah baper. Dasar cwk.

Jeno langsung tancep gas, Anjayani pun meluncur dengan kecepatan yang cepet banget ngga pelan juga ngga jadi ya gitu.

Usai berkeliling dengan motor kesayangan Jeno a.k.a Anjayani, mereka berdua mampir di tukang pecel lele. Hari ini si Jaera ngidam makan lele katanya.

Just Friend | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang