07. Jalan-jalan

104 14 1
                                    

Hari ini hari Sabtu, sekolah libur. Jaera diajak Jeno jalan-jalan gitu. Dia masih belum tau ke mana, soalnya kata Jeno rahasia.

Btw, Jeno engga tau mengenai permasalahan ayah-bunda Jaera karena emang Jaera pendem. Naya pun juga ga tau tentang hal itu.

Jaera nyembunyiin masalah itu karena dia pikir temen-temennya ga harus tau. Lagian bukan kah itu juga aib keluarga? Ya kali dia cerita ke orang luar.

Ayah dan bunda Jaera bakal cerai bentar lagi. Dan Jaera ga peduli sama hal itu. Kalo dia pikirin yang ada sedih mulu bawaannya. Hari ini kan dia mau seneng-seneng sama Jeno.

Dan Bang Jeffri, dia tau ayah dan bunda bakal cerai, tapi dia ga bisa balik ke Indonesia karena baru banget masuk kuliah. Nanti mungkin dia bakal pulang, tapi belum tau kapan.

Untuk hak asuh, Jaera gak tau menahu. Dia cuma bisa pasrah aja. Soalnya gabisa disuruh milih antara ayah atau bundanya. Susah. Pilihan terumit di hidupnya.

Balik lagi ke sekarang, Jaera udah selesai pakai baju. Outfit yang dia pake kali ini Dress simple. Eh tapi, Jaera kalo make outfit emang selalu simple sih. Di pikiran Jaera, yang penting muka cakep, outfit mah belakangan.

Dia cuma bawa tas tenteng simple, terus otw ke bawah untuk sarapan sambil nunggu Jeno jemput. Sampai di bawah, Jaera langsung jalan ke dapur. Di dapur dia ambil satu lembar roti trus makan sambil jalan ke luar rumah.

Saat melewati ruang keluarga, Jaera melihat sosok bundanya yang sedang memainkan handphone. Dia memutuskan untuk izin ke bunda terlebih dahulu.

"Bunda," panggil Jaera.

Yang dipanggil menoleh, "ada apa?"

Jaera terdiam sejenak, memperhatikan wajah bundanya yang kini terlihat seperti orang yang berbeda. "Em.. Ra izin mau pergi sama Jeno hari ini, boleh kan bunda?"

"Boleh, hati-hati." Jawab bundanya lalu kembali sibuk memainkan handphone. Jaera tersenyum samar, lalu segera menyingkir dari sana.

Sesampainya di depan rumah, ternyata seseorang yang sedari tadi ada dibenak Jaera sudah berdiri di balik pagar. Kemudian tersenyum lebar dan mengisyaratkan Jaera untuk menghampirinya.

"Udah lama nyampenya?" Jaera bertanya saat sudah membuka pagar.

"Gak terlalu lama kok," jawab Jeno. "Oh ya, bunda ada?"

"Ada kok, kenapa?"

"Mau izin,"

Jaera menimang-nimang, pada akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Jeno masuk menemui bundanya. Saat Jeno masuk melewati pagar, terlihat seseorang yang tadi mereka bicarakan keluar dari rumah.

"Eh, bunda, kebetulan banget ini Jeno mau ketemu sama bunda." Jaera menoleh ke arah Jeno yang ada di sampingnya.

Jeno bersalaman dengan bunda, "bunda apa kabar?" tanyanya.

"Baik, kamu?"

"Baik juga. Jeno izin ajak Jaera jalan-jalan hari ini, boleh kan bunda?"

"Boleh dong, tapi inget, Jaera pulang ga boleh ada yang lecet,"

"Siap, komandan!" Jeno hormat ke arah bunda, mereka berdua tertawa sejenak. "Yaudah kalo gitu kita mau berangkat, takutnya nanti di jalan macet."

Just Friend | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang