Move on itu bukan perkara gampang karena sejak masih kecil, selalu diajarin menghafal bukan melupakan.
Vote sama komen yah!
***
Risa mendapat kabar jika Dika menjadi muallaf tiga hari yang lalu dari Putra.
Hari ini Risa dan Rinda ada di toko buku mencari bacaan tentang tips menjahit berbagai baju khas negara lain."Hai, incess." sapa Alpi yang tak tahu dari mana udah muncul di balik buku yang diambil Risa.
"Astagfirullah, ngagetin aja. Anyway kenapa ada di sini?" tanya Risa.
"Nemenin Melky, dia ketemu sama sepupunya."
"Sa, aku dapet." ucap Rinda di belakang Alpi.Alpi menoleh ke sumber suara dan dijumpainya bidadarinya.
"Kamu yang ada di rumah sakit Darmo yang kakaknya Figa, kan?" tanya Alpi.Rinda berpikir apa dia pernah ketemu orang itu?
"I-ya."
"Udah ngobrolnya di luar aja!" seru Risa karena kini mata pengunjung perpustakaan melihat ke arah mereka.
Mereka berjalan keluar, duduk di taman yang ada di depan perpustakaan.
Tapi, sayang Rinda mendadak pergi karena mendapat kabar jika Adiknya kambuh dan ia harus segera terbang ke Jawa.
***
Di tempat yang sama Melky memeluk sepupunya dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Apa lo mau bimbing gue?" tanya Dika pada Melky setelah melepas pelukannya.Senyuman lebar mewakilkan jawaban dari pertanyaan Dika.
"Gue mau kerja, Mel." ujar Dika.
"Ayah nggak mungkin ngirimin uang dan gue nggak mau lagi ngerepotin keluarga lo. Mel insyaallah gue mau bangun cafe kecil." lanjutnya."Gimana kalau kita bangun usaha itu bersama karena gue udah bebas dari coas pertama gue." ujarnya diangguki Dika dan senyuman bahagia.
"Modal awal gue punya uang." ucap Dika.
"Gue juga ada. Kita bakal patungan buat bangun usaha bareng."
Mereka akan merintis usaha dari nol. Hari ini mereka juga akan membicarakan tempat dan beberapa makanan yang mampu membuat mata tertarik saat membacanya.
"Gue bakal buat es jomblo anti galau. Es-nya itu rasa coklat..." ucapan Dika terpotong karena Melky menunjukkan tempat yang mereka akan cari untuk calon cafe mereka.
"Gue oke." ujar Dika. Mereka berjalan mencari taksi untuk menuju tempatnya.Selama perjalanan mereka mendiskusikan tentang rancangan cafe baru mereka yang akan dibuat dengan nuansa Islami.
"Mel, kenapa kalau kita suka sama orang melebihi Allah gimana?" tanya Dika di tengah pembicaraan mereka tentang cafe."Allah akan cemburu."
Dika kembali memikirkan perasaannya yang melebihi pada Allah.Aku harus lupakan dia! Dika bertekad melupakan dia yang membuatnya berubah.
Sampainya di sana, mereka langsung bertemu dengan pemiliknya untuk menyepakati harganya.
"Besok kita buka, gue libur panjang, Bray." ucap Dika sambil mengamati seluruh ruangan.
Mereka kerja lembur hari ini, berbagi tugas untuk menyiapkan semua bahannya dan tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Dika pergi ke pasar mencari bahan yang telah mereka ranncang. Melky membereskan semua peralatan dan mulai menata rapi dekorasi ruangan.
Ia menarik meja dan kursi bulat untuk ditata di sudut jendela.
Tapi, setelah ia selesai Dika belum juga kembali, Melky memilih berbaring di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa dengan Kacamata? [COMPLETED]
Teen FictionSebuah kisah yang berawal dari kacamata dan pertemuan aneh. Kisah wanita dan pria kacamata. Entah pria siapa. Tapi, kacamatanya selalu menggantung di wajahnya yang membuat wanita itu benci dengan kacamata. Dan pada akhirnya salah satu dari mereka me...