Prolog

21 4 0
                                    

***

"Jadi lo pernah satu sd sama dia?" kunyahan bakso itu langsung berhenti saat suara kencang tero yang dengan tidak sopannya tepat di telinga dena. Teman sekaligus saudara sepupunya itu memang suka ngegas kapanpun dan dimanapun berada. "Santuy bisa kali ro, malu bego diliatin" geram dena sedikit berbisik.

Bukan Antero Muhamad namanya kalau sampai mendengar perkataan orang lain. Ya walaupun bukan berarti tero ini tuli atau budek juga si istilahnya. Hanya saja dia terlalu mager untuk memperhatikan keadaan sekitar yang menurutnya kurang menarik. Ah tero jadi teringat gadis itu, gadis yang pernah dia dm karena gabut berakhir nyaman itu ternyata berada di sekolah yang sama dengannya. Sekolah aneh yang terlalu banyak peraturan ini tero pastikan dibuat oleh sang pemilik yang menurutnya juga gabut alias tidak ada kerjaan sehingga membuat segitu banyak peraturan yang bisa saja menjadikan para murid menjadi tersiksa bahkan setres. Oke fix tero mulai lebay.

Mood tero jadi naik lagi ketika mulai mengingat chat dm dengannya, walaupun sekarang mereka sudah tidak pernah bertukar kabar tapi tero yakin gadis itu tidak mungkin lupa padanya. Bora Maya begitu menarik menurutnya. Kesimpulan itu diambilnya karena gadis itu asik walaupun tahu rumah tero saat itu di bekasi sedangkan dia di jakarta, sesederhana itu.

***

Destiny, MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang