1 |Selalu Tentang Dia

726 68 18
                                    

Baca baca
.
.
.
.

Gadis itu menangis dalam tidurnya, menangis tidak bersuara menumpahkan segala rasa sesak didalam tidurnya.

Farah gadis itu belum sepenuhnya tidur, dalam tidurnya dia terus membayangkan hal yang membuat dirinya sakit.

Perlahan Farah membuka kedua matanya, mungkin jika dilihat dengan lampu kamar yang menyalan mata Farah sudah sembab dan juga bengkak akibat air matanya.

"lebay banget si lo far, disekolah lo baik baik aja tuh kenapa dirumah jadi gini" gumam Farah. Malam yang sudah menunjukkan jam sebelas lebih itu membuat mata Farah semakin berat ditambah sehabis dia menangis tadi.

"andai aja gue misa milih pada siapa hati gue jatuh cinta, pastinya gue gak bakalan milih lo yang udah pasti gak bisa gue miliki" Farah mengerutui dirinya sendiri.

"hooh sabar far, istirahat besok lo harus kembali jadi orang yang kuat diluar, tapi rapuh didalam" ucapnya pelan.

Dan setelah itu Farah kembali tidur dengan tenang, semoga saja besok ada hal lain yang membuat farah tidak merasakan sesak.

. . . .

Pagi telah tiba saatnya Farah pergi ke sekolah. "ma farah pergi assalamualaikum" pamit Farah tidak lupa mencium kedua tangan mama dan papanya.

Pergi sekolah dengan diantar sang supir, Farah sengaja tidak pergi bareng dengan sang kakak karena dia tahu kakaknya itu lambat.

Setelah sampai disekolah Farah berjalan santai menuju kelas toh hari masih menunjukkan jam setengah tujuh.

Masuk ke kalas yang bisa dibilang unggul bukanlah hal yang mudah, bersaing dengan orang orang yang jauh lebih pintar dari dirinya itu lelah.

Farah sempat berpikir mungkin dia salah alamat karena bisa masuk ke kelas unggul toh Farah bukanlh murid yang pintar, tapi biasa saja.

Saat masuk kelas terlihat sudah ada Vanya dan lala disana, kedua nya sedang sibuk dengan urusan masing masing.

Farah pun keluar kelas dan duduk dianak tangga, sembari bersenandung kecil. Tak lama pun kedua teman Farah datang siapa lagi kalau bukan yasha dan Kirana.

Keduanya ikut duduk disamping Farah, dan mengobrol dikit setelah itu hening. Hanya ada pemandangan siswa yang datang.

"lo udah buat far tugas ips?" tanya Yasha. "udah, lo sendiri?" tanya Farah.

"alhamdulillah belum" jawab Yasha. Yang membuat Farah dan Kirana kesal.

"bilang aja mau nyontek yas" kata Kirana. "ya kan basa basi dulu atuh kir" jawab Yasha.

Satu persatu pun beberapa teman Farah yang lain datang, ya mungkin Farah beruntung bisa mempunyai sahabat seperti mereka.

Mungkin jika dijelaskan satu persatu nama namanya, gak bakalan selesai.
Tapi yang harus Farah ketahui adalah, tidak mungkin didalam sebuah persahabatan itu tidak ada yang namanya melibatkan perasaan pasti ada.

Tentu saja seperti Riko dan Kirana, mungkin bisa dibilang mereka memang sudah dekat sebelum grup ini dibentuk. Dan masih banyak yang lain.

Termasuk Farah tidak ada yang tahu pada siapakah gadis ini menaruh hati, bahkan teman dekat gadis itupun saja tidak tahu.

Farah gadis itu begitu tertutup pada semua orang, dia berusaha menutupi semua yang dia rasakan dan selalu menjadi pendengar yang baik setiap cerita yang sahabatnya alami.

"beda kelas gak enak ya" ucap Nita. "dua deh" jawab Farah.

"kita bikin kelas sendiri boleh gak sih, tapi isinya kita kita doang jangan yang lain" ucap Kirana. "kalo gitu semua orang juga mau kali" jawab Yasha.

"gue heran kenapa gue bisa beda kelas sama Saka, padahal waktu ulangan jawaban gue sama dia sama" kata Riko. Yang membuat semua teman temanya tertawa.

"gue mau yang mahal, gak jamanya lagi yang murah yas" jawab Arvan.

"serah lo deh" ucap Yasha. "emangnya buat siapa?" tanya Nita.

"siapa lagi kalo bukan si pujaan hati" jawab Kirana. "oohh Afifa" jawab Yasha.

Farah hanya ikut tersenyum, pura pura tertawa ketika semuanya membicarakan kedekatan antara Arvan dan Afifa

Farah tidak membenci siapapun disini, bahkan orang yang disukai oleh orang yang dia sukai pun tidak bisa dibenci. Pikirnya untuk apa membenci hanya karena masalah sepeleh.

"besok bantu gue cari, sekalian kumpul ditempat biasa ya" ucap Arvan.

"bucin teruss" ucap Yasha. "sadar diri aja lo ya" jawab Bila. Semuanya pun tertawa. Bahkan sampai sekarang semua orang tidak tahu arti dari tawanya orang tersakiti. Lebay:v

. . . .

"Far lo pulang sama siapa?" tanya Yasha. "sama orang" jawab Farah.

"dih lo kenapa hari ini, kaya gak semangat gitu?" tanya Yasha. "gak gue capek karena ngantuk aja" jawab Farah bohong.

"gue balik bareng Farry gak apa apa kan?" tanya Yasha lagi. "iya udah pergi sana huss" jawab Farah.

Saat sedang menunggu supir, tibalah segorombolan orang siapa lagi kalo bukan Arvan dan teman teman.

"ngapain lo sini sendirian?" tanya Saka. "gak lihat apa orang lagi nunggu jemputan" ketus Farah.

"sensi amat neng, lagi pms ya" kata Arief. Namun dihiraukan oleh Farah.

"mendingan Saka sama Arief tunggu sini sambil temenin Farah dijemput, soalnya gue ada latihan hari ini" ucap Riko.

"siapp" jawab Saka dan Arief kompak. "gue juga, soalnya ada yang dicari" kata Arvan.

"lah kata lo tadi besok njir" jawab Arief. "gak jadi" jawab Arvan. Sembari melirik kearah Farah yang kini tengah duduk sambil menunduk.

"lo kenapa far?" tanya Arvan. Dan Farah pun hanya menggeleng sebagai jawaban. "yaudah kalo gitu gue sama Arvan pamit assalamualaikum" ucap Riko.

"waalaikumssalam" jawab ketiga orang itu. "kalian gak usah nungguin gue, kalian maau latihan futsal kan" kata Farah.

"masa lo sendirian, ntar kalo lu hilang kita gak bisa lagi numpang internetan dirumah lo" jawab Saka.

"astaga serah lo saka" jawab Farah. Ketiganya sibuk dengan handpone sampai akhirnya sang kakak menjemput Farah.

"gue udah dijemput, makasih ya" ucap Farah. Keduanya pun hanya ternyum.

Saat masuk kedalam mobil, Farah membuang nafasnya kasar. "kanapa ada masalah?" tanya Zaka.

"gak" jawab Farah singkat. "kalo ada masalah jangan dipendem cerita sama abang ok" ucap Zaka. Farah pun hanya tersenyum kecil, tanda bahwa dia baik baik saja.

. . . .

Saat sampai dirumah Farah langsung masuk kekamarnya. Beruntung dirumah sedang tidak ada orang tuanya.

"far abang langsung pergi latihan basket ya!!" teriak Zaka yang membuat Farah menbalaanya dengan teriakan juga dari dalam kamar.

Didalam kamar Farah sedang menyimak obrolan di grup, tidak berniat untuk nimbrung didalamnya.

"gak ada obrolan lain apa selaian tentang afifa" gumam Farah. "gak disekolah digrup chat pun jadi lanjut" kata Farah

_________________

Vote ya🐣
Kali ini balik dengan gendre yang berbeda👀semoga suka🍃
-Rein-🌧

Air Mata FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang