CHAPTER 24

636 48 1
                                    

Gadis itu berjalan ke arah papan tulis, ia menghapus sisa catatan kemarin. Bu Pena, guru bahasa Indonesia mengambil alih seperempat jam pelajaran Pak Sabto.

"Kara, ibu minta tolong ambilkan buku paket di atas meja ibu di kantor ya? " minta Bu Pena.

"Iya Bu, " balas Kinara lalu berjalan menuju ruang guru disusul dengan Benaya yang lebih dulu melewatinya.

Entah apa maksud dan tujuan laki-laki itu, Kinara masih belum bisa memahaminya. Ia berinisiatif berlari menyusul Benaya untuk mengambil alih buku Bu Pena. Bagaimanapun juga Kinara yang di perintahkan oleh Bu Pena untuk mengambil buku itu.

Dilihatnya Benaya sedang kesulitan mencari meja Bu Pena, Kinara menahan tawa karena Benaya tidak punya keberanian untuk bertanya pada guru yang ada didalam.

Setelah berhasil menemukan buku Bu Pena yang kebetulan mejanya terletak di samping pintu masuk, Kinara bergegas meninggalkan Benaya yang masih sibuk dengan urusannya.

Saat ia baru berjalan beberapa langkah keluar ruangan, tiba-tiba dengan kecepatan kilat Benaya menyambar buku yang Kinara bawa lalu berlari mengeluarkan jurus bayangannya untuk menghindar.

Dengan spontan Kinara berlari untuk menyusul Benaya, kali ini tidak pakai acara lempar sepatu karena tidak ada kemungkinan sepatu itu akan mengenai kepala Benaya yang jaraknya sudah cukup jauh.

"Nanti Bu Pena marah sama gue, " rengek Kinara.

"Gue ketua kelasnya, tugas lo cukup nemenin gue, di samping gue dan jangan kemana-mana, " balas Benaya.

"Kasihkan ke gue bukunya, lain kali gue ga akan bantu menyelesaikan tugas baru lo, "

Kinara mengatur nafasnya di ambang pintu kelas, ia menyandarkan tangannya pada dinding kelas. Sedangkan Benaya duduk di deretan bangku yang ada didepan kelas, Benaya memberikan buku paket yang di bawanya kepada Kinara.

"Nih, lain kali kalo guru nyuruh sesuatu bilang sama gue, "

"Serah lo, " balas Kinara lalu berjalan memasuki kelas.

"Gue cuma gamau ngeliat lo capek sendiri, " bisik Benaya lalu kembali ke bangkunya.

🌻🌻🌻

"Nih, struktur kelas yang lama. Lo bisa ubah ini nanti setelah pulang sekolah, gue harap besok udah jadi, " perintah Kinara memberikan gulungan kertas karton.

Benaya menerimanya dengan senang hati, dia menarik tangan Kinara agar duduk di sebelahnya.

"Kalo gue disini, lo berarti di sebelah gue, " tunjuk Benaya pada struktur kelas bagian ketua dan wakilnya.

"Gue jadi seksi kebersihan kelas  juga gapapa, asal ga deket-deket sama lo, " balas Kinara ketus. Ia menggeser bangkunya untuk memberi jarak agar tidak terlalu dekat dengan Benaya.

Benaya kembali menggulung kertas karton di tangannya, "ketua berhak milih siapa yang jadi wakilnya dan pilihan gue ada di lo, "

"Wakil berhak menolak, lapor ke wali kelas dan keluar dari struktur kelas karena ketuanya seorang manusia yang gak waras, "

"Dan sang ketua bisa membuat wakilnya suka, "

"Suka pengen nabok maksudnya? " tanya Kinara sengit.

BENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang