Prolog [ Part of story ]

982 58 0
                                    


Seperti biasa. Tak ada yang hangat didalamnya, seorang ayah yang super sibuk juga ibu sosialita sampai lupa bagaimana membuat sebuah rumah yang begitu megah bisa menjadi hangat.

Hanya seorang kakak laki-lakinya yang cukup perhatian. Tapi karena sikapnya pula yang membuatnya harus hati-hati, walau kenyataannya pun hatinya sudah keras. Nayeon tak perduli apa dampak yang akan ia dapat, yang terpenting orang tuanya bisa membereskan masalahnya.

Langkahnya terhenti didepan kamarnya, dahinya berkerut heran. Bagaimana pintu kamarnya bisa terbuka karena ia tak pernah lupa menguncinya bila keluar.

Dengan terburu-buru nayeon masuk kedalam kamar dan menemukan kertas-kertas tulisannya yang biasa tertempel di dindin sudah berada dilantai, juga jangan lupakan foto-foto idolanya juga ada dilantai. Jangan lupakan sosok yang duduk dimeja riasnya menatapnya penuh amarah.

" kau lancang oppa .." ucapnya masih menahan emosinya yang mungkin sebentar pagi akan meledak.

Im jaebum tertawa remeh. Lalu berjalan mendekat kearahnya dan membuatkan foto dan kertas yang berserakan dilantai terinjak olehnya.

" bukankah sudah kubilang untuk tidak berurusan lagi dengan idol ? Kamu pun sudah tahu akibat apa yang akan kamu terima nona"

Nayeon mengalihkan pandangannya. Mata nya terasa memanas entah kenapa" untuk apa oppa perduli, toh appa dan eomma saja tak perduli "

" kamu fikir keluargamu hanya mereka hah" bentaknya tak tertahan.

Ia tahu apa yang adiknya alami. Apalagi kalau bukan stess dan depresi, dan karena itulah hal ini muncul mempengaruhinya untuk melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.

Setetes air matanya turun begitu saja tapi dengan cepat nayeon menghapusnya, ia tidak ingin jaebum melihatnya.

" kalau begitu bersikaplah seperti mereka ... yang tak perduli apapun yang aku lakukan, yang terpenting aku lulus dengan nilai sempurna" ucapnya sarkas dan berlalu melewati jaebum untuk memungut miliknya yang bertebaran di lantai.

" kau masih ingatkan pintu keluar didepanmu, jadi tolong keluar sekarang ... aku ingin sendiri"

Tanpa ada sanggahan lagi jaebum akhirnya keluar dan menutup perlahan pintu kamar adiknya itu. Menatapnya lirih, tak sampai hati ia melihat adiknya. Jaebum tak ingin yang tidak ia inginkan terjadi.

Sementara didalam nayeon bersandar di ranjang tidurnya, terduduk dilantai dengan kepala menghadap atap langit-langit.

Ia benci ketika hatinya begitu lemah saat merasa butuh pelukan sang kakak, ia benci ketika airmata seorang berlomba lomba untuk keluar tanpa ia minta.

Seperti saat ini. Air Matanya tak lagi bisa ia tahan, terlalu sulit. Bahkan sekarang dadanya terasa sesak akibat tangisan yang seolah meledak.

Tangannya mengepal, tak lama tangannya memukul kepalanya dengan kencang bermaksud untuk menghentikan tangisannya. Namun bukan berhenti malah bertambah lagi.

Tak cukup sampai disitu, kini ia menarik rambutnya dan mengacaknya samapi beberapa helai rambutnya berjatuhan karena rontok.

" kalian tidak mengerti ... kalian tidak akan mengerti"

I Am Sasaeng Fan [ Do Kyung-soo X Im Nayeon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang