Part 5 : Lily Of The Valley

346 37 0
                                    

" ada apa dengan bibirmu yeon-ie ?" Tanya jaebum saat melihat bibir adiknya yang membengkak dan ada sedikit luka disana.

" ah jinja apa kekasihmu terlalu kasar sayang" ujar Im jaenim yang tak lain adalah ayah mereka dengan gurawan. Sementara sang ibu pun ikut tertawa.

" kapan kau bertemu dengan model bertato itu ? Dan ini yang ia lakukan ha" mungkin sebelumnya ia tak pernah membahas ini.

Namun benar. Nayeon memiliki kekasih, bila ditanya apakah mereka saling mencintai. Ehhmmm entahlah, hanya mereka yang tahu.

Mereka bahkan sudah berhubungan hampir 2 tahun. Tentunya itu bukan waktu yang singkat untuk suatu hubungan. Namun memang nyatanya seperti itu.

Nayeon memutar matanya malas. " bukan urusanmu oppa. Eomma appa,  aku berangkat lebih dulu ..." balasnya dan keluar dari sana tanpa memperdulikan panggilan sang kakak.

" jangan terlalu mengekang adikmu ... dia juga pasti sedang menikmati masa-masa kasmarannya" sanggah sang ibu pada jaebum.

" ia betul itu. Sudah lanjutkan makannya"

Sementara nayeon berkali-kali menelphone orang suruhannya namun belum juga ada balasan. Sampai tak lama nomer tak ia kenal menelphonenya.

" yeoboseyo ..." sapanya pada orang di sebrang.

" nouna maaf ini kami. Kami sudah berhasil melakukan perintah nouna ..."

" ah kalian. Baik kalau begitu terima kasih, bayarannya sudah saya transfer" tak tunggu lama ia pun memutuskan sambungan telphonenya.

Senyumnya kembali tercetak disana. Siapa yang menyangka kalau sosok wanita berparas cantik, dengan senyum manis mampu melakukan hal keji. Tentu saja bisa, siapapun bisa melakukan hal yang mereka mau bukan. Termasuk dirinya.

Rasa khawatir menyerangnya tiba-tiba. Saat dirinya kembali ingat bahwa dengan sengaja ia menggores pergelangan tangan milik kyungsoo dan tak sengaja mengenai kaki pria itu.

Namun rasa marahnya terlalu menguasainya kemarin sampai melupakan rasa simpati dan apapun itu.

Kini dirinya pun sudah sampai di rumah sakit tempat dirinya mengerjakan skripsi untuk menyelesaikan kuliahnya, karena dirinya memang salah satu mahasiswa semester akhir sarjana 1.

" nayeon .. palli" panggil salah satu teman kuliahnya dari kejauhan. Dengan malas ia pun menghampiri dan mengikuti briefing yang di pimpin salah satu pengawasnya hari ini.

" baik semuanya. Hari ini kita akan mengotopsi beberapa jenazah dan ingat untuk melakukannya dengan benar. Karena ini juga adalah salah satu bentuk penilaian lulus atau tidaknya kalian ... mengerti"

" ne ... mengerti"

.
.
.

" hay ..." sapa nayeon pada ke enam pria yang masing-masing memegang alat musik.

Ya disinilah ia sekarang. Bersama keenam pria yang masih berharap sebuah keajaiban datang dan membuat mereka dilirik salah satu indutri musik.

" ada apa gerangan yang membuat kelinci manis ini ke studio. Padahal sudah hampir dua bulan tidak berkunjung, kufikir kau melupakan kami" nayeon mempout bibirnya dan menggeleng tidak setuju.

Ia berjalan menghampiri pemain synthesizer dan memeluknya dari samping. " kalian tahu kan aku sedang sibuk dengan semester akhir, jadi tentunya akan sangat jarang untuk berkunjung.

" ya ya tapi kau tahu kan kalau dia ekhm maksudnya kami merindukannya" ucap jaehyung seraya menggoda pria bernama park sungjin.

Nayeon melepas pelukannya pada woonpil dan mengalihkan padangannya kearah gitaris itu sambil tersenyum. Sementara pria itu membalas senyuman nayeon dengan hangat.

Pria itu bangkit dan menyentuh sudut bibir milik nayeon dengan hati-hati, namun nayeon meringis menandakan kalau itu adalah luka baru. " kenapa ini ," tanya sungjin.

" ah ini ... aku memakai terlalu banyak produk lipstik dan salah satunya membuat bibir ku kering dan hasilnya jadi seperti ini" alibinya. Tapi karena pertanyaan itu ia kembali mengingat sensasi gila, yang seharusnya sudah ia enyahkan sejak kemarin.

" hey kita disini semuanya teman. Jadi   mau senang maupun sedih kita harus saling berbagi, dan  .... dan karena aku sedang senang jadi. Kita makan ramen sepuasnya" ujarnya tiba-tiba

Keenam pria itu pun bersorak gembira. Siapa yang tak mengenal si kaya nayeon, anak mentri pemilik rumah sakit ternama. Namun bukan karena itu mereka mau berteman dengan wanita ini. Tapi karena tulusnya nayeon dan tidak memandang rendah orang lain.

Tak banyak yang tahu sisi nayeon yang ini. Yang mereka tahu hanyalah si gadis pintar yang psikopat. Bukan mereka namun hanya beberapa. Diluar itu, nayeon hanya seorang gadis pendiam yang tak tersentuh.

Sampa disalah satu resto ramen favoritnya, mereka pun masuk dan menempati tempat duduk yang kebetulan kosong. Sementara nayeon mulai memesan apa yang biasa mereka pesan bila berkunjung ketempat ini.

Suara bariton yang cukup ia kenali mengusiknya. Tepat disebelahnya, delapan pria yang sangat ia kenal bercengkaman disana. Salah satunya adalah pria yang ia cinta ...mungkin.

" jadi sebenarnya apa yang membuatmu senang hari ini ?" Tanya Young-hyun tanpa lepas dari makanannya. Sementara yang lain pun juga mulai asik dengan makanannya.

" uhmn ... karena jadwal otopsiku dibatalkan ya jadi aku senang" ucapnya dibuat-buat. Sementara matanya sesekali melirik para pria disebelahnya dengan senyum tipisnya.

" ah sebentar ... aku ketoilet dulu ya" pamitnya lantas beranjak dari sana menuju toilet.

Ia tak lantas ke toilet, sebelumnya ia kembali melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat resto ini ramai. Dan mengingat itu membuat senyum nayeon tak pudar.

Senyumnya terus saja mengembang sampai ia keluar untuk kembali ke mejanya, namun siapa sangka ia malah tak sengaja menabrak seseorang didepannya.

Ia mendongak dan mendapati pria yang saat ini ia hindari. Mati-matian untuk tetap tenang walau saat ini entah mengapa ia gemetar.

" penguntit ..." ucapnya tanpa intonasi namun mampu membuat hatinya berdesir takut.

" aku bukan penguntit" Matanya melihat itu. Kyungsoo melihat bekas luka di sudut bibir nayeon dan entah mengapa jantung berdetak tak normal. Dan merasa, mungkin itu memang pantas untuknya.

" lalu untuk apa kau bisa ada disini nona ... aku bukan orang bodoh yang bisa ditipu wajah polosmu" balasnya lagi dengan wajah yang sedikit mendekat.

" aku bukan penguntit seperti yang lain jika itu yang kamu fikirkan" nayeon menarik nafas mencoba untuk tidak terpancing.

" caramu rendahan sekali im nayeon. Untuk mendapatkan seorang park chanyeol yap ... kamu enggak lebih hanya sekedar fans fanatik yang egois" ucapnya penuh penekanan.

Mata nayeon memerah. Ia lagi-lagi marah dengan apa yang diucapkan pria ini padanya. Tak terima dengan apa yang dibicarakan, karena ia tetap merasa dirinya tak seperti fans yang lain. Ia berbeda.

" tidak ... kamu salah. AKU MENCINTAINYA. Aku tulus mencintai sebesar apapun yang enggak kamu tahu" balas nayeon dengan penuh penegasan. Dan saat itu juga air matanya turun tanpa bisa ia cegah.

Diluar seketika ramai seperti apa yang sudah ia duga. Tanpa berpamitan dengan beberapa temannya lagi, nayeon keluar dari resto tersebut dengan meninggalkan pesan kepada keenam temannya di media sosialnya.

Sementara didalam banyak beberapa fans bar-bar yang memaksa untuk mendapat foto dari member exo. Dan nayeon tersenyum puas akan hal itu.

....ToBeCountine....

I Am Sasaeng Fan [ Do Kyung-soo X Im Nayeon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang