Kejutan.

624 48 5
                                    

Hari ini adalah hari tersial bagi Eunsang.

Paginya dia tidak sengaja telat bangun, padahal dirinya sudah menyetel alarm tapi tetap tidak terdengar mungkin karena efek dia bedagang semalaman untuk menonton film bola.
Namun sialnya lagi Junho tak membangunkan dirinya, alhasil dirinya kelabakan sendiri setelah melihat jam dinding yang sudah menujukkan jam 07.45 yang mana 15 menit lagi kelasnya akn dimulai.

Eunsang pun turun dari kamarnya dengan tergesa-gesa, lihatnya penampilannya yang sangat tidak mencerminkan siswa sekolahan. Dimana dasi yang tidak disimpul dengan benar, jas almamater yang hanya disampirkan di bahunya, dan lihat kemejanya bahkan belum terkancing semua sehingga terlihat baju kaos berwarna hitamnya.

Eunsang mengedarkan pandangannya, benar dugaannya dia pasti ditinggal sekolah. Sialan, pikir Eunsang tega sekali mereka.

"Eunsang, lihat penampilanmu" pekik Wooseok dari arah dapur.

"Iya hyung!" jawan Eunsang sambil berlari menuruni tangga, sesekali dia berusaha membuat simpul dasinya.

"Eunsang, sarapan dulu" pekik Wooseok lagi.

"Tak sempat hyung, aku langsung berangkat saja!" jawab Eunsang sambil berlari keluar rumah.

Wooseok yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, heran dia melihat adik-adiknya seperti itu. Mungkin lain kali dia harus membatasi adik-adiknya untuk menonton ataupun bermain game agar tidak bedagang dan terlambat sekolah.

---'---

Jangan pikir kesialan Eunsang sampai disini saja, tetapi kesialan lain pun Eunsang hadapi. Dimana pintu gerbang sekolah sudah tertutup rapat, Eunsang merutuki dirinya sendiri. Bagaimana cara dia agar bisa masuk ke kelas?
Ah ataukah dia bolos saja hari ini?
Tidak! Tidak! Jika Seungwoo dan Wooseok hyung tau dia bolos bisa habis dia nanti.

Jadi Eunsang berusaha membujuk satpam penjaga sekolah untuk membuka pintu gerbangnya, namun satpam tersebut tak mau mendengarkan Eunsang.

"Ayolah pak, saya hanya telat hari ini. Ijinkan saya masuk!"

"Tidak bisa! Ini sudah jam 8 jadi pintu gerbang memang harus ditutup!"

"Tapi pak, saya tidak telat! Saya datang tepat waktu!" elak Eunsang.

"Tidak bisa!"

Eunsang mencebik kesal, dia harus menyusun strategi agar dirinya dapat masuk ke kelas. Akhirnya dia pergi ke belakang sekolah dan memanjat tembok pembatas.

Dan kesialan datang lagi padanya, dirinya terjatuh membuat celana dilututnya robek.

"Sial!" gerutunya saat merasakan rasa sakit pada kakinya.

"Mana robek lagi! Untung robeknya tidak di area berbahaya" gerutunya.

Eunsang lantas berjalan mengendap-endap menuju kelasnya agar tidak ketahuan guru BK, sesampainya di depan kelas Eunsang melihat guru yang sudah mengajar di kelas membuat Eunsang takut. Bagaimana jika dia dihukum?

Dengan berat hati akhirnya dia mengetuk pintu kelas lalu membukanya terlihat guru tersebut menoleh lalu berjalan kearah Eunsang.

"Eunsang, kenapa kamu baru datang?" tanya sang guru.

Eunsang hanya bisa menunduk sambil meremas ujung seragamnya. "Maaf, saya bangun kesiangan" cicitnya.

"Baiklah, sebagai hukuman silahkan berdiri di depan kelas. Angkat satu kaki lalu kedua tangan di telinga. Jangan berhenti sebelum istirahat!" final guru tersebut.

Dengan berat hati akhirnya Eunsang menurutinya, dia mulai berdiri di depan kelas sambil memegang kedua telinganya dan mengangkat satu kaki.

Empat jam pelajaran bukanlah waktu yang singkat, hal itu mampu membuat Eunsang kelelahan akibat terlalu lama berdiri dengan satu kaki. Bahkan sekarang kepalanya sudah pusing dan kakinya yang terasa pegal.

Our Home (X1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang