Tentang seorang gadis bernama Ruina yang harus menjalani hukumannya ke Moskow, Rusia untuk melanjutkan pendidikannya. Keputusan sang Papa itu bukan hanya terfokus untuk pendidikan sang puteri, namun juga merubah sikap Ruina yang di luar kata baik se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hidup itu tak selalu sejalur dengan hati dan pikiran, kau harus melalui berbagai tantangan untuk memiliki hidup yang berarti.
Pertemuan itu bagaikan angin. Lewat tanpa diduga, membawa sebuah kesejukkan yang berakhir dengan kenyamanan.
Suhu udara terasa begitu dingin. Hembusan angin mampu membekukkan beberapa pohon. Terlihat seorang gadis berdiri di sebuah terminal di pertengahan kota Moscow, Rusia. Rusia sedang mengalami musim dingin yang begitu hebat. Beberapa terminal bus ditutup dan hanya Moscow "Southern Gate" central bus terminal yang masih beroperasi.
Lonjakan para penumpang domestik maupun internasional banyak berdatangan. Gadis itu berjalan menuju loket untuk meminta petunjuk keberangkatannya. Ia menarik kopernya memasuki sebuah bus yang akan membawanya ke suatu tempat yang ia tuju.
Gadis berambut panjang itu terlihat mengenakkan topi hangat, juga syal tebal melingkari lehernya. Kepalanya mulai bersandar di jendela bus. Matanya terbelalak menatapi salju yang tengah berterbangan di luar jendela bus. Tangannya bermain dengan mengulas beberapa kata di jendela bus yang buram karena uap dingin. Namanya, Ruina Tejawangsa. Gadis berperawakan cantik, berbadan langsing bak aktris Korea, bermata bulat, hidung yang mancung juga senyum yang manis ini adalah keturunan keluarga Tejawangsa, pemilik perusahaan manufaktur terbesar di kota Bandung saat ini.
Tejawangsa adalah nama marga yang diberikan turun temurun dari nenek moyangnya. Direktur utama sekaligus pemiliknya adalah Bapak Ardi Tejawangsa. Ya, dia Papa dari Ruina. Sementara, Mama Rui, Bu April Tejawangsa adalah Ibu sosialita yang paling tersohor namanya. Ia mendirikan sebuah yayasan untuk anak yatim piatu yang berjalan kurang lebih sudah lima tahun. Gadis yang biasa disapa Rui ini tengah menjalani hukumannya untuk ke Rusia. Apa? Hukuman? Ke Rusia? Kok bisa?
Hidup menjadi seorang sultan adalah impian banyak orang. Hidup bergelimang harta ternyata telah membuat Ruina tumbuh menjadi gadis yang tak mengenal makna kehidupan. Kebiasaan dimanja, dituruti, atau hidup sesuka hati ternyata telah mengubah hidup Ruina selama ini. Hal itu pun akhirnya menampar Pak Ardi sebagai orang tua yang berpikir telah gagal mendidik puterinya selama ini. Reputasinya kian melonjak bersamaan dengan berita simpang siur kalau Ruina sering bebuat onar di luaran. Semuanya telah membuat dirinya malu sebagai orangtua dan telah mengubah jalan pikiran Pak Ardi untuk membenahi sikap Ruina saat ini. Ya, hukuman itu pun jatuh pada Ruina.
Ruina adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ia mempunyai kakak lelaki yang saat ini tengah mengejar karirnya di Rusia. Sungguh hebat bukan keluarga ini? Pak Ardi sangat berharap bahwa keturunannya kelak akan ia kirim ke luar negeri dan pulang kembali bisa mengharumkan nama keluarga, bangsa dan negara.
