32. Tidak Mungkin

515 65 0
                                    

Rui pulang dengan begitu senang. Ia mencium Mamanya yang tengah membereskan tasnya ke lemari. Ia menghampiri Papanya yang terus memainkan Ipadnya untuk mengurusi bisnis. Rui memeluknya erat membuat Pak Ardi kebingungan.

"Ada apa sama kamu Rui?" Bu April datang dengan heran.

"Tau tuh, happy banget kayaknya dari tadi," celetuk Ezlan yang sebenarnya sudah tahu hubungan antara Rui dan Deon saat itu.

"Ma, Rui mau bicara sesuatu." Ucapan Rui membuat Ezlan melotot. Ia lantas mengisyaratkan Rui untuk tidak membicarakannya saat ini. Wajah Ezlan pun mencirikan kecemasan dan ketakutan jika Rui berusaha jujur pada kedua orangtuanya perihal hubungannya dengan Deon.

"Papa gak tau sumber happy kamu dari mana. Papa punya satu hal yang harus kamu tau sekarang Rui dan akan membuat kamu lebih bahagia dari ini." Pak Ardi melepaskan Ipadnya dan menaruhnya dengan tenang ke atas meja.

"Papa kok serius banget sih, ngeri Rui liatnya. Apaan sih emang? Dari kemarin kalian serasa menyembunyikan sesuatu dari Ruina ya? Aku kan kepo! Ada apa sih Pa?"

Pak Ardi menghela napasnya sambil tersenyum.

"Kamu kan udah dewasa. Walaupun kamu masih kuliah, Mama rasa kamu udah siap untuk hal ini." Ucapan Bu April membuat Rui, Ezlan dan Hesa yang mendengar pun akhirnya ikut bingung.

Hesa pergi ke dapur untuk mengambil beberapa gelas minuman untuk keluarganya.

"Siap apa Ma?" Rui bertanya bingung dengan heran.

"Kamu lagi jatuh cinta kan?" Pertanyaan Pak Ardi membuat Rui melotot melirik Ezlan. Rui sempat kaget dan berpikir mungkin orangtuanya sudah mengetahui semua tentang Deon. Sementara Ezlan hanya menyeringai aneh. Ia belum mengatakan apapun perihal hubungan asmara adiknya pada orangtuanya. Dan hal itu membuat Ezlan berdiri begitu cemas menatapi Ruina.

"Da ... dari mana Papa tau?" Rui tersenyum sipu. Padahal di sana Ezlan sudah sangat ketakutan. Dan Rui malah mengekspresikan perasaannya dengan menjawab jujur sang Papa.

"Tuh kan benar Ma. Rui, Papa udah lama ingin melihat kamu bahagia, sebelum Papa dan Mama tiada, Papa pengin melihat kamu menikah nak." Ucapan Pak Ardi akhirnya mengagetkan semua orang.

"Apa? Menikah? Rui masih kuliah!" Rui menimpali dengan aneh, namun rasanya ia senang karena ia tahu orangnya itu pasti adalah Deon, cintanya saat ini.

"Papa, gak salah ngomong?" tanya Ezlan begitu kaget. Ia menghampiri Papanya dan masih berdiri meminta penjelasan.

"Papa pengin liat kamu tunangan. Besok Papa akan panggil dia ke sini. Jika kamu setuju ... Papa akan segera mengenalkan kalian lebih jauh."

Ezlan semakin bingung karena ia belum tahu jelas siapa pria yang dimaksud oleh Papanya itu.

"Tapi Pa ..." Rui sedikit tidak enak kala itu. Ia masih bingung dengan ungkapan Papanya. Satu sisi ia berpikir, pria itu pasti Deon karena Deon lah yang saat ini ia cintai.

"Masa Deon? Gue belum bilang apa-apa sama Mama Papa," batin Ezlan yang memang agak sedikit bingung dengan pembicaraan kedua orangtuanya tersebut.

"Kamu setuju?" tanya Bu April.

Awalnya Rui ragu karena memang ia masih dalam masa perkuliahan. Tapi saat ini, ia tak ingin kehilangan Deon. Batinnya mengira, orang itu adalah Deon. Ia mungkin berpikir Ezlan pasti sudah memberitahu semuanya.

"Emm!" Tanggapan Rui membuat semua orang kaget. Mama dan Papanya terlihat girang dan bersorak menang. Tak terkecuali dengan Ezlan. Ia menatap Rui tajam tak habis pikir. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk mengisyaratkan Ruina untuk tidak menjawab apapun pernyataan orangtua mereka.

DI BALIK JENDELA MOSCOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang