12: Pemilihan ketua RT

4.1K 465 239
                                    

Jihyo membaca majalah di sofa ruang tamu dengan raut serius. Ketenangan wanita itu seketika terusik ketika mendengar suara ribut Taehyun dan Yuri dari ruang keluarga.

"ADEEEKKK KENAPA PERSEDIAAN TETEH KAMU ABISIN SEMUA?!"

"APA SIII TEHHH? ADEK LAGI MABAR NIH JANGAN GANGGU!"

"GANTIIN PERSEDIAAN CEMILAN TETEH! ATAU TETEH CAKAR-CAKAR MUKA KAMU!"

"EMAAAK NIH TETEH GANGGUIN ADEK! RAMBUT ADEK DIJAMBAK!"

"EH KUTIL BADAK SEMBARANGAN! BOHONG EMAAAKKK. INI ADEKNYA MULAI DULUAN!"

"KUNAON SIH MEUNI GARANDENG!" Jihyo teriak keras, nggak teriak aja suaranya gede apalagi pas teriak. Suara teriakan anak-anaknya pada kalah kali. "ARI MARANEH TEH KUNAON HA? HENTEU BISA BIARIN EMAK TENANG SEDIKIT?!"

(Kunaon sih meuni garandeng: kenapa sih pada berisik?)

"Si bontot ini Mak, cemilan teteh diabisin semua!" adu Yuri kesal.

"Ya tapi nggak usah pake jambak rambut juga! Sakit, tauk!" balas Taehyun tak mau kalah.

"Ada apa ribut-ribut?"

Sang kepala keluarga muncul. Dengan muka bantal, baru bangun tidur, Yoongi menatap istri dan kedua anaknya secara bergantian. "Kenapa, hm?"

Jihyo mendengus, "tau nih anak abah. Berantem terus."

"Anak abah ya anak emak juga," Yoongi geleng-geleng kepala, lalu bertanya lagi pada kedua anaknya, "kenapa pada berantem? Abah lagi tidur. Kebangun gara-gara kalian."

"Cemilan teteh ludes, dimakan semua sama adek, jadi teteh marah, Bah." jawab Taehyun.

"Gitu doang?" Yoongi menguap, mengangguk-angguk. Lalu pria itu mengeluarkan dua lembar uang warna merah dari sakunya, "nih. Beli cemilan yang banyak. Kalau kurang tinggal minta lagi."

"Makasih, abah!" ucap Yuri dan Taehyun kompak.

"Nyengir siah," cibir Jihyo melihat Taehyun cengengesan.

"Gih, sana jajan." titah Yoongi.

Kakak beradik itu pun berpamitan sebelum keluar dengan langkah setengah berlari riang.

"Eeeehhh, abah mau kemana?" tahan Jihyo saat Yoongi ingin kembali ke kamarnya.

"Lanjut tidur." jawab Yoongi datar.

Jihyo mendelik, "daritadi tidur mulu, kebo banget, sih! Nggak ada kerjaan!"

"Ngapain kerja? Duit udah banyak," enteng Yoongi.

Bapak Yoongi ini walau hobinya tidur, duitnya mengalir lancar jaya. Kerjaan doi cuma nulis lagu, aransemen lagu, dan dulunya juga mantan rapper terkenal. Sebelas-dua belas sama bapak Hanbin. Makanya Bapak Yoongi di rumah terus, katanya, "Kerja jadi produser musik tuh enak. Di rumah aja. Isi dompet tenang, hati pun senang."

"Abah tuh gak pernah peka, kerjaan molor terus, waktu sama istri jarang." Emak Jihyo mulai ngomel. "Liat keluarga lain. Sesibuk apapun si Taehyung—dia selalu nyempetin waktu buat keluarganya, apalagi kalau Tzuyu minta selalu dikasih, Mas Namjoon selalu kasih kejutan romantis buat Chae, Bang Seokjin nggak pernah sekalipun nyuekin Mina, Hanbin walaupun kapasitas otaknya cuma separo selalu nunjukkin betapa sayangnya dia ke Dahyun, Daniel selalu ngajak Sana kencan berdua tiap liburan, Bang Hoseok selalu hibur Momo dan kasih apa yang Momo mau kalo lagi sedih, Jungkook selalu perhatian dan sering muji Nayeon, Jimin meskipun harga dirinya nista depan Jeongyeon, dia selalu rela ngelakuin hal bodoh demi bikin Jeongyeon ketawa." tuturnya panjang lebar. Mata bulatnya berkaca-kaca. "Tapi abah nggak pernah kayak gitu. Bukannya emak nggak bersyukur... emak juga pengen abah luangin waktu sedikit aja buat bikin emak merasa bener-bener disayang. Maaf kalau berlebihan."

Keluarga Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang