Pingsan?

30 6 3
                                    


Hari ini adalah jadwal tim basket SMK Harapan Negara Tercinta dan SMK Hanya Satu di Indonesia melakukan sparing.

Revan sebagai ketua basket mengkoordinir teman-temannya untuk segera melakukan pemanasan. Jeritan lebay para cabe terdengar membahana meneriakkan nama Revan dan Agam.

Revan hanya tersenyum masam saat seorang cabe menghampirinya dan memberikan sebotol air mineral dan sekotak tisu.

'Dulu aja kalian ilfill ama gue, sekarang malah muji-muji gue. Pengen jadi pacar gue lah, pengen deket ama gue lah. Dulu kalian kemana aja waktu muka gue masih buluq sebuluk wajah miper. Ets... ga ding! masih gantengan gue dikit daripada miper dulu sebelas, sebelas koma lima lah' ujar Revan dalam hati.

Revan menoleh saat merasakan tepukan pada bahunya. Di lihatnya Agam memdekat dengan membawa para cabe yang bergelayut menjijikkan di sampingnya.

"Nape lu bawa cabe ke sini?. Katanya udah tobat" ujar Revan menatap sinis Agam.

Inilah sifat Agam yang tidak patut di contoh oleh anak manusia, di balik wajahnya yang innocent Agam merupakan seorang player kelas buah-buahan. Karena baru kemarin jadian besoknya langsung kumat kalo liat yang bening-bening.

"Selow bro, lagian Vanny juga nggak masalah kok gua jalan sama siapa aja" balas Agam tersenyum.

Revan hanya menghela nafas. Beginilah nasibnya kalau bersahabat dengan seorang Agam, harus sabar kalau tidak mau persahabatannya rusak hanya karena masalah sepele. 'Sepele hellow masalah hati itu masalah serius ya!'

Revan melangkah mendekati Agam. Membuat para cabe yang bergelayut manja di tangan Agam melepaskan diri. Di depan telinga Agam ia berbisik.

"Serah dah. Abis ini kita harus bantai abis-abisan tim lawan. Ga sabar gua lawan kaptennya" Ucap Revan diselingi tawa meremehkan.

"Kuylah.. beri dia pelajaran, kita pasti menang lawan upil idung kek dia" Balas Agam berbisik di telinga Revan

"Bwahahah" tawa kedua sahabat itu mengalihkan perhatian semua orang. Apalagi cabe yang berada di belakang Agam, semuannya berlari terkencing-kencing mendengar tawa mengerikan kedua sahabat itu.

Melihat para cabe lari tawa mereka malah makin kencang. Apalagi yang paling membuat Revan tertawa adalah Agam yang ketawa hingga terkentut-kentut.

Dut..prutt...prett...brettprutt...bruttdutpret...prett...brutdut...psss..

Sangat ucul memang. Tapi inilah Agam si sahabat ucul yang menyandang gelar sebagai player.

___________

Sorak penonton memenuhi lapangan basket indoor. Di sana Revan sedang mendribble bola, bersiap melakukan lay up. Satu tembakan saja mungkin akan menghasilkan three point namun tiba-tiba tubuh Revan limbung.

Ktuk bruk

Penonton mulai ricuh melihat Revan pingsan. Tanpa banyak omong Agam langsung menggendong Revan menuju UKS.

Suasana koridor yang sepi memudahkan Agam untuk sampai di UKS lebih cepat,dan menghemat tenaga karena tidak berdesak-desakan saat menggendong tubuh Revan.

Kriet Brakk...

Agam menendang pintu yang tidak mau terbuka sendiri. Perlahan ia meletakkan tubuh Revan ke kasur UKS.

"Bodo banget si lu. Polos banget jadi bocah, minuman lu tadi pasti abis dikasih obat sama Luke. Gua harus bikin pelajaran sama dia!" omel Agam melihat sahabatnya pingsan.

Dengan kebingungan, Agam membuka setiap laci UKS guna mencari minyak kayu hijau.

Karena tak kunjung menemukan minyak tersebut, berangkatlah Agam ke kopsis.

RevanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang