Part 4: Cinta vs Nafsu

23.3K 173 1
                                    

Zakra benar-benar melakukan lebih banyak perubahan dan kemajuan.

"Kakak akan menjagamu dengan baik, dan anggap saja kakak sebagai orang tuamu. Mulai sekarang tidak perlu merasa sendiri lagi.." itulah kalimat yang sering kali di lontarkan oleh Zakra kepada Nath.

Nathasya yang merupakan seorang anak broken home. Dalam kehidupan masa kecilnya hingga remaja dan akan beranjak dewasa, begitu banyak luka hati dan juga fisik yang ia terima dari perlakuan ibunya.

Ibunya hanyalah seorang petani sawah, dapat bertahan hidup pun semua karena kerja keras dengan menjual sayuran dan hasil panen sawah. Nathasya sejak sekolah menengah pertama sudah tidak lagi tinggal bersama ibunya. Nathasya tinggal bersama kedua orang tua angkatnya, yang juga sangat menyayanginya.

Ibunya yang mengalami setres berat hingga hampir depresi, akibat perlakuan kasar sang ayah yang suka melakukan tindakkan kekerasan. Karena rasa tekanan jiwa itulah yang membuat sang ibu kerap kali mencari pelampiasan emosi. Nathasya harus bertahan menerima perlakuan kejam sang ibu.

Di pukul, di tendang, dimaki-maki dengan perkataan kotor yang kejam, di sirami air cucian piring, hingga terkadang sang ibu tak segan memerintahkan Nathasya untuk tidur dikandang ternak. Sejak kecil Nathasya tak henti-hentinya menerima kekerasa fisik dari sang ibu.

"Apakah aku sungguh anak kandung ibu? apakah aku benar-benar lahir dari rahim ibu? Mengapa aku harus mengalami semua in..."
Itulah jeritan yang sering kali Nathasya lontarkan disaat sang ibu sedang melakukan kekerasan fisik padanya.

Rasa tidak tahan, tidak sanggup, tidak mampu lagi untuk bertahan, tak jarang Nathasya ingin sekali berniat kabur dari rumah. Namun setelah lulus sekolah dasar, sang bibi yang merupakan adik kandung dari ibunya pun berkunjung ke kediaman mereka di perkampungan.

Melihat kondisi ekonomi yang begitu menyedihkan, akhirnya sang bibi membujuk sang ibu untuk melepaskan Nathasya dan tinggal di kediaman sang bibi di area kota. Karena himpitan ekonomi akhirnya sang ibu pun merelakan kepergian Nathasya demi menggapai cita-cita dan harapannya.

Perih hati pun harus Nathasya tahan, karena kepergiannya dari sisi sang ibu cukup membuatnya bersedih hati. Dibalik semua perlakuan sang ibu, Natha tahu bahwa sang ibu begitu sangat menyayanginya.

Keberadaan Natha di kediaman sang bibi pun tidaklah cuma-Cuma, ia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya pembantu rumah tangga yang digaji dengan bantuan biaya pendidikannya. Sakit dan rasa ingin pergi pun sering kali muncul dibenaknya.

"Aku pikir dengan tinggal bersama bibi aku akan hidup lebih layak, tapi nyatanya aku harus menahan proses ini..." rintih batin Natha.

Namun, sang bibi pun cukup menyayanginya. Hingga akhirnya Natha diminta untuk memanggilnya dengan sebutan "mama". Kasih sayang sang bibi pun membuat Natha tetap mampu bertahan, demi bisa bersekolah.

Seorang gadis lugu yang baru saja beranjak dari perkampungan, dan baru mengenal bagaimana rasanya tinggal di kota. Sejak sekolah menengah pertama, begitu banyak teman-teman sekolahnya yang sudah tidak perawan lagi karena pergaulan bebas. Hal tersebut terkadang membuat pertahanannya hampir goyah.

Masa sekolah menengah Natha lalui dengan baik, hingga akhirnya masa sekolah menengah atas. Di usianya yang ke tujuh belas tahun, Natha merasakan ada hal yang kurang dalam hidupnya.

Teman-teman sebayanya sudah memiliki kekasih, dan hanya dirinya yang tak kunjung menemukan sosok yang dapat menggetarkan hatinya. Nath sering kali menerima olok-olok dari teman-temannya karena hanya dirinya yang belum mendapatkan seorang pacar.

Akhirnya, Nath bertemu dengan sosok laki-laki yang dewasa dan cukup mampu membuatnya sangat bergantung. Dialah Zakra, usia dua puluh tiga tahun dengan rentang usia lima tahun lebih tua dari usia Natha.

Mr. Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang