|6.🩺

36.3K 3.3K 34
                                    

"Ketika aku mengatakan aku membencimu, namun hatiku terasa mengingkarinya bahwa ia mungkin sedang mengukir namamu di sana."
~Keisya putri al-farabi-

Assalamu'alaikum epibadeh
Author balik lagi nih
Bawa si judes ama si dingin
😂🤣
Happy reading
Typo bertebaran
Vote and coment

Follow akun akuuu wp aku ya!
♡♡♡♡

Keisya menatap pantulan wajahnya di cermin. Mukanya merah bukan karena marah tapi merasa malu. Keisya kembali membasuh wajahnya berharap merah di wajahnya akibat melihat Alif tadi akan menghilang.

Ia sudah berada di kamar selama satu jam sedangkan Dian baru saja pulang setelah puas menertawainya dan itu sangat menyebalkan bagi Keisya.

Keisya membuka pintu kamarnya. Ia ingin kebawah menunggu orderannya ia baru saja memesan sekotak pizza.

"Saya tidak bisa." Keisya menghentikan langkah kakinya tepat di balik tembok yang akan melalui ruang keluarga. Ia tahu itu suara Alif dan dari sini ia dapat memastikan kalau gadis yang membelakanginya saat ini adalah Anisa ternyata gadis itu sudah pulang. Entah lah Keisya tidak terlalu memikirkannnya.

"Kakak bisa membatalkannya," ucap Anisa terdengar memohon dengan nada khasnya yang lembut. Keisya dapat mengetahui keterlukaan dari nada bicara Anisa dan di ia juga  melihat guratan kesedihan dari raut wajah Alif.

"Saya tidak bisa. Kamu harus mengerti," ulang Alif pada Anisa saat ini mereka saling duduk berhadapan namun tidak saling memandang tapi saling menundukan pandangan masing-masing dan Keisya dengan setianya masih mendengar percakapan keduanya ia terlalu penasaran pembicaraan antara dua sauadara itu.

Keisya ambigu dengan arah pembicaraan keduanya jadi ia lebih memilih bertahan di balik tembok itu. Jiwa kekepoannya berkobar.

"Kakak mencintainya?" tanya Anisa.

Keisya membelalakan matanya.

Buset bahas cinta-cintaan!

"Saya—" ucapan Alif terpotong saat ponsel milik Keisya berbunyi mengalihkan keduanya. Keisya merutuki tingkahnya seperti penguntit dan sekarang Alif dan Anisa melihat ke arahnya dengan keterkejutan mereka seperti orang yang terciduk membuat kesalahan dan Keisya dengan santainya berlalu di hadapan keduanya tanpa menoleh sedikit pun.

Dengan berpura-pura tidak tau Keisya keluar dari persembunyian dan mengangkat panggilan itu lalu berjalan menuju teras.

"Sial!" umpat Keisya.

Dia sangat penasaran pembicaraan keduanya tapi gara-gara ponselnya berbunyi ia harus menghentikan itu semua.

Setelah mengambil makanan yang di pesannya Keisya pergi ke ruang tamu sebab saat ini hanya ada ia di rumah jadi  Keisya bisa bersantai ria kalau pun ada Alif dan Anisa mereka berdua tidak akan mengusiknya ketenangannya.

"Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji, tidak sehat."

"Hilih bicit lo!" ketus Keisya lalu memandan ke ujung tangga di sana Alif berdiri dengan style kantorannya.

Keisya tak bergeming.

shit!

Ganteng!

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang